
Meulaboh – UTU | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar kuliah umum yang mengangkat tema krusial, “Perikanan Berkelanjutan: Tantangan dan Peluang di Era Perubahan Iklim”. Acara yang berlangsung di Aula Cut Nyak Dhien pada Rabu (24/4/2024) ini menjadi wadah penting bagi mahasiswa, dosen, serta para pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan untuk mendiskusikan upaya menjaga keberlanjutan perikanan di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Jurusan Perikanan FPIK UTU dengan dukungan penuh dari dosen dan mahasiswa Jurusan Akuakultur, Jurusan Ilmu Kelautan, dan Jurusan Sumber Daya Akuatik. Ketua panitia, Akbardiansyah, S.Kel., M.Si, menekankan betapa relevannya topik ini bagi kalangan akademisi.
“Kuliah umum ini memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa, terutama karena fokus pada perikanan berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi solid antara dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di FPIK sebagai pelaksana juga mempererat kekompakan civitas akademika untuk kegiatan-kegiatan mendatang,” ungkap Akbar.
Dekan FPIK UTU, Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman., S.TP., Maitrise., M.Sc., IPU. dalam sambutannya menyoroti betapa rentannya sektor perikanan terhadap dampak perubahan iklim.
“Peningkatan suhu laut, perubahan arus, hingga penurunan populasi ikan adalah konsekuensi nyata yang harus kita hadapi. Oleh karena itu, sinergi antar berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk merumuskan strategi adaptasi yang efektif dan berkelanjutan,” tegas Prof. Ismail.
Prof. Ismail juga menyampaikan harapannya kepada para mahasiswa FPIK UTU agar menjadi agen perubahan yang mampu menjawab tantangan zaman melalui ilmu pengetahuan yang berwawasan lingkungan.
“Kondisi ini menuntut kita tidak hanya memahami persoalan secara ilmiah, tetapi juga membangun sinergi antar lembaga dalam merumuskan strategi adaptasi yang efektif dan berkelanjutan,” lanjut Prof. Ismail.
Beliau mendorong civitas akademika FPIK untuk terus berinovasi dalam mencari solusi berbasis kearifan lokal yang mampu menjawab tantangan global perubahan iklim, melihatnya bukan hanya sebagai ancaman, tetapi juga sebagai momentum untuk transformasi tata kelola perikanan yang lebih tangguh dan inklusif.
Kuliah umum ini menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya, yaitu, Ibnu Sahidhir, S.Pi., M.Sc., Peneliti Senior bidang Akuakultur pada Badan Riset Nasional (BRIN) Jakarta. Dalam paparannya, Ibnu Sahidhir menjelaskan dampak nyata perubahan iklim yang telah dirasakan oleh masyarakat pesisir, seperti perubahan suhu air laut, peningkatan frekuensi badai, dan pergeseran habitat ikan.
“Kondisi ini menuntut respons cepat dan terintegrasi dari seluruh pihak, terutama dalam penguatan riset dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan. Keterlibatan aktif nelayan lokal dalam proses mitigasi dan adaptasi juga sangat penting agar strategi yang dibangun sesuai dengan kondisi lapangan,” ujar Ibnu Sahidhir.
Lebih lanjut, Ibnu Sahidhir menyoroti dinamika global dalam industri perikanan, dengan memberikan perbandingan posisi Indonesia dengan negara lain. Saat ini, Jepang yang dulu menjadi negara dengan hasil perikanan tertinggi telah tergeser oleh Tiongkok, diikuti oleh India dan Indonesia.
“Ini menunjukkan betapa kompetitifnya sektor ini. Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara kepulauan, namun tantangan yang dihadapi juga berat. Peningkatan kualitas SDM, modernisasi alat tangkap, serta dukungan riset dan kebijakan berbasis sains adalah mutlak diperlukan,” tegas Ibnu Sahidhir.
Dengan semangat kolaborasi, Ibnu Sahidhir mengajak seluruh elemen, mulai dari akademisi, peneliti, pemerintah, hingga pelaku usaha perikanan, untuk bersatu merumuskan langkah strategis menuju perikanan yang tangguh dan berkelanjutan di tengah perubahan iklim.
