MEULABOHUTU | Universitas Teuku Umar (UTU) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Strategis Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Senin (19/2/2024). Penandatanganan MoU antara UTU dan BSKLN berlangsung di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Acara tersebut juga dibarengi dengan Webinar Linking Local to Global Series Aceh. Acara ini diinisiasi oleh bidang akademik dan kerjasama UTU yang dikoordinasi oleh WR1 UTU Dr. Ir. M. Aman Yaman, M. Agric. Sc sejak tahun 2023 lalu dalam rangka meningkat mutu kerjasama UTU di era global.

Penandatanganan dilakukan antara Rektor UTU, Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si., dengan Kepala BSKLN, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana. Acara ini turut dihadiri Wakil Rektor 1 Dr. Ir. M Aman Yaman, M.Agric.Sc, Wakil Rektor II Prof Dr Nyak Amir, M.Pd, Dekan FPIK Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP, Maitrise, M.Sc, IPU, Kabiro Umum dan Keuangan Zulfirman, SE., M.Si. Selain itu, Dr. Yayan turut didampingi Kepala Pusat Strategi Kebijakan Isu Khusus dan Analisis Data (SKIKAD), Edi Suharto.

Selain berlangsung di Kemlu, kegiatan Webinar juga dipusatkan diruang rapat senat, Gedung Kuliah Terintegrasi, Kampus UTU yang dihadiri Ketua LPPM PMP Ir. Yuliatul Muslimah MP, Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Rusdy Faizin, M.Si dan sejumlah pejabat lingkup UTU lainnya. Turut hadir secara daring Pj Bupati Bener Meriah, Pj Bupati Aceh Tengah, para pengusaha kopi gayo dan sejumlah pengusaha lainnya di Aceh.

Adapun narasumber dalam kegiatan webinar merupakan para pejabat di Kemenlu RI yang meliputi Atase Perdagangan di kawasan Asia Pasifik dan Afrika (tbc) Canberra, Agung Haris Setiawan; Fungsi Ekonomi KBRI Tokyo, Gina Aghnia Virginianty; dan Wakil Direktur Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di kawasan Asia Pasifik dan Afrika (tbc) Abu Dhabi Ibu Eka Sulistiawati.

Sementara Isi kesepakatan kerjasama antara UTU dan BSKLN  itu meliputi bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat di bidang kajian strategi kebijakan luar negeri. Ruang lingkup kerja sama ini meliputi pendidikan dan pengajaran, temasuk pelatihan, lokakarya, seminar, sosialisasi dan diskusi, penelitian ilmiah dan review kebijakan mengenai isu-isu pertahanan dan keamanan dalam kerangka hubungan internasional.

Dalam sambutannya Prof. Ishak Hasan menyampaikan rasa terimakasih dan syukur atas terlaksananya penandatangan MoU dengan BSKLN. Hal ini sebagai upaya menyukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). UTU terus berupaya menarik para pihak profesional untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan praktik di luar kampus. Kerjasama dengan BSKLN dapat memberikan warna baru dalam pembelajaran dan pengalaman bagi mahasiswa UTU kedepan.

“Kerjasama ini sangat penting tentunya demi pengembangan bukan hanya kelembagaan tetapi pengembangan kualitas SDM negara kita,” kata Prof Ishak Hasan

Dalam kesempatan tersebut, Rektor juga memaparkan sejumlah potensi strategis di kawasan Barat Selatan Aceh, khususnya di Aceh Barat. Potensi pertanian, perikanan dan peternakan di wilayah pesisir Aceh Barat Selatan tersebut diharapkan dapat dioptimalkan pemanfaatannya lewat kerjasama ini.

“UTU sendiri memiliki core product dalam bidang Agro and Marine Industri, mengacu pada historis dan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada dikawasan BARSELA Aceh,” lanjut Prof Ishak

Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan dikembangkan ke aktivitas lainnya, seperti kolaborasi riset dan publikasi, pelatihan bersama, supervisi bersama, hingga implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. WR1 UTU menambahkan bahwa kerjasama ini akan mengedepankan pada bidang politik agromaritim, sub marine dan sumberdaya genetik dan biodiversity pertanian, perikanan dan peternakan untuk penguatan diplomasi ekonomi Provinsi Aceh dan negara Indonesia dengan dunia global. Untuk itu bersama Kepala Pusat Asia Fasifik dan Afrika BKSLN Kemenlu, UTU telah merancang program “Lingking locals to globals”.

