
Meulaboh – UTUNews | Dalam rangka memantapkan peluang lolos hibah Grant Riset Sawit tahun 2025, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Teuku Umar melaksanakan workshop penulisan proposal, Selasa, 21 Januari 2025 di Auditorium Teuku Umar. Kegiatan ini menghadirkan Prof (R). Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc., PhD., APU., INV. sebagai Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia.
Kepala LPPM UTU, Ir. Yuliatul Muslimah, M.P. dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan workshop ini merupakan upaya LPPM UTU untuk memastikan proposal dari dosen peneliti UTU yang akan mengikuti program Grant Riset Sawit 2025 memiliki kualitas yang layak. Hal ini membuka peluang lolos dana hibah nantinya dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Kita ingin dengan kegiatan ini, para dosen peneliti UTU dapat memahami trik dan tips yang berguna dalam penyusunan proposal Grant Riset Sawit. Tujuannya tentu saja kita berharap ada proposal dari dosen peneliti UTU bisa lolos pendanaan,” ujar Ir. Yuliatul Muslimah, MP.
Rektor UTU, Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., berharap dosen UTU benar-benar fokus dalam mempersiapkan proposal riset sawit. Terlebih program riset sawit ini sejalan dengan program pemerintah pusat dimana sawit dianggap sebagai komoditi yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat dan negara.
“Saya mengapresiasi langkah LPPM membuat workshop ini. Dosen-dosen terbaik UTU harus benar-benar dapat menyerap ilmu dari Prof. Didiek sehingga nanti proposal yang dihasilkan berkualitas dan layak didanai,” ujar Prof. Dr. Ishak Hasan.
Dalam sesi presentasi, Prof (R). Dr. Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc., PhD., APU., INV. mengatakan bahwa tujuan utama riset kelapa sawit yang didanai oleh BPDPKS adalah untuk menghasilkan teknologi dan/atau kebijakan yang mampu mewujudkan industri kelapa sawit nasional yang tangguh di pasar global.
“Ada empat strategi dalam peningkatan ketangguhan industri kelapa sawit secara global, yakni, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, kedua meningkatkan aspek keberlanjutan, selanjutnya mendorong penciptaan produk dan pasar baru, serta meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Prof (R). Didiek.
Program Grant Riset Sawit merupakan program rutin yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Program ini berkaitan dengan penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari aspek hulu hingga hilir yang merupakan salah satu diantara upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri kelapa sawit nasional. Sampai tahun 2024, jumlah dana riset yang disalurkan oleh BPDPKS untuk grant riset sawit sebesar Rp. 114,15 miliar dengan jumlah total kontrak sebanyak 329. Ada tujuh fokus bidang dalam program Grant Riset Sawit, yaitu, bidang bioenergi, biomaterial/oleokimia, lahan/bibit/budaya, pangan/kesehatan, pasca-panen/pengolahan, penanganan limbah/lingkungan, serta sosial/ekonomi/manajemen/ICT.
“Kami berharap bapak dan ibu dosen dapat mempersiapkan proposal terbaik dengan target menghasilkan paket-paket teknologi inovatif untuk peningkatan produktivitas sawit dalam kerangka intensifikasi dan efisiensi. Selain itu, produk inovasi yang dapat bapak/ibu lakukan adalah mengembangkan mekanisasi dan otomasi proses budidaya berbasis sistem informasi untuk mengantisipasi permasalahan tenaga kerja,” ungkap Prof (R). Didiek.
Di sisi lain, Prof (R). Didiek melanjutkan perlu pula adanya pengembangan produk turunan seperti oleopangan dan oleokimia, produk bioenergi, limbah (biomassa) untuk meningkatkan nilai ekspor produk sawit nasional. Untuk dapat lolos dalam tahap seleksi Grant Riset Sawit, Prof (R). Didiek menyampaikan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain topik yang diangkat harus sesuai dengan bidang unggulan riset. Dosen peneliti harus paham tentang isu yang akan ditangani.
“Penyajian masalah hingga metodologi harus runtut dan logika pemikiran yang jernih. Selain itu aspek manfaat harus sesuai dengan tujuan program riset BPDPKS,” ujar Prof (R). Didiek. [HUMAS UTU]
Editor: Yuhdi Fahrimal | Foto: Zul Eman