MEULABOHUTU | Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan merupakan tujuan dari program kelapa sawit nasional dalam menjawab black campain terhadap keberadaan tanaman kelapa sawit yang diangap sebagai perusak lingkungan dengan menyumbang gas emisi rumah kaca.

Terkait dengan isu tersebut pemerintah melalui instruksi Presiden No 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perekebunan Kelapa Sawit (RAN-KSP) mengamahkan penyusunan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) provinsi dan kabupaten/kota penghasil kelapa sawit  yang merupakan turunan RAN-KSB dan nantinya menjadi dokumen perencaaan daerah yang harus masuk pada RPJM dan RPJP daerah penghasil kelapa sawit.

Tim Dosen Peneliti dari Universitas Teuku Umar dan Universitas Syiah Kuala menggelar Focus Group Discussion (FGD) penyusunan RAD-KSB Kabupaten Nagan Raya bersama Stakeholders Perkebunan Kelapa Sawit di Nagan Raya. Kegiatan berlangsung pada Kamis (23/11/2023) di Wisma Syariah Ujong Patihah Kabupaten Nagan Raya.

Adapun tim penyusun dari UTU adalah Dr. Ir. Aswin Nasution, M.Si; Dr. Muhammad Jalil, MP.; Ir. Syamsunan, ST, MT; dan Dr. Abdul Latif, MT, sementara dari Universitas Syiah Kuala yaitu Prof. Dr. Ir. Ashabul Anhar, M.Sc dan Ahmad Baiqi, SP., MM serta Azanuddin Kurnia, SP., MP dari Distanbun Aceh.

FGD yang melibatkan stake holder kelapa sawit Kabupaten Raya antara lain, Dinas dan Intstansi terkait dengan perkebunan kelapa sawit, Camat, Petani Kelapa Sawit, Asosiasi Petani Kelapa Sawit APKASINDO, dan APKASINDO Perjuangan, pengusaha perkebunan dan pabrik kelapa sawit, dan staf khusus Bupati Kabupaten Nagan Raya.

Pj.Bupati Nagan Raya dalam sambutannya yang diwakili Asisten III Setdakab Nagan Raya Bambang Surya Bhakti, SE  mengharapkan bahwa dokumen RAD-KSB yang dihasilkan nantinya menjadi dokumen yang dapat diterapkan sebagai program pemerintah dalam menjawab berbagai permasalahan kelapa sawit di Kabupaten Nagan Raya menuju kelapa sawit berkelanjutan yang merujuk pada Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable Sustainable Palm Oil  (RSPO).

Selain itu staf khusus PJ Bupati Nagan Raya Bapak Chairul Mega yang hadir pada FGD tersebut mengharapkan bahwa dokumen RAD-KSB Nagan Raya nantinya dapat mengarahkan program kelapa sawit berkelanjutan yang Zero Waste dan Minimanl Emisi.

Sementara itu, Dr. Aswin Nasution dalam pernyataannya, mengatakan, penyusunan RAD KSB di Nagan Raya merupakan tindak lanjut dari pengelolaan bentang lahan berkelanjutan dan pengelolaan gambut melalui skema pengembangan komoditas.

“Penyusunan RAD ini berdasar pada prinsip-prinsip kelestarian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan resiko lingkungan, sehingga prosesnya haruslah bersifat inklusif dan berbasiskan data dan informasi terbaik saat ini,” ujar Aswin Nasution

Ia menambahkan, mandat penyusunan RAD-KSB menjadi peluang bagi pemkab Nagan Raya dan pihak lain untuk dapat mewujudkan komitmen dan rencana ke depan dalam perbaikan tata kelola sawit secara berkelanjutan. “Tentunya dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, ekologi dan sosial budaya,” pungkas Aswin Nasution. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Mahasiswa Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) akan melakukan kunjungan ke PT. Perkebunan Nusantara III dan PT. Nipon Indosari Corpindo TBK cabang Medan.

Dekan Fakultas Pertanian yang diwakili Wakil Dekan 1 Dr. Irvan Subandar, S.P., M.P secara resmi melepas peserta field trip yang berjumlah 42 peserta ini. Kegiatan pelepasan rombongan mahasiswa tersebut berlangsung di pintu gerbang, kampus UTU, Rabu (15/11/2023).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Dekan II Fakultas Pertanian, Dedi Darmansyah, S.P., M.Si, Kaprodi Agribisnis Teuku Athaillah, S.P., M.Si dan sejumlah dosen lingkup Fakultas Pertanian.