Dalam sambutannya Dr. Yayan GH Mulyana mengatakan, Kemlu RI akan berupaya mengangkat Aceh Barat dan UTU ke wilayah internasional dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Kerja sama tersebut juga menjadi bagian dari upaya Kemlu untuk menjaring masukan dalam pengembangan potensi daerah serta menjadi bahan promosi dan elemen penting dalam penyusunan strategi dan kebijakan luar negeri.

Dr. Yayan mengatakan ke depan BSKLN akan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk kedua belah pihak.

Ia juga mengapresiasi atas kedatangan tim UTU ke Kemlu “semoga silaturrahmi dan kerjasama ini dapat memberikan kemanfaatan bagi kedua belah pihak,” katanya. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

Dalam rangka meningkatan kualitas sumber daya manusia, Bank Indonesia melalui Universitas Teuku Umar membuka kesempatan untuk bergabugn dalam program beasiswa Bank Indonesia tahun 2024 bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar.

Info lebih lanjut

 

 

 

Informasi pendaftaran dapat dilihat pada link berikut:

 

Beasiswa UTU

MEULABOHUTU | Dalam rangka meningkatkan prestasi dan kapasitas organisasi kemahasiswaan, serta menerapkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan menumbuhkan rasa peduli mahasiswa untuk berkontribusi dalam masyarakat. Pusat PKM Universitas Teuku Umar bekerjasama dengan bagian kemahasiswaan, Biro AKPK UTU menyelenggarakan Sosialisasi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2024 pada Kamis (15/2/2024).

Penyelenggaraan sosialisasi ini merupakan salah satu implementasi dari kebijakan Kemendikbudristek yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Ormawa dan sekaligus menumbuhkembangkan soft skills dan kompetensi mahasiswa seperti kemampuan berorganisasi, penguatan karakter dan kemampuan dalam bekerja sama (team work).

PPK Ormawa adalah serangkaian proses pembinaan Ormawa oleh Perguruan Tinggi dengan diimplementasikan melalui program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan soft skills dan kompetensi kemampuan mahasiswa dalam berorganisasi, penguatan karakter pancasila, bela negara, cinta tanah air, kebangsaan, kepemimpinan, dan bekerja sama (team work).

Secara umum kegiatan PPK Ormawa bertujuan untuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi dalam memperkuat kapasitas Ormawa agar mampu menjadi Organisasi Kemahasiswaan yang dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas, unggul, dan berkarakter.

Kegiatan sosialisasi berlangsung di Aula utama Gedung Kuliah Terintegrasi, Kampus UTU. Kegiatan dibuka oleh Rektor UTU Prof Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si, yang diwakili Wakil Rektor III H. Ibrahim Laweung HS, SKM., MNSc. Turut hadir Korpus PKM Yarmaliza, SKM., M.Si, para pembina ormawa beserta pengurusnya di masing-masing fakultas.

Wakil Rektor Ibrahim Laweung dalam sambutannya menjelaskan dengan terselenggarakannya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan akan lebih banyak mahasiswa yang akan ikut terlibat dalam program ini dengan mempersiapkan diri secara lebih baik.

“Program ini bentuk kegiatan nyata di masyarakat, kapasitas dan kemampuan organisasi kemahasiswaan diharapkan akan lebih bermakna sebagai wadah mahasiswa mengembangkan soft skills,” jelas Wakil Rektor

Ibrahim berharap agar Ormawa lingkup UTU dapat berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, karena hal itu sesuai dengan semangat implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan juga sesuai dengan visi UTU sebagai kampus sumber inspirasi dan referensi.

Sementara itu Koordinator Pusat PKM UTU, Yarmaliza, SKM., M.Si kepada Humas UTU menjelaskan kegiatan sosialisasi PPK Ormawa bertujuan untuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi dalam memperkuat kapasitas ormawa agar mampu menjadi organisasi kemahasiswaan yang kompeten, modern, berkarakter Pancasila dan cinta tanah air melalui bela Negara dan menjadi inisiator pembangunan.

Kegiatan ini juga menumbuh kembangkan soft skills serta kompetensi mahasiswa. Dengan demikian mempermudah mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi pada masyarakat. Dan kemudian diimplementasikan melalui program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Yarmaliza, bahwa program ini akan diusulkan pada minggu ke 3 bulan Februari hingga minggu ke 3 bulan Maret mendatang. Setelah diusulkan terdapat 3 tahapan penilaian yakni penilian administrasi, penilaian Substansi dan presentasi.

