MEULABOHUTU | Dosen Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) melaksanakan kegiatan pengabdian Berbasis Masyarakat yang bertemakan “Pendampingan Optimalisasi Penerapan LEISA pada Budidaya Kopi Arabika sebagai Komoditi Unggulan Kabupaten Devisa di Kabupaten Bener Meriah”. Senin (9/10/2023).

Kegiatan Pengabdian Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ini didanai oleh Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Tahun 2023.

Kegiatan ini dilatar belakangi oleh belum optimalnya kegiatan budidaya secara organik dengan menggunakan limbah-limbah pertanian lokal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, padahal dengan hal tersebut dapat mempertahankan hasil produksi pada jumlah maksiamal dan kualitas kopi arabika, serta dapat mengurangi atau menekan biaya produksi.

Karena itu, tim dosen Fakultas Pertanian diketuai oleh Amda Resdiar, SP., M.Si dengan anggota Muhammad Afrillah, SP., M.Agr, dan Dedy Darmansyah, SP.,M.Si. Tim  mengabdi kepada masyarakat melalui pengembangan produksi pertanian dengan sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA)”.

LEISA adalah suatu sistem pertanian berkelanjutan yang menggunakan input-input rendah atau minimum untuk mencapai produksi yang berkelanjutan, dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.

“Sistem LEISA diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dengan menekan penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimia. Namun, tidak menurunkan produksi tanaman,” ujar Amda. Upaya awal yang dilakukan ialah cara membuat demplot tanaman. Hal ini nantinya bertujuan untuk menjadi gambaran kepada petani agar dapat menerapkan sistem pertanian LEISA ke depannya.

LEISA merupakan suatu sistem pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan pemahaman ilmiah, teknologi, dan pengetahuan lokal yang telah teruji. Sistem LEISA didasarkan pada prinsip- prinsip agroekologi dan memperhatikan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Saat ini secara tidak langsung, petani yang tergabung didalam kelompok sudah melaksanakan kegiatan pertanian organik pada lahan perkebunan kopi, akan tetapi pengolahan organik masih perlu optimalisasi dalam bentuk LEISA sehingga dapat di manfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan hasil panen kopi.

Pengabdian dimulai dengan pembuatan kompos berbasis limbah lokal yang mudah didapat disekitar lokasi yakni Tithonia, Kirinyuh dan Kulit Kopi oleh Ketua tim Pengabdian, Amda Resdiar, SP., M.Si.

Pemanfaatan limbah lokal sebagai kompos sangat bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah bagi petani kopi. Kegiatan selanjutnya yakni pendampingan pembuatan MOL berbahan dasar Limbah Kulit Kopi oleh Muhammad Afrillah, SP., M.Agr.

Selama ini Sebagian besar petani masih belum memanfaatkan secara optimal limbah kulit kopi, pemanfaatan hanya dilakukan dalam bentuk kulit buangan hasil pulper langsung ditaburi pada pangkal tanaman kopi. Padahal limbah kulit kopi memiliki potensi untuk diolah baik sebagai MoL ataupun kompos.

Pada sesi selanjutnya Bapak Dedy Darmansyah, SP.,M.Si melaksanakan pelatihan manajemen usaha kopi dengan pendampingan kepada petani terkait sistem pembukuan, penghitungan biaya dan evaluasi keuangan terhadap Penerapan sistem LEISA. Hal tersebut bertujuan agar petani dapat melihat perbedaan biaya dalam penerapan sistem LEISA.

Pelaksanaan pengabdian ini diikuti oleh 15 petani kopi.  Peserta sangat antusias dengan pelatihan yang dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang turut serta dalam proses pembuatan dan bertanya pada saat diskusi.

Perwakilan mitra Koprasi Bapak Hasra mengapresiasi kegiatan dilaksanakan oleh tim pengabdian dari UTU yang telah memberikan edukasi terkait pemanfaatan limbah yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani.

Perwakilan Masyarakat Bapak Ridwan menyampaikan banyak manfaat yang diterima oleh kami petani kopi dimana pembuatan kompos dan MoL sert manajemen usaha tani mudah dipahami serta alat dan bahan digunakan sederhana dan mudah ditemukan disekitar kami.