Sesi diskusi interaktif yang dipandu oleh moderator Hafinuddin, S.Pi., M.Sc., berlangsung dengan lancar. Antusiasme peserta terutama kalangan mahasiswa terlibat jelas dengan memaparkan berbagai pertanyaan dan pandangan. Mahasiswa menyadari betul bahwa masa depan perikanan berkelanjutan di Indonesia berada di tangan generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Kuliah umum ini menjadi bagian penting dari upaya FPIK UTU dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 dan 14. Diharapkan, kegiatan ini dapat menginspirasi mahasiswa FPIK untuk mengambil peran aktif dalam membangun perikanan nasional yang berkelanjutan dan berdaya saing di kancah global. [HUMAS UTU]
Teks: Akbardiansyah | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.

Banda Aceh – UTU | Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan tinggi Aceh. Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP., Maitrise, M.Sc., IPU, seorang putra daerah asal Banda Aceh, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK). Acara pengukuhan yang berlangsung meriah di Gedung Event Hall Academic Activity Center (AAC) Prof. Dr. Dayan Dawood, M.A., USK, pada Selasa, 22 April 2025 menjadi penanda capaian tertinggi dalam karir akademiknya.
Prof. Ismail yang saat ini tengah diperbantukan sebagai Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU), berhasil meraih gelar prestisius ini di usia yang tergolong muda, yakni 44 tahun. Pencapaian ini tentu menjadi inspirasi bagi banyak dosen muda lainnya.
Gelar Guru Besar sendiri bukanlah hal yang mudah diraih. Dibutuhkan dedikasi tinggi dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi, melewati serangkaian uji kompetensi, memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun, bergelar doktor, serta mengantongi publikasi karya ilmiah di jurnal internasional bereputasi. Keistimewaan seorang profesor terletak pada keahliannya dalam bidang ilmu yang spesifik, bahkan seringkali menjadi satu-satunya ahli dalam bidang tersebut di universitasnya.
Acara pengukuhan ini dilaksanakan dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Syiah Kuala dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari berbagai universitas di Aceh diantaranya, Rektor UTU, Rektor UNIMAL, Rektor UNSAM, para pejabat UTU dan kolega dari civitas akademika FPIK UTU, serta Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) FPIK UTU. Kehadiran mereka menjadi saksi atas keberhasilan Prof. Ismail dalam meniti karir akademiknya.
Lahir dan besar di Banda Aceh, Prof. Ismail merupakan anak ke-enam dari pasangan Sulaiman S.H. Beliau menempuh pendidikan dasar hingga menengah atas di kota kelahirannya sebelum melanjutkan studi S1 di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian USK. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan membawanya meraih gelar Master dan Doktor di Universite de La Rochelle, Perancis.
Ketekunan dan keseriusan Prof. Ismail dalam menjalankan profesi dosen di USK telah mengantarkannya pada puncak karir akademik. Sebelum menjabat sebagai Dekan FPIK UTU, beliau pernah mengemban berbagai posisi strategis di USK, seperti Sekretaris Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Sekretaris Career Development Centre (CDC), dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Percetakan.
Dalam orasi guru besarnya, Prof. Ismail mengangkat tema inovatif mengenai “Pemanfaatan Teknologi DIC (Detentee Instantanee Controlee) pada Proses Pengolahan Industri Pangan”. Teknologi DIC merupakan metode pengolahan snackmenggunakan uap air sebagai alternatif pengganti minyak dalam pembuatan makanan ringan, yang merupakan inovasi dalam proses autovaporasi.
Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., turut menyampaikan ucapan selamat dan harapan atas pengukuhan Prof. Ismail. Beliau menyampaikan rasa bangga atas pencapaian salah satu dekan di UTU ini.