Dr. Irvan dalam sambutannya menekankan fieldtrip merupakan kegiatan rutin tahun ajaran akademik, dalam mengimplementasikan Contextual Learning, khususnya kajian Place Based Learning, yakni sistem pembelajaran mengunjungi tempat-tempat industri dengan melihat proses dan kinerja industry.

Setelahnya, para mahasiswa dapat mengaplikasikan hasil kunjungan dilapangan, dengan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dan pendidikan dikelas. “Bentuknya, setelah mereka (para mahasiswa) pulang membuat laporan kegiatan fieldtrip dalam bentuk karya ilmiah (papers)” imbuhnya.

Teuku Athaillah menambahkan, fieldtrip ini adalah bagian dari proses pembelajaran MK Manajemen Produksi dan Operasi. Dikantor PTPN III para mahasiswa akan belajar tentang keuangan agribisnis dan etika bisnis, sementara agenda di PT Nipon : Melihat proses produksi, memahami quality management, hingga pengemasan.

“Semoga dari fieldtrip ini,mereka (peserta) mendapat pembelajaran sebagai bekal dalam melengkapi pengalaman yang diperoleh, termasuk menambah ilmu pengetahuan didalam kelas. Diharapkan mereka, cepat beradaptasi didunia nyata (kerja), tentunya setelah lulus dari UBL ini,” Harapnya. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Dosen Universitas Teuku Umar Teuku Athaillah, M.Si., mengikuti Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten Batch 2 tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek. Pelatihan berlangsung di Hotel Bigland, Bogor, selama tiga hari pada Rabu hingga Jum’at (1-3/11/2023).

Melalui surat dengan No. 1371/E5/HM.01.00/2023 terdapat 47 inventor dari 27 Perguruan Tinggi se Indonesia. Satu diantaranya adalah Teuku Athaillah, dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar.

Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten Batch 2 2023 bertujuan meningkatkan kapasitas kompetensi SDM dosen dan peneliti dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis sistem KI (kekayaan intelektual) khususnya Paten.

Dengan adanya tambahan dosen yang mempunyai kompetensi dalam drafting paten sekaligus menambah jumlah paten dalam upaya peningkatan kekayaan intelektual di Universitas Teuku Umar.

Teuku Athaillah mengungkapkan bahwa hak paten adalah bentuk pengakuan dan penghargaan atas kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh dosen atau inventor, sehingga kegiatan pelatihan penulisan deskripsi permohonan paten batch 2 tahun 2023 merupakan suatu media dan fasilitasi bagi dosen/inventor yang memiliki hasil riset berpotensi paten untuk diusulkan guna mendapatkan hak paten sederhana atau hak paten biasa.

“Sebagai Inventor, saya menjadi mengetahui teknik penyusunan deskripsi paten  yang baik dan benar, sehingga akan meningkatkan peluang untuk diberikan granted hak paten biasa atau hak paten sederhana”, Lanjut Teuku Athaillah

Target pelatihan ini adalah setiap inventor menyusun deskripsi permohonan paten untuk kemudian dikumpulkan kepada panitia dan reviewer Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi. Setelah selesai dinilai dan dievaluasi, kemudian ditetapkan kelayakan untuk didaftarkan sebagai hak paten biasa atau paten sederhana.

Dikofirmasi terpisah, Wakil Rektor 1 Universitas Teuku Umar Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc menyambut baik atas keikutsertaan dosen UTU dalam kegiatan pelatihan bergengsu tersebut. “Ini satu langkah kemajuan, sebagai upaya peningkatan paten di UTU karena paten merupakan salah satu kekayaan intelektual yang sangat penting dan dibutuhkan,” kata Dr. M. Aman Yaman

“Kita menyadari bahwa perlu keterampilan khusus untuk membuat paten, sehingga harus dipahami sebaik mungkin panduan untuk menulis paten. Tidak seperti membuat artikel, mengurus paten bayak hal yang harus dilakukan secara detail.” Pungkas Warek 1. (Humas UTU)

MEULABOHUTU | Tim dosen Fakultas Pertanian Universitss Teuku Umar menggadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dengan melatih warga Gampong Mesjid Tuha, Meureubo, Aceh Barat mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, Rabu, 1 November 2023.

Kegiatan yang mengusung topik pembuatan media tanam dan pupuk cair berbahan baku limbah organik tersebut diikuti oleh 30 orang anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Putih gampong setempat.