Ridwan berharap sekali jika pertanian yg dilakukan mengarah pada pertanian organik. “Dengan begitu, sistem pertanian LEISA ini menjadi salah satu upaya untuk menuju pada pertanian organik, di samping ramah lingkungan, produk pertanian yang akan dihasilkanpun akan memiliki nilai jual tinggi dan mudah dipasarkan,” ujar Ridwan. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Dekan Fakultas Pertanian Universitar Teuku Umar Ir. Rusdi Faizin, M.Si menyampaikan pesan kepada peserta yudisium semester ganjil T.A 2023/2024  untuk selalu menjaga nama baik almamater Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar. Hal itu disampaikannya pada kegiatan yudisium yang berlangsung di Aula GKT, Lantai II, Kampus UTU, Selasa (12/9/2023).

Kegiatan yudisium tersebut turut dihadiri Wakil Dekan 1, Dr. Irvan Subandar, SP., M.P, Wakil Dekan II Dedi Darmansyah, SP., M.Si, Para Ketua Prodi, Anggota Senat Fakultas, Dosen dan tendik lingkup Fakultas Pertanian.

Dalam kesempatan tersebut, Ir. Rusdi Faizin, M.Si juga mengembalikan peserta didiknya yang telah menyelasaikan studi di Fakultas yang ia pimpin  kepada orang tuanya masing-masing.

“Ketika Bapak/Ibu menyerahkan anak-anak kepada Kami beberapa tahun yang lalu anak-anak kami terima tanpa adanya embel-embel pada namanya (gelar), namun pada hari ini Kami seluruh Keluarga Besar Fakultas Pertanian dengan bangga mengembalikan anak Bapak/Ibu semua ditandai dengan sematan gelar Sarjana Pertanian (SP) pada ujung namanya,” ucap Ir. Rusdi, M.Si disambut gemuruh tepuk tangan oleh seluruh hadirin yang memenuhi ruang Aula Utama Universitas Teuku Umar.

Lebih lanjut Dekan jebolan Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala tersebut menyampaikan bahwa para lulusan Fakultas Pertanian jangan hanya berharap menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja.

“Saya berharap para lulusan jangan memiliki mindset untuk menjadi PNS saja, karena banyak kesempatan dan lapangan kerja yang dapat kalian gapai dengan disiplin ilmu dan kemampuan yang kalian miliki,” ujarnya.

“Hal ini mengingat kesempatan menjadi PNS dewasa ini semakin sulit, tetapi lapangan kerja bagi kalian tidaklah sempit asal kalian ingat 8 jurus menuju wirausaha sukses yang sangat sesuai dengan disiplin ilmu kalian tambahnya sembari menjelaskan satu persatu jurus jitu (Entreupreunership) tersebut.

“Diantaranya: Berani memulai, Berani menanggung resiko, Penuh perhitungan, Memiliki rencana yang jelas, Tidak cepat dan putus asa, Optimis dan penuh keyakinan, Memiliki tanggung jawab, dan  Memiliki etika,” Pungkas sang Dekan sebari mengucapkan kata – kata selamat dan tetap optimis kepada semua lulusan yang di Yudisium pada hari itu.

Untuk diketahui, Fakultas Pertanian pada agenda Yudisium kali ini meluluskan sebanyak 144 orang lulusan yang terdiri dari Program Studi Agribisnis 67 orang, prodi Agroteknologi sebanyak 53 orang dan prodi Teknologi Hasil Pertanian sebanyak 24 orang.

Terdiri dari Laki-laki 47 dan Perempuan 97 orang, dengan predikat kelulusan Pujian 26 Orang, sangat memuaskan 94 Orang dan memuaskan 24 Orang. Adapun lulusan terbaik dengan IPK 3,89 atas nama Yeti Darnila dari Prodi Agribisnis, terbaik kedua Fitriani dengan IPK 3,87 dari prodi THP dan terbaik ketiga atas nama Ramina Suci dengan IPK 3,85 dari prodi Agroteknologi (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (BEM FP UTU) bersama masyarakat Gampong Meureubo menyelenggarakan kegiatan “Penebaran Bibit Ikan Lele Sangkuriang” di lokasi budidaya ikan lele, gampong Meureubo, Kamis (14/9/2023).

Kegiatan tersebut turut dihadiri beberapa instansi dan mitra tim PPK Ormawa FP UTU diantaranya Wakil Dekan 1 FP, Kaprodi THP, Kaprodi SDA, Camat Meureubo, Keuchik dan perangkat gampong, Kelompok Pokdakan Meureubo, Humas PT. Mifa Bersaudara, DKP Aceh Barat, PT. Tani Bakti Fulan Mandiri dan pengurus BEM FP UTU.