Dalam kegiatan sosialisasi Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan menghadirkan narasumber dari Belmawa pusat yaitu Dr. Ujang Suwarna, M.Sc.F yang juga dosen IPB University sekaligus tim Ditbelmawa pusat.

Dr. Ujang menjelaskan topik PPK Ormawa terdiri atas empatbelas bidang yang bisa diikuti oleh organisasi kemahasiswaan Universitas Teuku Umar. Keempatbelas bidang meliputi: Sociopreneur, Pertanian Masa Depan, Sekolah Perempuan, Desa/Kelurahan Digital, Sanggar Tani Muda, Konservasi Tanaman Obat, Rumah Sampah Digital, Desa/Kelurahan Sehat, Desa/Kelurahan Cerdas, Rumah Inovasi, Kampung Iklim, Desa/Kelurahan Maritim, Desa/Kelurahan Hutan, dan Aktivitas lain pilihan Ormawa.

Selain itu, Dr. Ujang juga membagikan strategi lolos pendanaan PPK Ormawa tahun 2024. Dintaranya kualitas proposal, tingkat keberhasilan pelaksanaan program, dan kesesuaian sistematika proposal PT dan sub proposal ormawa. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Empat mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) lolos seleksi program Kampus Mengajar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Angkatan VII Tahun 2024.

Program Kampus Mengajar merupakan langkah revolusioner dalam membawa perguruan tinggi lebih dekat dengan masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan melalui pengalaman mengajar di berbagai tingkat sekolah.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Agustina (Prodi Akuntansi), Nurilam Samosir (Prodi Sosiologi), Asrika (Prodi Akuntansi) dan Alvionika Sembiring (Prodi Manajemen).

Melansir laman Kemdikbud, Selasa (13/2/2024), Kampus Mengajar adalah sebuah program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa selama 1 (satu) semester untuk membantu para guru dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdampak pandemi. Melalui program ini, mahasiswa bisa membaktikan ilmu, keterampilan, serta menginspirasi para murid sekolah dasar dan menengah tersebut untuk memperluas cita-cita dan wawasan mereka.

Berbagai keuntungan bisa didapatkan jika mahasiswa mengikuti Kampus Mengajar. Mulai dari terlibat langsung dalam pelaksanaan pembelajaran literasi, numerasi, serta adaptasi teknologi di jenjang SD dan SMP. Mengasah kepemimpinan, kreativitas, pemecahan masalah, dan inovasi langsung dari lapangan. Hingga mendapat bantuan biaya hidup dan UKT (bagi yang tidak sedang menerima bantuan dari pemerintah lainnya).

Kabiro AKPK Universitas Teuku Umar Rinaldi Iswan, ST., M.Sc mengatakan, mahasiswa yang lulus program KM akan mendapat konversi 20 SKS yang dapat memenuhi persyaratan kuliah dan diakomodasi di kampus untuk diakui. Mahasiswa juga akan dapat piagam penghargaan, uang saku, dan potongan uang kuliah.

“Lewat program ini pun, para mahasiswa akan berkesempatan mengasah kepemimpinan, kematangan emosional, dan kepekaan sosial yang akan terus melekat dengan diri sebagai cendikiawan dan sebagai pemimpin bangsa,” kata Rinaldi Iswan

Rektor Universitas Teuku Umar Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si menyambut baik kontribusi mahasiswa UTU dalam program Kampus Mengajar. UTU melalui mahasiswanya turut andil dalam perkembangan dunia pendidikan Indonesia.

“Alhamdulillah, keberhasilan para mahasiswa UTU lolos dalam program Kampus Mengajar secara tidak langsung, kita ikut andil dalam memajukan pendidikan para siswa di Indonesia yang berlandaskan keberagaman dan kebhinekaan melalui para mahasiswa ini,” tuturnya.

Rektor mengungkapkan, bagi mahasiswa UTU sendiri, selain mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri, program Kampus Mengajar juga memberikan keuntungan lain, yaitu semua kegiatannya dijamin oleh UTU dan Kemendikbudristek untuk mendapatkan pengakuan berupa konversi yang akan dimasukkan ke dalam mata kuliah mahasiswa.

 

Prof Ishak Hasan juga berharap, para mahasiswa yang lolos dalam program Kampus Mengajar dapat menjawab berbagai tantangan pendidikan dan permasalahan di satuan pendidikan yang membutuhkan solusi lugas. Tentunya tanpa menghilangkan proses pengajaran yang humanum dan berpatokan pada proses interaksi yang baik antara pengajar dan siswa.