Tim Dosen terdiri dari 3 orang dosen Fakultas Pertanian yaitu Ir. Sri handayani, SP., M.Si, Sufriadi, SP., MP dan Liston Siringgo Ringgo, SP., M.Si dan seorang dosen Fakultas Ekonomi Ivon Jalil, SE., MM.

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa pemberdayaan masyarakat agribisnis yang merupakan wujud nyata dari implementasi media pembelajaran yang tepat.

Adapun mahasiswa yang terlibat adalah Ananda Rizky pratama, David Triansaf, Delima Fitria, Wira Santia, dan Nailil Hamidi.

Secara administrasi mahasiswa juga memberikan buku profil kelompok wanita tani tersebut yang telah dihimpun sebelumnya melalui kegiatan observasi, mengidentifikasi potensi sumber daya alam, lingkungan dan sumber daya sosial dilingkup wilayah masyarakat agribisnis.

Dalam pelatihan ini masyarakat diajarkan terkait bagaimana proses pembuatan pupuk organik cair yang dapat dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman warga. Pembuatan pupuk organik bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan sampah organik yang dihasilkan menjadi pupuk organik untuk meningkatkan nilai guna sampah yang selama ini hanya dibuang atau dibakar saja, yang dapat mencemari lingkungan.

Dengan mengolah sampah menjadi pupuk organik, masyarakat dapat menghemat biaya pembelian pupuk. Memanfaatkan sampah rumah tangga sebagai produk pupuk juga memiliki banyak manfaat seperti sebagai penyubur tanah dan tanaman

Ketua Program PkM UTU, Sri Handayani menuturkan bahwa pelatihan tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, guna menambah kemampuan para kader KWT  dalam memanfaatkan limbah rumah tangga. Pelatihan tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga untuk melakukan pengelolaan sampah organik, memberikan informasi mengenai proses dekomposisi sampah sisa makanan rumah tangga menjadi pupuk cair dan pupuk kompos dan membekali pengetahuan penggunaan alat komposter untuk menghasilkan pupuk.

“Dengan mengolah sampah menjadi pupuk organik, masyarakat dapat menghemat biaya pembelian pupuk. Memanfaatkan sampah rumah tangga sebagai produk pupuk juga memiliki banyak manfaat seperti sebagai penyubur tanah dan tanaman,” ujar Sri Handayani

Dalam pembuatan pupuk organik, bahan – bahan yang digunakan juga sangat mudah didapat seperti sampah sisa sayur atau buah. Selain itu proses pembuatannya juga sangat mudah dengan menggunakan alat yang juga tersedia di rumah tangga seperti ember, dan lain-lain.

Ketua KWT Gampong Mesjid Tuha Saripah menyambut baik kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diadakan oleh para dosen UTU. Saripah berharap kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan, sehingga masyarakat akan memiliki berbagai keterampilan dan wawasan baru bagi masyarakat.

Sementara Nasril, Keuchik Mesjid Tuha mengucapkan terima kasih kepada yim Dosen UTU telah memberi kesempatan kepada warga gampongnya untuk mengetahui mengenai pupuk organik cair. “Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Ibu dosen, dengan adanya kegiatan dosen mengabdi dapat menambah pengetahuan masyarakat. Semoga ilmunya bisa bermanfaat dan kedepannya bisa diaplikasikan  lagi.

Harapannya, melalui dosen mengabdi kegiatan dapat terus berkelanjutan agar dapat memberikan kontribusi untuk memaksimalkan pengelolaan limbah rumah tangga. (Humas UTU ).

MEULABOHUTU | Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (HIMASEP UTU) melaksanakan kegiatan Kemah Agraris Bina Desa di Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, Kab. Aceh Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 27 sampai dengan 29 Oktober 2023.

Kegiatan yang dirangkai dengan silaturahmi mahasiswa/i baru tersebut bertemakan “meningkatkan solidaritas antar mahasiswa Agribinis dan menumbuhkan semangat Pemuda – pemudi indonesia yang berguna bagi masyarakat”.

Kegiatan Kemah Agraris diisi dengan penanaman tanaman Mangga di perkarangan rumah warga Sikundo sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat di salah satu daerah terpencil di Aceh Barat tersebut. Turut hadir Kaprodi Agribisnis yang diwakili Dr. Rahmat Pramulya S.Tp., M.Si, Pemateri, Alumni, senior mahasiswa serta para undangan lainnya.