BEM FP UTU terus berkomitmen melakukan pengembangan potensi Gampong Meureubo guna peningkatan kualitas perekonomian masyarakat melalui program smart farming melalui pembuatan Bioflol, LEISA, Aquaponik, Rumah Bibit Sederhana, Produk Turunan Ikan Asap dan Pemasaran Melalui Digital Marketing.

“Melalui program ini, kami tim PPK Ormawa BEM FP UTU ingin ikut serta berpesan mendorong masyarakat Gampong Meureubo dalam mengembangkan potensi yang dimilik dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya, sehingga adanya kegiatan produksi untuk meningkatkan produktivitas Gampong Meureubo dan harapan kami kegiatan ini bersifat keberlanjutan serta mendapatkan dukungan dari instansi yang hadir agar harapan kita dapat terwujud” ujar Cut Linda Nazhari selaku Ketua Tim Pelaksana PPK Ormawa BEM FP UTU.

Kegiatan penebaran bibit dilaksanakan guna melanjutkan progres kegiatan tim pelaksana hingga hasil panen dari Bioflok menjadu produk ikan asap, dimana harapannya produk ini akan menjadi produk khas Gampong Meureubo dengan memanfaatkan perkarangan rumah.

Dedy Darmansyah, SP., MSi selaku dosen pendamping lapangan menyampaikan bahwa Tim PPK Ormawa BEM FP UTU sudah sepakat dan berkomitmen hingga kegiatan tuntas untuk menfasilitasi masyarakat baik dalam kegiatan pelatihan ataupun sebagai narasumber.

“Kita sudah sepakat dan satu hati untuk menjadikan Gampong Meureubo sebagai desa sentra ikan asap agar dikenal secara luas oleh masyarakat luas dengan adanya aluran pemasaran digital marketing. Syaratnya masyarakat harus lebih pintar dari pembudidaya lain dan mengejar desa lain, kelompok yang telah di bentuk oleh tim bersama Dinas Kelautan & Perikanan Aceh Barat harus kompak dan maju bersama baik kelompok Ayeum Mata & Hudep Beusare” Ujar Dedy Darmansyah

Diakui Rusli, Keuchik Gampong Meureubo bawa masyarakat sangat berkeinginan besar dalam meningkatkan potensi baik sumber daya alam & sumber daya manusia, namun masyarakat belum memiliki pemahaman dan tidak adanya yang memfasilitasi untuk mengembangkan usahanya. Maka dari itu, ia sangat mengapresiasi dan sangat terbantu dengan adanya program mahasiswa PPK Ormawa BEM FP UTU.

“Selama kegiatan PPK Ormawa BEM FP UTU ini kami sudah sering berdiskusi bersama adik-adik mahasiswa jujur kami sendiri masih sangat minim dalam pemahaman bidang akademik dan lain nya, dengan adanya dukungan dari mahasiswa maupun dosen UTU diharapkan usaha masyarakat akan ada media pengembangan dan juga masyarakat sangat antusias berpartisipasi dalam setiap kegiatan dan dengan adanya kegiatan penebaran bibit ikan ini juga menjadi wadah silaturahmi antara gampong dengan beberapa instansi,” kata Keuchik Rusli

Kami memohon untuk dari pihak-pihak instansi yang hadir untuk dapat ikut serta membantu dalam kegiatan peningkatan pertumbuhan perekonomian masyarakat kami di Gampong Meureubo. “Kami menucapkan terimakasih kepada para pihak baik dari PT Mifa, Dinas Kelautan & Perikanan, UTU, Camat, dan lainnya agar terus berkelanjutan kegiatan ini kedepannya” tambah Muhammad Daud selaku Sekretaris Desa di Gampong Meureubo.

Camat Kecamatan Meureubo, Maimun Adma juga turut hadir memenuhi undangan tim pelaksana dalam kegiatan penebaran bibit ikan lele sangkuriang, dan beliau merasa bangga dan salut dengan mahasiswa UTU yang sangat peduli kepada masyarakat.

“Saya sangat mengapresiasi, salut dan juga bangga kepada adik-adik mahasiswa yang aktif berperan dalam lingkungan masyarakat, padahal yang kita ketahui sekarang mahasiswa hanya fokus pada kegiatan kampus saja. Namun berbeda dengan mahasiswa dari Tim PPK Ormawa BEM FP UTU yang aktif memberdayakan masyarakat dan bertujuan memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya di salah satu Gampong yang ada di Kecamatan Meureubo, tentunya ini perlu kita berikan penghargaan dan rasa terima kasih kita akan seluruh kegiatan yang dilaksanakan dengan tulus dan maksimal seperti kegiatan hari ini” ujar Maimun

Pihak Dari PT MIFA Bersaudara Kab. Aceh Barat ikut berpartisipasi hadir dalam kegiatan penebaran bibit ikan lele sangkuriang yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana PPK Ormawa Bem FP UTU.