“Selamat dan sukses kepada Prof. Ismail Sulaiman atas pengukuhan gelar Guru Besar ini. Tentu ini menjadi kebanggaan bagi Universitas Teuku Umar memiliki sosok ilmuwan hebat seperti beliau. Kami berharap ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan Prof. Ismail dapat diimplementasikan untuk kemajuan civitas akademika UTU serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Aceh, khususnya di wilayah Barat Selatan,” ujar Prof. Ishak Hasan.
Pengukuhan Prof. Ismail Sulaiman ini diharapkan dapat memotivasi para dosen di Aceh untuk terus berkarya dan mengembangkan ilmu pengetahuan demi kemajuan pendidikan dan masyarakat. Selamat kepada Prof. Ismail! [HUMAS UTU]
Teks: Nabil Z. | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.

Meulaboh – UTUNews | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK UTU) menggelar acara halal bi halal dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Acara yang bertema “Menebar Kebaikan, Membangun UTU Unggul” ini dilaksanakan di Masjid Nurul Ilmi UTU pada Rabu pagi, 9 April 2025.
Acara ini dihadiri oleh pimpinan UTU, dosen, tenaga kependidikan (tendik) di lingkungan FPIK, serta anggota Dharma Wanita UTU. Pimpinan Dayah Amanah Al-Amilin Aceh Barat, Tgk. Yasri Muhammad Zahid, hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Tgk. Khairul Hadi, dosen Fakultas Teknik UTU. Dekan FPIK UTU, Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, STP., Maitrise, M.Sc. IPU, dalam sambutannya menyampaikan bahwa halal bi halal merupakan budaya atau kearifan lokal Indonesia yang menjadi momentum untuk saling memaafkan kesalahan dan kekhilafan di masa lalu.
Dalam tausiahnya, Tgk. Yasri Muhammad Zahid menekankan pentingnya memaknai bulan Ramadhan sebagai momentum untuk melatih dan membentuk pribadi yang lebih baik. Ia mengatakan bahwa melalui Ramadhan, diharapkan umat Muslim dapat lahir kembali sebagai pribadi yang baru, layaknya bayi yang baru lahir.
Acara dilanjutkan dengan sesi bersalam-salaman, makan siang bersama, dan shalat zuhur berjamaah di Masjid Nurul Ilmi UTU. [HUMAS UTU]
Teks: Nabil Zurba | Editor: Yuhdi Fahrimal | Foto: Nabil Zurba.
Meulaboh – UTUNews | Jurusan Sumber Daya Akuatik (SDA) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU) menginisiasi program kerjasama di bidang pendidikan dan penelitian dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Konservasi dan lembaga konservasi Flora dan Fauna Internasional (FFI). Kerjasama ini bertujuan untuk mendukung implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU) PTN bagian Kerjasama.
Bentuk kerjasama yang akan dijalankan meliputi program magang mahasiswa, kolaborasi dalam pengambilan data di lapangan, dan penulisan karya ilmiah. Mitra kerjasama tidak hanya berperan dalam pengawasan program magang, tetapi juga berkontribusi dalam tukar pendapat penyusunan karya ilmiah, dengan harapan output kegiatan dapat bermanfaat bagi masyarakat Aceh, khususnya wilayah Barat Selatan (Barsela).
Sebagai langkah awal, dilakukan penyamaan persepsi terkait langkah-langkah strategis yang akan dilaksanakan. Pertemuan daring yang berlangsung pada 19 Maret 2025 ini mempertemukan pihak mitra dan mahasiswa yang berada di Banda Aceh dengan Koordinator Jurusan SDA yang berada di Aceh Barat.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Peni, Yandi, dan Putra dari UPTD Konservasi. Sedangkan FFI dihadiri oleh Rahmat Dirgantara dan Indra. Turut hadir empat mahasiswa peserta magang, yaitu Dandi Sardanul Alim, Imanda Sayuti, Ali Darma Kusuma, dan Farisda Aboni M. Dari pihak Jurusan SDA, hadir Ketua dan Sekretaris Jurusan beserta para dosen.