Dr. Rahmat Pramulya dalam sambutannya mengatakan kegiatan Kemah Agraris Bina Desa merupakan suatu kegiatan untuk membuka wawasan mahasiswa 2023 terhadap Pertanian dan pengabdian kepada Masyarakat, serta menjadi mahasiswa yang lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.

Kehadiran mahasiswa pada Kemah Agraris diharapkan memperkuat persaudaraan sesama mahasiswa atas dasar profesi sosial ekonomi pertanian atau agribisnis. “Harapan dari Jurusan/Prodi adalah mahasiswa memiliki keinginan kuat (passion) untuk mendapatkan kecakapan hidup dan kompetensi wirausaha selama menempuh pendidikan di agribisnis UTU. Menjadi wirausaha, bukan sekedar meraih profit bagi pribadi, namun diharapkan menjadi penggerak ekonomi daerah yang berbasis pada produk pertanian dan juga berkontribusi pada ekspor yang berdampak pada pembagunan dan perekonomian nasional.” Pungkas Dr. Rahmat

Adapun Pemateri yang didapuk oleh HIMASEP pada kegiatan Kemah Agraris kali ini adalah Mantan Bupati Aceh Barat, Ramli MS. Dalam kesempatannya Ia menyampaikan bagaimana peran mahasiswa dalam mengatasi pengangguran di aceh barat, sehingga mahasiswa di tuntut untuk aktif dan kreatif dan lebih giat untuk berwirausaha dan juga menenggakan syariat Islam yang kokoh.

“kegiatan ini sangat bagus di lakukan diadakan di desa pelosok aceh barat di mana peran mahasiswa untuk lebih efektif melihat potensi desa dan apa yang bisa di kembangkan di desa tersebut sehingga mendapatkan impact yang besar, dan juga mahasiswa harus lebih kreatif dan inovatif dalam berwirausaha agar dapat meminimalisirkan angka pengangguran yang ada, tidak lupa pulak sebgai pemuda kita harus meningkatkan iman kita dengan mendirikan syariat islam yang kokoh sehingga kita dapat selamat dunia dan akhirat “ pungkas Ramli yang pernah memimpin Aceh Barat selama 2 Periode (2007-2012 & 2017-2022).

Sementara itu, Ketua HIMASEP UTU, Chairul dalam penyampaiannya saat pembukaan acara mengatakan Kegiatan Kemah Agraris ini adalah kegiatan  program kerja kami dari HIMASEP FAPERTA UTU Periode 2023- 2024 yang mana kami ingin memberikan kontribusi nyata kepada petani dengan cara memberikan edukasi dan advokasi kepada petani desa.

“Kegiatan ini mengajarkan kita untuk dekat dengan lingkungan, dimana aksi Ini menciptakan pemahaman mahasiswa tidak hanya sebatas di ruang kelas saja tetapi harus lebih peka terhadap lingkungan dan mengetahui potensi dan permasalahan di sekitar. Kami juga melakukan penanaman tanaman Jambu madu yang tujuannya untuk menjadikan desa tersebut sebagai contoh desa hortikultura yang memiliki potensi untuk di kembangkan supaya bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dengan sistem berkelanjutan untuk di kembangkan serta juga untuk pelestarian lingkungan “ Lanjut Chairul

Selanjutnya ia juga menyampaikan, silaturahmi ini selain menumbuhkan tali kekeluargaan juga untuk mempererat kesolidaritas antar junior, senior dan alumni, Tutupnya.

Sementara Ketua panitia Kemah Agraris, Hidayat kepada media mengabarkan kegiatan ini merupakan kegiatan menyadarkan mahasiswa baru agar bisa lebih interaksi langsung kepada masyarakat dan juga sebagai bekal mahasiswa untuk ketika kembali ke kampung halaman agar bisa mamanfaatkan apa sumber daya yang bisa di kembangkan di desa masing masing

“Tujuan kami lakukan kegiatan ini untuk memberikan kesadaran dan pemahaman kepada mahasiswa/i baru terhadap pentingnya berkontribusi kepada masyarakat, khususnya edukasi tentang pertanian yang menjadi inti pangan indonesia . Selain itu, kita juga perlu mengunjungi desa-desa terpencil di Aceh Barat agar lebih memahami potensi – potensi di bidang pertanian setiap desa yang ada di Aceh Barat” Ucapnya

Secara terpisah, Keuchik Sikundo Banta Saidi kepada media mengatakan sangat mengapresiasi atas kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa UTU, khususnya mahasiswa Agribisnis fakultas pertanian.