“Kami memberikan apresiasi kepada adik-adik mahasiswa yang tergabung dalam Ormawa FP UTU yang berhasil menang dalam program PPK Ormawa Dikti tahun 2023 dibawah bimbingan pak Dedy Darmansyah, SP., MSi., Kami berharap kedepan UTU bisa bersinergy dengan program One Village One Product (OVOP) CSR PT Mifa dan Dinas Perikanan dan Dinas Pertanian, khususnya di gampong-gampong binaan kami” ujar Azizon Nurza selaku Pimpinan (Group Head CSR, External Realtions dan Corporate Communication) PT MIFA Bersaudara Kab. Aceh Barat.

Kepala Dinas Keluatan & Perikanan juga turut hadir dalam kegiatan ini “Intinya saya mendukung penuh kegiatan itu baik dari hulu sampai dengan hili, semoga kegiatan bersifat berkelanjutan dan bermanfaat bagi kita semua dan meningkatkan perekonomian masyarakat di Gampong Meureubo” ujar Erni Wanti, S.H., MSi selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Aceh Barat. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Kebutuhan akan produk halal di Indonesia semakin meningkat, tidak terkecuali di Aceh. Sayangnya, tren positif ini belum direspon para pelaku usaha yang beragama Islam secara maksimal. Salah satu contohnya, mereka belum peduli dengan label halal pada produknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain proses dan biaya sertifikasi yang akan berpengaruh terhadap modal produksi.

Hal inilah yang kemudian mendorong Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar menyelenggarakan Workshop Sertifikasi Pangan Halal pada Rabu (6/9) di aula utama, Gedung Kuliah Terintegrasi, Kampus UTU.

Pembahasan pada workshop ini dititik beratkan pada Regulasi dan Implementasi Pangan Halal di Aceh. Hal ini tentu sejalan dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Suci Rahmi, S.TP., M.Si selaku Ketua Panitia pelaksana dalam laporannya menjelaskan kegiatan workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa diantaranya tentang sertifikasi produk halal. Kegiatan workshop ini diikuti oleh seluruh mahasiswa THP dan sejumlah dosen dari Fakultas Pertanian.

Workshop ini dihadiri langsung oleh Rektor UTU Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan apresiasi terkait Workshop pangan halal ini karena substansi dan proses kehalalan suatu produk sangat penting untuk diperhatikan. “Berkaitan dengan hal ini, selain kehalalan produk dalam segi substansi, kehalalan dalam proses pembuatannya pun harus diperhatikan. Pasalnya, berbicara mengenai kehalalan ini telah ditegaskan di dalam Islam karena berdampak langsung dengan kehidupan akhirat kelak”, jelasnya.

“Sertifikasi halal diperlukan sebagai upaya perlindungan konsumen Muslim, sehingga hak konsumen umat Islam dalam melaksanakan syariat untuk tidak mengkonsumsi produk tidak halal akan terjamin,” Jelasnya.

Rektor juga menyinggung UU No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal dan terbitnya PP No 39 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal. “Dengan regulasi itu, jelas bahwa produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal,” tegasnya.

Rektor melanjutkan bahwa perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga akademik yang dapat membantu pelaksanaan penjaminan produk halal dengan melakukan sosialisasi kepada mahasiswa maupun kepada masyarakat lewat kegiatan tridharma “UTU tentu harus turut serta mengambil bagian dalam penjaminan produk halal di Aceh,” paparnya.

Hadir sebagai narasumber Kepala Pusat Riset Halal Universitas Syiah Kuala, Dr. Ir. Yusya Abubakar, M.Sc., IPU dan Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi, M.Sc., Tech. Apt.

Kepala Pusat Riset Halal Universitas Syiah Kuala, Dr. Ir. Yusya Abubakar, M.Sc., IPU menjelaskan bahwa prinsip produksi pangan halal dan proses pengawasan prosedur halal dilakukan sejak awal pangan dikembangkan di lahan pertanian hingga sampai ke tangan konsumen. Adapun prosedur penerbitan sertifikat halal di Aceh melibatkan banyak pihak, antara lain Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan MUI.