“Tantangan lain adalah bagaimana kemampuan para mahasiswa yang terlibat tetap berkaca dalam kearifan lokal meskipun sudah diterjang berbagai macam badai globalisme dan arus informasi yang mengalir sedemikian derasnya. Sehingga faktor Keindonesiaan dan Kebhinekaan tetap menjadi salah satu benang merah yang harus dilakukan dalam proses interaksi belajar mengajar kepada para siswa di sekolah,” katanya.

Sebagai peserta Kampus Mengajar, Mahasiswa memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut:

Kewajiban Mahasiswa

• Mahasiswa peserta program wajib menyediakan dokumen pendukung yang valid dalam proses aplikasi dan pelaporan.

• Mahasiswa peserta program wajib mengikuti dan berada di lokasi penempatan yang telah ditetapkan.

• Mahasiswa wajib memiliki komitmen terhadap tugas dengan melaksanakan semua kewajiban yang telah ditentukan.

• Mengisi logbook harian di aplikasi Kampus Merdeka.

• Mengisi laporan mingguan pada minggu berjalan berdasarkan kegiatan kampus mengajar yang telah dilakukan.

• Mengikuti sharing session dengan DPL sesuai jadwal/kesepakatan.

• Melakukan evaluasi diri per minggu secara daring dengan membaca dan menindaklanjuti tanggapan DPL terhadap laporan mingguan di aplikasi Kampus Merdeka.

• Menyusun dan mengunggah laporan akhir kegiatan.

• Melakukan evaluasi diri/asesmen secara mandiri dan kepada rekan kelompok.

• Mahasiswa wajib mengikuti aturan dan etika yang berlaku di sekolah.

Hak Mahasiswa

• Mahasiswa peserta program berhak mendapatkan bantuan/subsidi uang saku, bantuan UKT (dana pendidikan) dan biaya transportasi pada awal dan akhir kegiatan (at cost) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Selepas selesai menjalani program, mahasiswa peserta berhak mendapatkan pengakuan kredit semester hingga 20 SKS.

Masih dari laman Kemdikbud, jika sesuai linimasa program, para mahasiswa pendaftar yang dinyatakan lolos seleksi sebagai peserta Kampus Mengajar akan menjalani program penugasan Januari-Juni 2024. Selama masa penugasan, peserta wajib mengisi laporan kegiatan harian,  kegiatan mingguan, dan menyusun laporan akhir. Di akhir periode penugasan, seluruh peserta akan ditarik dari lokasi mengajar secara serentak pada Juli 2024. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan memastikan bahwa proses belajar mengajar serta kegiatan akademik lainnya di program studi  senantiasa memenuhi standar yang ditetapkan, maka perlu dilakukan upaya penguatan dan peningkatan standar layanan yang ditandai dengan pencapaian akreditasi unggul.

Menyikapi hal demikian, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar sebagai entitas perguruan tinggi dalam mengimplementasikan standar mutu akademik dan pencapaian akreditasi unggul menyelenggarakan workshop penyusunan sejumlah dokumen untuk kebutuhan akreditasi sejumlah program studi dibawah naungan FKM.

Workshop yang berlangsung di ruang rapat senat GKT, Kampus UTU pada Senin (12/2/2024) ini dihadiri oleh para pimpinan Fakultas, ketua dan sekretaris Prodi dan sejumlah anggota tim persiapan Akreditasi.

Hadir sebagai narasumber utama pada kegiatan tersebut adalah Dr. Ir. M. Aman Yaman, M. Agric. Sc yang merupakan Wakil Rektor Bidang akademik dan kerjasama Universitas Teuku Umar menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan dan memastikan bahwa semua persyaratan akreditasi yang telah ditetapkan oleh Lembaga Akreditasi Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM PTKes) dapat terpenuhi.

Salah satu sesi workshop yang menjadi fokus utama adalah pembahasan dokumen akreditasi Laporan Evaluasi Diri (LED). Para peserta workshop secara bersama-sama melakukan evaluasi mendalam terhadap setiap bagian dokumen tersebut, mencari potensi penyempurnaan, dan memastikan bahwa informasi yang disajikan sesuai dengan kondisi aktual di program studi.

Selain itu, Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) juga menjadi perhatian utama dalam workshop ini. Para peserta secara kolaboratif menganalisis pencapaian dan proyeksi pengembangan program studi. Evaluasi ini melibatkan penilaian terhadap aspek kurikulum, fasilitas, sumber daya manusia, dan hubungan Prodi dengan stakeholder terkait.