“Kami selaku keuchik desa Sikundo mengucapkan terimakasih kepada para mahasiswa Agribisnis UTU, juga kepada para dosen yang telah mengunjungi gampong kami yang jauh dari kota. Terimakasih atas sharing ilmu kepada masyarakat gampong kami, terutama telah melakukan aksi nyata bersama masyarakat kami dengan melakukan penanaman pohon jambu madu di rumah warga kami.” Kata Keuchik Banta (Humas UTU). 6

MEULABOHUTU | Dosen Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) melaksanakan kegiatan pengabdian Berbasis Masyarakat yang bertemakan “Pendampingan Optimalisasi Penerapan LEISA pada Budidaya Kopi Arabika sebagai Komoditi Unggulan Kabupaten Devisa di Kabupaten Bener Meriah”. Senin (9/10/2023).

Kegiatan Pengabdian Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ini didanai oleh Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Tahun 2023.

Kegiatan ini dilatar belakangi oleh belum optimalnya kegiatan budidaya secara organik dengan menggunakan limbah-limbah pertanian lokal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, padahal dengan hal tersebut dapat mempertahankan hasil produksi pada jumlah maksiamal dan kualitas kopi arabika, serta dapat mengurangi atau menekan biaya produksi.

Karena itu, tim dosen Fakultas Pertanian diketuai oleh Amda Resdiar, SP., M.Si dengan anggota Muhammad Afrillah, SP., M.Agr, dan Dedy Darmansyah, SP.,M.Si. Tim  mengabdi kepada masyarakat melalui pengembangan produksi pertanian dengan sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA)”.

LEISA adalah suatu sistem pertanian berkelanjutan yang menggunakan input-input rendah atau minimum untuk mencapai produksi yang berkelanjutan, dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.

“Sistem LEISA diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dengan menekan penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimia. Namun, tidak menurunkan produksi tanaman,” ujar Amda. Upaya awal yang dilakukan ialah cara membuat demplot tanaman. Hal ini nantinya bertujuan untuk menjadi gambaran kepada petani agar dapat menerapkan sistem pertanian LEISA ke depannya.

LEISA merupakan suatu sistem pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan pemahaman ilmiah, teknologi, dan pengetahuan lokal yang telah teruji. Sistem LEISA didasarkan pada prinsip- prinsip agroekologi dan memperhatikan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Saat ini secara tidak langsung, petani yang tergabung didalam kelompok sudah melaksanakan kegiatan pertanian organik pada lahan perkebunan kopi, akan tetapi pengolahan organik masih perlu optimalisasi dalam bentuk LEISA sehingga dapat di manfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan hasil panen kopi.

Pengabdian dimulai dengan pembuatan kompos berbasis limbah lokal yang mudah didapat disekitar lokasi yakni Tithonia, Kirinyuh dan Kulit Kopi oleh Ketua tim Pengabdian, Amda Resdiar, SP., M.Si.

Pemanfaatan limbah lokal sebagai kompos sangat bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah bagi petani kopi. Kegiatan selanjutnya yakni pendampingan pembuatan MOL berbahan dasar Limbah Kulit Kopi oleh Muhammad Afrillah, SP., M.Agr.

Selama ini Sebagian besar petani masih belum memanfaatkan secara optimal limbah kulit kopi, pemanfaatan hanya dilakukan dalam bentuk kulit buangan hasil pulper langsung ditaburi pada pangkal tanaman kopi. Padahal limbah kulit kopi memiliki potensi untuk diolah baik sebagai MoL ataupun kompos.

Pada sesi selanjutnya Bapak Dedy Darmansyah, SP.,M.Si melaksanakan pelatihan manajemen usaha kopi dengan pendampingan kepada petani terkait sistem pembukuan, penghitungan biaya dan evaluasi keuangan terhadap Penerapan sistem LEISA. Hal tersebut bertujuan agar petani dapat melihat perbedaan biaya dalam penerapan sistem LEISA.

Pelaksanaan pengabdian ini diikuti oleh 15 petani kopi.  Peserta sangat antusias dengan pelatihan yang dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang turut serta dalam proses pembuatan dan bertanya pada saat diskusi.