“Upaya peningkatan laju sertifikasi produk halal yang dicanangkan pemerintah turut mendorong industry halal untuk terus berkembang sehingga menjadikan pelaksanaan system jaminan produk halal sangat penting untuk dilakukan terhadap industry tersebut, khususnya di daerah Aceh yang terkenal dengan wisata religi” dirinya menambahkan.

Dirinya juga berpendapat bahwa mempromosikan produk halal tidak hanya memberikan sertifikat halal terhadap suatu produk tetapi juga dibarengi dengan pemahaman yang mengedukasi dasar pemberian label halal pada produk tersebut. Adapun yang menjadi tantangan sertifikasi halal khususnya bagi UMKM adalah masih banyaknya industry pengolahan seperti restoran, rumah makan dan catering, termasuk juga rumah potong hewan yang belum tersertifikasi halal. Padahal kelompok industry tersebut terus berkembang dan jumlahnya semakin bertambah.

Sementara Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi M.Sc. Tech., Apt. mengatakan, penerapan Standar Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) harus dimiliki oleh pelaku usaha di sarana produksi. Untuk itu, pihaknya melalui program pemberdayaan UMKM guna meningkatkan daya saing produk pangan, Balai Besar POM di Banda Aceh (BPOM Aceh) aktif melaksanakan Sosialisasi dan Desk Registrasi dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan.

Adapun tujuan dari penerapan CPPOB adalah menghasilkan pangan yang layak, bermutu, aman dikonsumsi, dan sesuai dengan tuntutan konsumen baik konsumen domestik maupun internasional dengan cara : Mencegah tercemarnya pangan olahan oleh cemaran biologis, kimia dan benda lain; mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen; dan mengendalikan proses produksi.

Ada empat kriteria pangan yang dikehendaki oleh konsumen, lanjutnya, yaitu sesuai selera konsumen, aman dikonsumsi, bermutu dan halal. Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam penjaminan produk halal, Kepala BPOM Aceh menyampaikan bahwa dirinya akan menjamin dan memfasilitasi ketersediaan produk halal. “BPOM sebagai lembaga utama pemerintah memiliki wewenang untuk menjamin dan memfasilitasi ketersediaan produk halal untuk memberikan jaminan terhadap konsumen yang peduli akan produk halal,” ungkapnya. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Universitas Teuku Umar (UTU) kembali menerima salinan Surat Keputusan (SK) tentang izin pembukaan Program Studi (Prodi) Magister (S2), kali ini untuk prodi Ilmu Pertanian.

SK itu dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) dengan Nomor 4045/E1/HK.03.00/2023 tentang Izin Pembukaan Program Studi Ilmu Pertanian Program Magister pada Universitas Teuku Umar.

Salinan keputusan tersebut diserahkan oleh Drs M Najib, MPd selaku Kepala Bagian Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIII Aceh kepada Rektor UTU, Drs Dr Ishak Hasan, M.Si yang diwakili Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kerjasama, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc

Proses serah terima Sk tersebut dilakukan pada Selasa (13/6/203), di Gedung LLDikti XIII, Jalan Alue Naga, Desa Tibang, Syiah Kuala, Banda Aceh.

Drs M Najib, M.Pd mengatakan, dengan diberikannya izin pembukaan Prodi S2 Ilmu Pertanian untuk UTU, maka Perguruan Tinggi Negeri (PTN) itu berhak menerima mahasiswa baru mulai tahun ajaran 2023/2024.

“Pemberian SK pembukaan Prodi S2 Ilmu Pertanian itu merespon usulan Rektor UTU, seiring banyaknya peminat pada prodi tersebut yang juga sebagai core product UTU sebagai sumber referensi dalam bidang agro and marine industri,” kata M Najib.

Dengan adanya SK izin pembukaan S2 Ilmu Pertanian ini, M Najib berharap agar Universitas Teuku Umar dapat mempersiapkan diri dengan matang sehingga penerimaan mahasiswa baru angkatan perdana dapat dilangsungkan dengan lancar.

“Kita yakini Universitas Teuku Umar ini mampu berkontribusi menghasilkan lulusan S2 Ilmu Pertanian yang berkompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar,” ujarnya.

Sementara itu, Warek I, Dr. M. Aman Yaman berterima kasih kepada semua pihak, khususnya Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) dan LLDIKTI Aceh atas bantuan dan dukungannya sehingga UTU untuk kini memiliki program magister untuk 2 prodi yaitu Ilmu Perikanan dan Ilmu Pertanian.

“Saya sangat terharu dan berbahagia hari ini. Sebab, UTU sudah memiliki Program Studi S2 yaitu Ilmu Perikanan dan Ilmu Pertanian,” ungkap Wakil Rektor.