Dalam pembukaan workshop, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Dr. T. Alamsyah SKM. MPH yang diwakili Wakil Dekan 1 Safrizal, SKM., M.Kes menyampaikan harapannya agar kegiatan penyusunan dokumen ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat secara umum dan penguatan kualitas dokumen akreditasi yang akan diajukan untuk penilaian.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan relevansi mutu pendidikan di unit kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat. Workshop penyusunan dokumen ini adalah langkah nyata untuk memastikan bahwa seluruh prodi dibawah FKM siap untuk menyongsong penilaian akreditasi untuk memperoleh hasil yang terbaik. Hal ini juga untuk tetap memastikan bahwa program studi di FKM menjadi pilihan utama bagi para calon mahasiswa yang ingin mengembangkan diri dalam bidang Kesehatan Masyarakat” ujar Safrizal.

Sementara itu Wakil Dekan II FKM Teungku Nih Farisni, SKM., M.Kes selaku penanggung jawab kegiatan juga menuturkan kegiatan ini merupakan refleksi kesiapan Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk menghadapi pengajuan akreditasi yang akan segera berakhir.

“Ada beberapa dokumen yang akan kita siapkan untuk kelancaran Akreditasi program studi, diantaranya dokumen panduan akademik, Renstra dan renop, Pelampauan SN Dikti, dokumen tracer study, dokumen roadmap penelitian dan pengabdian dan dokumen evaluasi capaian kinerja,” kata Teungku Nih Farisni

Workshop ini diakhiri dengan penyusunan rencana tindak lanjut untuk implementasi perbaikan dan pengembangan yang diidentifikasi selama kegiatan. Para peserta sepakat untuk terus berkolaborasi dan melibatkan semua pihak terkait guna mencapai standar akreditasi yang lebih tinggi dan memberikan pengalaman belajar yang optimal bagi mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat. (Aduwina Pakeh / Humas UTU)

MEULABOHUTU | Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu ajang kompetisi mahasiswa dalam eksistensi diri berdasarkan pemikiran dan perilaku yang ditunjukkan mahasiswa yang akan bersifat kreatif (unik dan bermanfaat) dan konstruktif (dapat diwujudkan). Lulusan Perguruan Tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge, skill of thinking, management skill dan communication skill.

Dari keempat keterampilan tersebut perlu dimiliki oleh mahasiswa agar dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

Universitas Teuku Umar sangat mendukung dan mendorong sepenuhnya kegiatan tersebut, secara tidak langsung dapat meningkatkan mutu lulusan Perguruan Tinggi. Atas dasar itu, melalui Pusat Kreativitas Mahasiswa Universitas Teuku Umar pada Rabu (7/2/2024) mengadakan kegiatan Sosialisasi PKM 2024.

Kegiatan tersebut berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom meeting yang diikuti ratusan mahasiswa dan dosen dengan menghadirkan Prof. Dr. Med. dr. Indwiani Astuti, dosen di Universitas Gadjah Mada yang juga reviewer nasional PKM 2024.

Koordinator Pusat PKM UTU, Yarmaliza, SKM., M.Si  menjelaskan bahwa tujuan diadakannya kegiatan Sosialisasi PKM 2024 dapat memberikan gambaran yang jelas terkait persiapan dokumen proposal PKM yang nantinya akan diusulkan melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) dibawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) sebagai kriteria PKM yang dapat didanai atau mendapatkan insentif dalam mewujudkan dan menjalankan kegiatan yang telah diusulkan.

Dalam pembukaannya Rektor UTU, Prof Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si menyampaikan pesan kepada para dosen agar dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif dan unggul dalam prestasi. Beliau juga menuturkan agar kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa Universitas Teuku Umar.

“Program Kreativitas Mahasiswa bukan hal yang baru bagi kita semua, setiap tahun kegiatan ini selalu ada dan kita ikuti. Akan tetapi pada tahun ini tentunya saya berharap bisa lebih baik dari tahun sebelumnya, banyak proposal kegiatan mahasiswa UTU yang lolos ke tahap final atau PIMNAS”, harap Rektor.

Rektor berharap di tahun 2024 ada banyak proposal yang masuk, semakin banyak mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKM dan Dosen ikut terlibat sebagai pembimbing maka akan semakin besar peluang untuk menang. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2024 peserta yang mengirimkan proposal akan mendapatkan reward. Hal itu sebagai bentuk upaya untuk menumbuhkan semangat siswa sebelum berkompetensi.