Pihak UPTD Konservasi, yang diwakili oleh Irfan, menyambut baik kerjasama ini. “Kami menyambut baik kerjasama ini karena kolaborasi merupakan salah satu upaya strategis dalam pelaksanaan program yang ada pada UPTD Konservasi karena adanya sharing knowledge antara akademisi (UTU) dan tenaga ahli (FFI) yang akan mempertajam output dari program UPTD Konservasi,” ujarnya.
Persepsi serupa disampaikan oleh perwakilan FFI, Rahmat Dirgantara dan Indra. “Untuk arahan kegiatan akan di-lead langsung oleh UPTD, namun untuk teknis di lapangan akan di-handling oleh FFI. Pihak kampus dapat berperan sebagai kontrol dan monitor dalam kegiatan sehingga akan terealisasi kegiatan yang akan bermanfaat bagi semua pihak,” kata mereka.
Sebagai penutup, perwakilan jurusan, Friyuanita Lubis, S.Pi., M.Sc., menyampaikan kesepakatan terhadap konsep teknis yang telah tersusun. “Kami sepakat dengan konsep teknis yang telah tersusun dalam bentuk matriks yang dijelaskan oleh Pak Indra. Kami akan mengevaluasi kegiatan bertahap melalui pelaporan online di portal MBKM dan mempersiapkan aspek legalitas berupa Surat Keputusan dan administrasi lainnya yang diperlukan dalam klaim IKU Kerjasama. Kami berharap kegiatan ini berjalan lancar dan berkelanjutan,” ujar Friyuanita. [HUMAS UTU]
Teks: Nabil Zurba | Editor: Yuhdi Fahrimal | Foto: Nabil Zurba.

Meulaboh – UTUNews | Tepuk tangan memenuhi ruang Aula Cut Nyak Dhien saat nama-nama yudisiawan dari Program Studi Magister Ilmu Perikanan dibacakan oleh master of ceremony. Satu per satu dari mereka bangkit dari tempat duduknya. Dengan langkah yang pasti berjalan menuju panggung untuk menerima Surat Keterangan Lulus (SKL) dari Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UTU, Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP., Maitrise., M.Sc. IPU. Penyerahan SKL ini menandakan FPIK UTU telah berhasil mengantarkan lulusan Program Magister Ilmu Perikanan sebagai lulusan perdana program magister di Universitas Teuku Umar. Empat lulusan perdana program Magister Ilmu Perikanan ini diyudisium bersama 29 lulusan FPIK lainnya, Kamis, 13 Februari 2025.
Prof. Ismail Sulaiman, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan haru atas keberhasilan mahasiswa program magister ilmu perikanan yang telah menyelesaikan studinya dengan baik. Beliau juga berharap agar para lulusan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama masa perkuliahan untuk kemajuan sektor perikanan dan kelautan di Indonesia, khususnya di Aceh.
“Saya sangat bangga dan terharu melihat keberhasilan mahasiswa program Magister Ilmu Perikanan ini. Mereka adalah lulusan pertama dari program ini, dan saya berharap mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi sektor perikanan dan kelautan di Indonesia,” ujar Prof. Ismail Sulaiman.
Lebih lanjut, Prof. Ismail Sulaiman juga berpesan agar para lulusan tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan diri. Menurutnya, ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan berubah, sehingga penting bagi para lulusan untuk terus meningkatkan kompetensi diri agar dapat bersaing di era globalisasi.
“Saya berharap para lulusan tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan diri. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan berubah, sehingga penting bagi para lulusan untuk terus meningkatkan kompetensi diri agar dapat bersaing di era globalisasi,” lanjut Prof. Ismail Sulaiman.
Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pi. yang didapuk menjadi perwakilan alumni untuk menyampaikan kesan dan pesan mengatakan rasa bangganya karena dapat melanjutkan studi pada program studi Magister Ilmu Perikanan FPIK UTU. Rasa ini menurut Sri Wahyuni dikarenakan biaya SPP yang terjangkau, fasilitas dan laboratorium yang standar nasional, serta para dosen juga terus memantau perkembangan studi anak didik sehingga dapat lulus tepat waktu.