“Alhamdulillah, kedua prodi magister ini sudah mulai dapat menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2023/2024,” jelasnya.

Dengan pembukaan Magister Ilmu Pertanian ini, pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan pendidikan yang maksimal bagi masyarakat.

“Pengembangan prodi ini nantinya berfokus pada pengkajian dan pengembangan teknologi produksi tanaman, proteksi tanaman serta bioteknologi dan konservasi tanaman guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya

Semoga dengan dibuka program Magister ini bisa memperluas koneksi UTU sehingga Visi UTU sebagai kampus sumber inspirasi dan referensi dapat segera terwujud.

Lanjutnya, keunggulan S2 Ilmu Pertanian di Universitas Teuku Umar adalah fokus pada pengembangan manajemen produksi, advance technology dan industri pertanian terintegrasi dengan agro-marine industry terkait pengembangan ekonomi masyarakat.

Warek 1 juga mengatakan, khabar bahagia ini melengkapi khabar bahagia sebelumnya, dimana pada awal Mei 2023 lalu UTU juga menerima izin Pembukaan Program Studi Ilmu Perikanan Program Magister. “Dengan demikian, saat ini UTU telah memiliki 2 program studi Magister (S2), sehingga dapat memacu perkembangan Universitas Teuku Umar sebagaimana cita-cita para pendiri UTU terdahulu,”. Pungkasnya. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Tridharma perguruan tinggi, yakni Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan tanggung jawab setiap dosen. Hal ini dijunjung tinggi oleh Agustinur, S.Si., M.Sc., dosen Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar yang telah menerapkan ketiga kewajiban itu dengan maksimal.

Berdasarkan surat pengumuman yang dikeluarkan oleh Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Kemendikbudristek nomor 0557/E5.5/AL.04/2023 tentang penerima pendanaan program penelitian dan pengabdian kepada msyarakat di perguruan tinggi tahun 2023 tercatat sebanyak 40 judul penelitian dan satu judul pengabdian dosen UTU dinyatakan lulus.

Dosen pemenang hibah penelitian masing-masing ketua penelitinya mewakili seluruh program studi yang ada. Seorang dosen di UTU berhasil memenangkan hibah untuk dua proposal sekaligus yaitu atas nama Agustinur sebagai Ketua tim untuk bidang penelitian dan juga untuk bidang pengabdian masyarakat. Bahkan Agustinur juga berhasil memenangkan hibah penelitian fundamental sebagai anggota peneliti.

Saat dikonfirmasi oleh Humas UTU, Agustinur mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan 3 proposal penelitian dan pengabdian meraih pendanaan hibah dari kemendikbudristek. Ia berterimakasih kepada seluruh anggota tim peneliti yang telah bekerja keras dalam menyusun proposal, juga kepada pimpinan yang telah memfasilitasi para peneliti untuk mendapatkan hibah dikti.

“Tugas saya sebagai dosen adalah melakukan Tri Dharma, yaitu pengajaran, publikasi dan pengabdian, serta mendukung UTU agar bermanfaat dan berdampak secara nasional dan internasional,” kata Agustinur

Perempuan kelahiran Bireuen, 1990 ini juga mengungkapkan bahwa tahun 2023 ini merupakan kali kedua ia mendapatkan hibah PDP sebagai ketua peneliti setelah sebelumnya di tahun 2021 mendapatkan hibah untuk skema yang sama. Sementara untuk skema pengabdian ini adalah kali pertama mendapatkan hibah dari DRTPM.

Lebih lanjut Agustinur menjelaskan, adapun judul hibah DRPM 2023 yang lulus untuk Penelitian skema PDP yaitu “penapisan Actinomycetes Indigenous Rizosfer Sebagai Agensia Hayati Pengendali Rigidoporus sp. Penyebab Penyakit Akar Putih Pada Tanaman Pala” dan judul untuk penelitian skema PFR adalah “Potensi pengendalian Penyakit Akar Putih pada Tanaman Pala (Myristica Fragrans) Berbasis Fungisida Coconut shell Liquid Smoke”.

Sementara untuk pengabdian skema PKM (pengabdian kemitraan masyarakat) dengan judul “Zero Waste: Pemberdayaan Kelompok PKK Drien Rampak Aceh Barat Melalui Manajemen Sampah Rumah Tangga dan Pengelolaan Limbah Pangan Menjadi Eco-enzyme”.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPM-PMP) Universitas Teuku Umar, Ir. Yuliatul Muslimah, MP mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dosen-dosen UTU yang berhasil meraih dana hibah penelitian Kemendikbud Ristek Dikti.