“Belum menang aja udah dapat reward, apalagi kalau udah menang, maka akan double reward”, sambung Rektor.

Dalam paparannya Prof. Indwiani Astuti memaparkan mengenai tiga hal pokok yang perlu diasah mahasiswa untuk meningkatkan minat dan bakat. Tiga hal itu adalah pikiran, perasaan dan ketrampilan. Selain itu, beliau juga menyampaikan mengenai perbedaan pada setiap bidang PKM dan format proposal PKM secara umum dan teknis. Disinggung juga mengenai perbedaan pemberian anggaran dana pada setiap bidang-bidang PKM.

“PKM itu intinya adalah kreatif dan sifatnya kompetitif. Setiap proposal yang masuk akan dinilai, yang terbaik akan lolos dan didanai,” katanya

Adapun tujuan PKM yaitu memandu mahasiswa menjadi pribadi tahu aturan dan taat aturan, kreatif & inovatif, obyektif & kooperatif dalam membangun kebhineka tunggalikaan intelektual.

Prof. Indwiani turut memaparkan waktu pelaksanaan PKM berkisar 4-5 bulan, selain itu juga pendanaan yang bersumber dari belmawa sebesar 6-10 juta per proposal yang lolos seleksi. (Aduwina Pakeh / Humas UTU)

MEULABOHUTU | Tujuh dosen Universitas Teuku Umar lolos sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kampus Mengajar Angkatan VII Tahun 2024, Selasa (6/2/2024).

Hal ini diketahui dari pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dengan Nomor : 0680/E2.E2.1/DT.01.02/2024 tentang Program Kampus Mengajar Angkatan 7.

Ketujuh dosen tersebut yakni Rita Hartati, S.Pd., M.Pd (Teknik Industri), Oviana Lisa, S.Si., M.Si (Agroteknologi),  Rismawati, S.Pd., M.Pd (Kesehatan Masyarakat), Fachruddin, S.TP., M.Si (Teknik Sipil), Ir. Mahmud Basuki, S.T., M.T. (Teknik Industri), Mawaddah Putri Arisma Siregar, S.P., M.Agr (Agroteknologi) dan Muhammad Reza Aulia, S.Pt., M.Si (Agribisnis).

Selain keberhasilan tujuh orang dosen sebagai DPL Kampus Mengajar, juga lulus seorang Koordinator Kampus Merdeka yang mengkoordinir 7 DPL Kampus mengajar tersebut, yaitu atas nama Dr. Kiswanto, M.Si

Rektor Universitas Teuku Umar, Prof Dr Ishak Hasan, M.Si mengapresiasi keberhasilan para dosen yang lulus sebagai DPL Kampus Mengajar, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dilaksanakan oleh kementerian. “Ini sebagai salah satu wujud komitmen Universitas Teuku Umar dalam mendukung kebijakan kementerian terkait program MBKM,” Kata Prof Ishak Hasan

Kampus Mengajar merupakan bagian kegiatan pembelajaran dan pengajaran di satuan pendidikan dasar dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai upaya untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kelas dengan menjadi mitra guru dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan dasar dan menengah, yang selanjutnya disebut sekolah penugasan.

Tujuan kampus mengajar ini membuka kesempatan mahasiswa untuk magang langsung ke sekolah-sekolah yang sudah ditunjuk kementerian sebagai program  mahasiswa dalam membantu sekolah dalam proses belajar mengajar.

“Kita ketahui bahwa program Kampus Mengajar ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan beragam keahlian dan keterampilan dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pembelajaran, pengembangan strategi, dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan,” kata Prof Ishak Hasan.

Sekali lagi selamat kepada dosen UTU yang lolos. Semoga dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. “Tentu dengan ketulusan Bapak/Ibu akan berdampak baik bagi peningkatan SDM dan kemajuan pendidikan di Aceh dan meningkatkan citra UTU ditengah-tengah masyarakat, ” pungkas Rektor.

Dihubungi terpisah, Kepala Biro AKPK UTU Rinaldi Iswan, ST., M.Sc menyebutkan program kampus mengajar ini akan  dilaksanakan oleh mahasiswa yang lolos dalam seleksi kampus mengajar yang akan dibimbing langsung oleh para dosen DPL yang telah dinyatakan lolos oleh kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi.