Sementara itu untuk perwakilan dari orang tua mahasiswa/i disampaikan oleh Aduwina Pakeh, S,Sos., M.Sc. yang mengatakan keberhasilan studi mahasiswa merupakan kebahagian yang luar biasa dirasakan oleh keluarga, karena setiap hari kami berdoa untuk kelancaran studi dan berharap anak-anak kami dapat belajar dan mengasah keterampilan di bawah bimbingan bapak-ibu semua, terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen yang tidak kenal lelah dalam mendidik anak-anak kami.
Kegiatan yudisium ini dihadiri oleh dosen FPIK UTU, perwakilan dari pemerintah daerah, serta para orang tua dan keluarga mahasiswa. Acara berlangsung dengan lancar dan penuh khidmat.
Teks: Nabil Zurba | Editor: Yuhdi Fahrimal | Foto: Nabil Zurba.

Meulaboh – UTUNews | Program Studi (Prodi) Sumber Daya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UTU melaksanakan pembekalan kepada mahasiswa yang akan mengikuti program magang. Kegiatan pembekalan ini berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom cloud meeting, Senin, 10 Februari 2024.
Dosen Prodi Sumber Daya Akuatik, Nabil Zurba, S.Pi., M.Si., kepada Humas UTU mengatakan bahwa kegiatan magang ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM). Dalam program MBKM, mahasiswa diberikan kesempatan untuk magang baik di lembaga pemerintahan, organisasi non-pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun di industri. Sebelum mahasiswa diterjunkan untuk magang, maka pembekalan ini ditujukan untuk memberikan mahasiswa gambaran tata laksana magang guna menghindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan magang.
“Melalui pembekalan ini, kami harapkan mahasiswa yang ikut magang mendapatkan pengetahuan awal tentang tata cara dan etika selama magang. Kami meminta agar mahasiswa nanti dapat menjaga nama FPIK UTU dengan menunjukkan sikap dan etika yang baik selama magang,” ujar Nabil.
Pada program magang MBKM kali ini lanjut Nabil, mahasiswa Prodi Sumber Daya Akuatik akan magang di di Flora dan Fauna Indonesia, PT. Perindo, dan PPI Ujong Baroh. Menurut Nabil dengan mengikuti program magang, mahasiswa nantinya akan belajar langsung di lapangan sambil menerapkan ilmu yang telah mereka dapatkan di ruang kuliah.
“Kegiatan magang MBKM berbeda dengan perkuliahan secara reguler. Dalam program magang mahasiswa ditekankan untuk dapat mengembangkan kreativitas, responsibilitas, dan soft skill karena mahasiswa bertemu langsung dengan pelaku kegiatan dan masyarakat,” ungkap Nabil.
Narasumber dalam pembekalan magang ini adalah Nikanor Hersal Armos, S.Kel., M.Si. Putra asli Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini merupakan alumni Universitas Hasanuddin Makassar dan Institut Pertanian Bogor. Saat ini bertugas di Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur.
Dalam paparannya Nikanor menyampaikan bahwa magang merupakan merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan soft skill bagi mahasiswa. Teori-teori yang dipelajari di ruang kelas harus didapat diterapkan di lingkungan nyata. Oleh karena itu menurut Nikanor, mahasiswa yang mengikuti magang adalah mahasiswa terpilih yang mempunyai kesempatan untuk belajar secara praktis langsung dari para pelaku usaha.
“Adik-adik yang nantinya ikut program magang harus memanfaatkan kesempatan ini secara maksimal. Ada tiga kunci kesuksesan, yaitu, pengetahuan, kejujuran, dan attitude. Belajarlah dengan baik selama magang karena kesempatan ini tidak akan terulang dua kali,” tutup Nikanor. [HUMAS UTU]
Teks: Nabil Zurba | Editor: Yuhdi Fahrimal | Foto: Nabil Zurba.

Meulaboh – UTUNews | Mengawali perkuliahan semester genap tahun ajaran 2024/2025, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar kedatangan siswa-siswi dari SMK Negeri 1 Calang, Aceh Jaya dan SMK Negeri 1 Samatiga, Aceh Barat. Kedatangan para siswa SMK tersebut dalam rangka melihat dan belajar lebih banyak mengenai Universitas Teuku Umar khususnya Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Para siswa yang didampingi oleh pimpinan sekolah dan guru pendamping melakukan kunjungan selama dua hari, yakni, 4-5 Februari 2025.