“Tahun ini skema yang tersedia sangat kompetitif dan terbatas. Alhamdulillah kita mendapatkan hibah dengan jumlah proposal mencapai 41 buah. Ini menunjukkan kemampuan dosen kita mampu bersaing di skala nasional,” Ungkapnya.

Khusus kepada dosen yang lolos hibah penelitian, ia berharap, agar benar-benar fokus menyelesaikan kegiatan penelitian hingga tuntas dan tetap menjadi mentor untuk membimbing proposal-proposal hibah selanjutnya.

Universitas Teuku Umar berkomitmen untuk memfasilitasi dosen-dosennya dalam menyelenggarakan Tridharma perguruan tinggi.

Bahkan, disediakan dana hibah internal untuk penelitian dan pengabdian dosen di lingkungan UTU. Tujuannya untuk memotivasi dosen dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian. (Aduwina Pakeh /Humas UTU)

MEULABOHUTU | Kompetisi Liga Kampus Merdeka antar Program Studi lingkup Universitas Teuku Umar yang diselenggarakan sejak Juni 2022 memasuki babak akhir dengan ditandainya pengumuman pemenang 8 program studi terbaik se Universitas Teuku Umar pada Kamis  (1/6/2023) disela-sela kegiatan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2023 di halaman Gedung Rektorat Kampus UTU, Alue Penyareng.

Keputusan Rektor UTU Nomor 401/UN59/DI.05.03/2023 tentang Pemenang Program Kompetisi Kampus Merdeka antar Program Studi di UTU tahun 2022 yang dibacakan oleh Yoga Nugroho, S.P., M.M selaku koordinator Percepatan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) UTU.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) berhasil menempatkan seluruh program studinya sebagai pemenang  Liga Kampus Merdeka Antar Prodi yang berhadiah total 1 Milyar, disusul Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) berhasil menempatkan tiga program studi yang meraih poin tertinggi dan masuk delapan besar serta satu prodi lainnya dari Fakultas Pertanian.

Adapun program studi yang berhasil masuk 8 besar dari 21 prodi di lingkup Universitas Teuku Umar adalah
1. Prodi Ilmu Kelautan, FPIK dengan poin 59,36 mendapatkan insentif Rp. 250 juta
2. Prodi Ilmu Hukum, FISIP dengan poin 58,39 berhak mendapatkan insentif Rp. 200 juta
3. Prodi Ilmu Administrasi Negara, FISIP dengan poin 56,63  berhak mendapatkan insentif Rp. 150 juta
4. Prodi Akuakultur, FPIK dengan poin 51,85 berhak mendapatkan insentif Rp. 100 juta
5. Prodi Sosiologi, FISIP dengan poin 49,80 dan berhak mendapatkan insentif Rp. 90 juta
6. Prodi Teknologi Hasil Pertanian, FP dengan poin 44,97 dan  berhak mendapatkan insentif Rp. 80 juta
7. Prodi Sumber Daya Akuatik, FPIK dengan poin 44,72  berhak mendapatkan insentif Rp. 70 juta
8. Prodi Perikanan, FPIK dengan poin 44,55 berhak mendapatkan insentif Rp. 60 juta.

Rektor UTU, Dr. Ishak Hasan, M.Si mengucapkan selamat dan terimakasih atas partisipasi aktif seluruh prodi di UTU dalam mengikuti Liga Kampus Merdeka tingkat Prodi.

“Selamat kepada Prodi Pemenang Liga Kampus Merdeka  Antar Prodi lingkup UTU, semoga insentif yang diberikan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan Program Studi” Ucap Dr. Ishak Hasan

Lanjutnya kompetisi kampus merdeka antar program studi ini memasuki tahun kedua, dimana program ini resmi  diluncurkan oleh Dirjen Dikti Ristek, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng pada tahun 2021 lalu yang  merupakan bentuk dari akselerasi Kampus Merdeka, mendorong program studi melakukan inovasi agar terjadi pembelajaran 4.0 atau Kampus Merdeka sebagaimana yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Menurutnya, kompetisi ini akan mendorong program studi untuk melakukan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan kompetensi serta menghasilkan lulusan yang relevan dengan perkembangan zaman serta siap memasuki dunia kerja.