Program Kampus mengajar ini dilaksanakan selama satu semester. Kegiatan ini dimulai tanggal 26 Februari – 16 Juni 2024. Kampus mengajar ini melibatkan mahasiswa dalam proses pengajaran yang nantinya program ini akan dikonversi 20 SKS.

Adapun tugas dan peran dosen DPL ini adalah mengawasi dan membimbing mahasiswa yang melaksanakan program kampus mengajar di sekolah.

“Selamat kepada para dosen UTU yang telah lolos menjadi DPL Kampus Mengajar Angkatan VII. Mari kita berprestasi di semua lini” ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Kampus Merdeka UTU, Dr. Kiswanto menyebutkan peran dan tugas para dosen adalah memberikan arahan, mengawasi, mencari solusi berbagai permasalahan mahasiswa, penghubung komunikasi pihak sekolah dengan mahasiswa, melakukan evaluasi terhadap mahasiswa.

Sedangkan, fungsi DPL sendiri adalah melakukan komunikasi dengan pihak terkait, seperti Komunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Komunikasi dengan sekolah yang dituju (SD), Memberikan Bimbingan Laporan Awal, Respon logbook harian mahasiswa, Respon laporan mingguan mahasiswa, bimbingan dan persetujuan laporan akhir, dan melakukan tahap penilaian.

Melalui program ini Kemendikbud Ristek menyiapkan karir yang komprehensif guna mempersiapkan generasi terbaik Indonesia, salah satu programnya adalah Kampus Merdeka yang mana program ini merupakan salah satu bagian dalam kebijakan Merdeka Belajar.

“Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Program MBKM yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) menjadi Peniaian bagi Universitas yang ikut serta dalam kegiatan MBKM ini,” pungkas Dr. Kiswanto (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama Universitas Syiah Kuala (USK) dalam rangka pendampingan pengembangan UTU menjadi Perguruan Tinggi Negeri Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (PTN PKBLU).

Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Parkside Gayo Petro Takengon, Jumat (9/2/2024). FGD ini melibatkan unsur pimpinan di lingkungan kampus UTU, tim penyusun dokumen yang kesuluruhan berjumlah 36 orang serta tim  pendampingan dari USK berjumlah 15 orang tim ahli.

Kegiatan yang akan berlangsung mulai 8-11 Februari 2024 ini nantinya akan didampingi penyusunan dokumen revisi renstra, dokumen Renstra bisnis PK BLU, Dokumen BLU-SPM UTU, Dokumen BLU-SOTK UTU, dan Dokumen laporan keuangan.

“Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan output draft dari 5 dokumen tersebut, kami sekali lagi mengucapkan terimakasih kepada bapak Warek 2 dan tim dari USK yang telah berhadir dan mendampingi proses penyusunan beberapa dokumen untuk kebutuhan transformasi menuju PTN BLU,” kata Warek II UTU Prof Dr Nyak Amir, M.Pd selaku ketua pelaksana FGD.

Rektor UTU Prof Dr Ishak Hasan, M.Si dalam sambutannya  mengatakan pelaksanaan FGD ini merupakan langkah awal dari keseriusan UTU, dalam upaya mendorong peningkatan status menuju PTN-BLU. Forum diskusi sengaja menghadirkan para guru besar dan tim dari USK agar dapat memberikan penjelasan kepada civitas akademika, alasan kenapa UTU harus menjadi PTN-BLU serta bagaimana perspektif UTU kedepan setelah melakukan perubahan status perguruan tinggi.

Dengan pendampingan dan penguatan yang diberikan oleh tim USK perlu untuk didengarkan sehingga ketika melangkah menuju PTN-BLU, dosen dan tenaga kependidikan akan memiliki kesamaan pandangan serta tekat untuk mewujudkannya sehingga UTU dapat terus berakselerasi menjadi kampus unggul dan berdaya saing.

“Kita menargetkan di tahun 2024 ini UTU bisa bertransformasi menjadi PTN BLU dan akan meningkatkan pelayanan Tridharma kepada Masyarakat,” pungkas Prof Ishak Hasan

Adapun tim dari USK dipimpin oleh Wakil Rektor II Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Marwan, S.Si., M.Si, Kepala Kantor Audit Internal USK Prof Dr.Ir, Suhendrayatna M.Eng, Ketua Badan Pengembangan Bisnis USK, Dr. Syaifullah Muhammad ST., M.Eng dan pemateri Prof. Dr. Taufiq S, M.Eng dan tim lainnya.