Kedatangan para rombongan pimpinan sekolah, guru pendamping, dan para siswa disambut dengan hangat oleh Dekan FPIK, Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP., Maitrise., M.Sc., IPU., para wakil dekan, ketua jurusan, dan tenaga kependidikan lingkup FPIK UTU.
Dalam sambutannya, Prof. Ismail Sulaiman menyampaikan rasa bahagianya atas kedatangan para siswa dari SMK. Menurut Prof. Ismail Sulaiman siswa-siswi yang sedang menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah atas/kejuruan merupakan generasi masa depan bagi Aceh dan Indonesia. Pendidikan menjadi kunci bagi masa depan.
Dengan berkunjung ke UTU lanjut Prof. Ismail Sulaiman, siswa-siswi dapat melihat fasilitas pendidikan yang disediakan UTU. Ruang-ruang kelas yang nyaman untuk kuliah serta fasilitas lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh setiap mahasiswa untuk mengembangkan akademik, minat, dan bakat mereka.
“ilmu yang didapat dari dunia Pendidikan merupakan investasi yang sangat berharga bagi kita semua. Dengan ilmu yang terus kita asah dalam dunia pendidikan tentunya akan mampu bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif,” ujar Prof. Ismail Sulaiman.
Prof. Ismail Sulaiman juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu dan adab. Lembaga pendidikan adalah tempat mempertajam ilmu dan memperkuat adab bagi manusia. Menurut Prof. Ismail Sulaiman, tanpa adab ilmu tak akan berguna sama sekali.
Wakil Dekan 1 FPIK, Dr. Muhammad Rizal, S.Pi., M.Si., memaparkan profil program studi dan laboratorium yang dimiliki oleh FPIK UTU kepada para siswa. Dalam pemaparannya, Dr. Rizal menyampaikan fasilitas ruang kelas yang nyaman, sarana laboratorium yang mendukung pendidikan para mahasiswa, kualitas sumber daya dosen yang siap membantu mahasiswa selama melanjutkan studi di FPIK UTU.
“Di FPIK kami punya empat prodi dengan berbagai fasilitas yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar mereka bisa belajar dengan nyaman. Kami mendukung setiap minat dan bakat mahasiswa untuk berkembang. Saya kira, jika nanti adik-adik dari SMK Negeri 1 Calang dan SMK Negeri 1 Samatiga ingin melanjutkan kuliah, FPIK UTU akan menyambut adik-adik dengan sangat bahagia,” ungkap Dr. Rizal yang disambut gelak tawa dari peserta.
Setelah mendengarkan pemaparan profil Prodi, para siswa diajak berkeliling ke berbagai fasilitas yang ada di UTU. Mereka diajak melihat hall of fame Teuku Umar sebagai mini museum edukasi tentang perjuangan Teuku Umar. Selain itu para siswa diajak melihat Pusat Edukasi Tsunami Aceh (PETA). Para siswa juga diajak melihat berbagai laboratorium program studi lingkup FPIK UTU. Berbagai alat laboratorium ditampilkan yang membuat decak kagum dari para siswa.
Riswan, salah satu siswa yang ikut dalam kunjungan studi ini tidak dapat menyembunyikan kekagumannya terhadap fasilitas yang ada di UTU. Riswan mengungkapkan rasa bahagianya melihat kemegahan bangunan UTU. Fasilitas publik seperti water fountain, lift, dan laboratorium membuat Riswan termotivasi untuk melanjutkan studi di UTU.
“saya tidak menyangka fasilitas di Universitas Teuku Umar sudah sangat modern dan canggih. Struktur bangunannya berbeda dengan kampus lain, semoga saya dapat melanjutkan studi di Universitas Teuku Umar,” ujar Riswan. [HUMAS UTU]
Editor: Yuhdi Fahrimal | Foto: Nabil Zurba.