Melalui program Kompetisi Kampus Merdeka, lanjut Dr. Ishak Hasan, program studi dapat mengakselerasi kualitas dan relevansinya. Rektor mendorong prodi melakukan kemitraan baik dengan perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, dunia industri dan lembaga pendidikan lainnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

“Kemitraan tidak hanya dalam bentuk nota kesepahaman atau MoU, tetapi komitmen untuk bersama-sama untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Programnya jelas, peran mitra apa dalam mencapai delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan bagaimana diimplementasikan dalam program-programnya,” jelas Dr. Ishak Hasan

Adapun Indikator penilaiannya lanjut Rektor, berdasarkan kemampuan prodi merealisasikan 8 kriteria atau IKU, yaitu : 1. Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus 3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus 4. Praktisi Mengajar di Dalam Kampus 5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat 6. Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia 7. Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif 8. Program Studi Berstandar Internasional.

Untuk diketahui, Universitas Teuku Umar merupakan PTN Pertama di Indonesia yang menyelenggarakan Kompetisi Liga Kampus Merdeka Antar Prodi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dirjen Diktiristek, Prof. Nizam saat meluncurkan Program Liga Kampus Merdeka antar Prodi lingkup Universitas Teuku Umar, pada Rabu (9/6/2021) melalui Zoom Meeting. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Dua Program Studi di lingkup Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar menyelenggarakan pemilihan Ketua Prodi Baru menyusul berakhirnya masa jabatan ketua saat ini. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang rapat Fakultas, Gedung Kuliah Terintegrasi, Kampus UTU, Rabu (31/5/2023)

Dua program studi tersebut adalah Program Studi Agribisnis dan Agroteknologi. Setelah melalui perpanjangan pendaftaran calon ketua program studi sampai tanggal 29 Mei.

Rangkaian kegiatan pemungutan suara diawali dengan musyawarah bersama yang diikuti oleh seluruh dosen tetap di masing-masing program studi.

Proses pemilihan terlaksana pada tanggal 31 Mei, terpilih Teuku Athaillah, SP, M.Si sebagai ketua program studi Agribisnis dan Iwandikasyah Putra, SP, M.P sebagai ketua program studi Agroteknologi.

Dr. Muhammad jalil sebagai ketua pelaksana pemilihan Ketua program studi Agroteknologi menjelaskan, pelaksanaan pemilihan dilakukan dengan secara langsung oleh dosen program studi.

Dalam proses pemilihan, Masing-masing calon diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi misi sebelum proses pemilihan. “Pelaksanaan berjalan dengan baik, peserta pemilih antusias mendengarkan penyampaian para calon dan memberikan suara”.

Pelaksanaan pemilihan yang dilaksanakan 4 tahun sekali ini diikuti sebanyak 19 dosen agribisnis dan 23 dosen agroteknologi yang memberikan suara.

Sementara itu Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Rusdi Faizin, M.Si dalam sambutannya saat menutup musyawarah prodi  menyampaikan, sebagai Dekan Fakultas Pertanian menyambut baik pelaksanaan pemilihan ketua untuk 2  program studi periode 2023-2027.

Proses pemilihan berjalan dengan baik, semua dosen yang memiliki hak suara pada masing-masing prodi berkontribusi dalam proses pemilihan, kondisi seperti ini sangat baik untuk pengembangan Fakultas Pertanian.

Rusdi Faizin mengucapkan selamat dan sukses kepada kedua ketua prodi terpilih. “Mari sama-sama kita majukan Fakultas Pertanian, melalui kerjasama dan kerja keras di masing-masing prodi, apalagi core product UTU adalah dibidang Agro Industry,” pungkasnya.

Teuku Athaillah, SP, M.Si selaku Ketua Prodi Agribisnis terpilih mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan. Athaillah berharap dapat menjalankan Visi dan Misi Prodi Agribisnis serta menjalankan Visi dan Misi dari UTU agar bisa lebih baik kedepannya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Iwandikasyah Putra, SP, M.P selaku ketua program studi Agroteknologi terpilih,
Ia juga mengharapkan prodi Agrotek dapat menjadi lebih baik dari segala aspek mengingat persaingan global saat ini menjadi tantangan tersendiri untuk Prodi Agroteknologi agar semakin meningkatkan kualitas.

“Diantaranya dengan cara mengembangkan SDM lewat  training yang bersertifikat, transparansi kegiatan dan pendanaan, serta memberikan pelayanan yang baik untuk mahasiswa, dosen, dan staf,” pungkasnya. (Humas UTU).

Deskripsi singkat dari dosen eget dolor ut aenean quis sit euismod. Faucibus sit pretium vitae lorem commodo cursus augue vel, orci. Enim vel mi dolor scelerisque mi semper sit.