Dalam sambutannya Prof. Marwan menyebutkan bahwa UTU memiliki sumberdaya yang mumpuni, baik dosen maupun  staf tendik yang luar biasa gesit dan meyakini apa yang sedang diperjuangkan akan segera terwujud.

Prof. Marwan juga mengatakan bahwa perubahan UTU  menjadi PTN BLU merupakan sebuah keharusan. Beliau menambahkan bahwa jika nanti UTU menjadi PTN BLU akan membuat UTU menjadi lebih lincah bergerak terutama dalam tata kelola keuangan dan mendapatkan sumber pendanaan diluar uang kuliah tunggal (UKT).

Diakhir sambutannya ia berpesan agar setiap pendapatan yang didapat nanti harus dimasukan ke dalam daftar tarif layanan BLU yang ada di Kampus UTU.

“Insya Allah target kita 26 Agustus 2024 nanti proposal perubahan transformasi UTU menjadi PTN BLU dapat kita submit,” pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan FGD tersebut Wakil Rektor I UTU Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc, Wakil Rektor III Ibrahim Laweung HS, SKM., MNSc, Kabiro Umum dan Keuangan, Zulfirman, SE., M.Si, Kabiro AKPK Rinaldi Iswan, ST., M.Sc, Kepala LPPM-PMP UTU Ir. Yuliatul Muslimah, MP, para dekan dan sejumlah ketua Pokja lingkup UTU. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Secara keseluruhan tugas pokok saksi peserta pemilu adalah memastikan proses pemungutan suara dan penghitungan perolehan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tidak ada kecurangan serta memastikan benar-benar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar, Adam Sani, S.H.I., M.H selaku narasumber pada kegiatan Penguatan Kapasitas dan Training of Trainer (ToT) Pelatihan Saksi Peserta Pemilu yang diinisisasi Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Aceh Barat yang digelar di Hotel Tiara, Meulaboh, Jum’at (9/2/2024).

Kegiatan yang dihelat guna memberikan pemahaman yang lebih baik terkait ketugasan saksi saat bertugas di TPS dan terciptanya pemilu berkualitas yang berintegritas dan berkeadilan diikuti oleh mayoritas sebagai Komisioner Panwaslu Kecamatan, perwakilan pengurus partai politik peserta pemilu 2024, perwakilan koordinator saksi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, serta koordinator saksi pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

“Kami harapkan perwakilan yang hadir mengikuti kegiatan Training of Trainer ini dapat melatih para saksi di masing-masing partai politik maupun pasangan calon presiden dan wakil presiden atau calon perseorangan Dewan Perwakilan Daerah,” tutur Adam Sani dihadapan peserta.

Menurutnya, dalam memilih saksi di TPS tidak sembarangan. Sebagai saksi harus harus memiliki kemampuan yang mumpuni. Saksi harus bisa melakukan pemetaan tempat pemungutan suara khususnya yang tergolong rawan terjadi pelanggaran, serta telah mengikuti pembekalan berupa pengetahuan, keterampilan, etika, potensi pelanggaran di tempat pemungutan suara dan modus kejahatan.

Berdasarkan peta aktor kerawanan pemilu terdiri dari penyelenggara pemilu terkait ketidaknetralan dan ketidakprofesionalitasan, kemudian peserta pemilu yang berhubungan dengan pelanggaran aturan pemilu dan sengketa antar peserta pemilu maupun sengketa antar peserta pemilu dengan penyelenggara pemilu, serta dari masyarakat  mengenai pelanggaran aturan pemilu dan konflik antar pendukung.

Di akhir pencerahannya, Adam Sani menjelaskan dampak regulasi potensi masalah di tempat pemungutan suara. Proses pemungutan suara di tempat pemungutan suara wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan pengawas tempat pemungutan suara terbukti terdapat keadaan pembukaan kotak suara atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Ketua Panwaslih Kabupaten Aceh Barat, Aidil Azhar, S.Si, kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat pengetahuan para saksi dari calon legislatif, calon anggota DPD, dan calon presiden-wakil presiden yang ada di lingkungan Aceh Barat.

Aceh Barat sendiri memiliki 321 buah gampong dari 12  kecamatan. “Saat ini Panwaslih juga telah menyerukan partai-partai politik segera membersihkan baliho, spanduk, dan banner kampanye peserta Pemilu pada minggu tenang. Kami menginginkan hal itu bisa bersih sebelum Pemilihan dilakukan,” ungkapnya. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).