Perwakilan mitra Koprasi Bapak Hasra mengapresiasi kegiatan dilaksanakan oleh tim pengabdian dari UTU yang telah memberikan edukasi terkait pemanfaatan limbah yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani.

Perwakilan Masyarakat Bapak Ridwan menyampaikan banyak manfaat yang diterima oleh kami petani kopi dimana pembuatan kompos dan MoL sert manajemen usaha tani mudah dipahami serta alat dan bahan digunakan sederhana dan mudah ditemukan disekitar kami.

Ridwan berharap sekali jika pertanian yg dilakukan mengarah pada pertanian organik. “Dengan begitu, sistem pertanian LEISA ini menjadi salah satu upaya untuk menuju pada pertanian organik, di samping ramah lingkungan, produk pertanian yang akan dihasilkanpun akan memiliki nilai jual tinggi dan mudah dipasarkan,” ujar Ridwan. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Dekan Fakultas Pertanian Universitar Teuku Umar Ir. Rusdi Faizin, M.Si menyampaikan pesan kepada peserta yudisium semester ganjil T.A 2023/2024  untuk selalu menjaga nama baik almamater Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar. Hal itu disampaikannya pada kegiatan yudisium yang berlangsung di Aula GKT, Lantai II, Kampus UTU, Selasa (12/9/2023).

Kegiatan yudisium tersebut turut dihadiri Wakil Dekan 1, Dr. Irvan Subandar, SP., M.P, Wakil Dekan II Dedi Darmansyah, SP., M.Si, Para Ketua Prodi, Anggota Senat Fakultas, Dosen dan tendik lingkup Fakultas Pertanian.

Dalam kesempatan tersebut, Ir. Rusdi Faizin, M.Si juga mengembalikan peserta didiknya yang telah menyelasaikan studi di Fakultas yang ia pimpin  kepada orang tuanya masing-masing.

“Ketika Bapak/Ibu menyerahkan anak-anak kepada Kami beberapa tahun yang lalu anak-anak kami terima tanpa adanya embel-embel pada namanya (gelar), namun pada hari ini Kami seluruh Keluarga Besar Fakultas Pertanian dengan bangga mengembalikan anak Bapak/Ibu semua ditandai dengan sematan gelar Sarjana Pertanian (SP) pada ujung namanya,” ucap Ir. Rusdi, M.Si disambut gemuruh tepuk tangan oleh seluruh hadirin yang memenuhi ruang Aula Utama Universitas Teuku Umar.

Lebih lanjut Dekan jebolan Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala tersebut menyampaikan bahwa para lulusan Fakultas Pertanian jangan hanya berharap menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja.

“Saya berharap para lulusan jangan memiliki mindset untuk menjadi PNS saja, karena banyak kesempatan dan lapangan kerja yang dapat kalian gapai dengan disiplin ilmu dan kemampuan yang kalian miliki,” ujarnya.

“Hal ini mengingat kesempatan menjadi PNS dewasa ini semakin sulit, tetapi lapangan kerja bagi kalian tidaklah sempit asal kalian ingat 8 jurus menuju wirausaha sukses yang sangat sesuai dengan disiplin ilmu kalian tambahnya sembari menjelaskan satu persatu jurus jitu (Entreupreunership) tersebut.

“Diantaranya: Berani memulai, Berani menanggung resiko, Penuh perhitungan, Memiliki rencana yang jelas, Tidak cepat dan putus asa, Optimis dan penuh keyakinan, Memiliki tanggung jawab, dan  Memiliki etika,” Pungkas sang Dekan sebari mengucapkan kata – kata selamat dan tetap optimis kepada semua lulusan yang di Yudisium pada hari itu.

Untuk diketahui, Fakultas Pertanian pada agenda Yudisium kali ini meluluskan sebanyak 144 orang lulusan yang terdiri dari Program Studi Agribisnis 67 orang, prodi Agroteknologi sebanyak 53 orang dan prodi Teknologi Hasil Pertanian sebanyak 24 orang.

Terdiri dari Laki-laki 47 dan Perempuan 97 orang, dengan predikat kelulusan Pujian 26 Orang, sangat memuaskan 94 Orang dan memuaskan 24 Orang. Adapun lulusan terbaik dengan IPK 3,89 atas nama Yeti Darnila dari Prodi Agribisnis, terbaik kedua Fitriani dengan IPK 3,87 dari prodi THP dan terbaik ketiga atas nama Ramina Suci dengan IPK 3,85 dari prodi Agroteknologi (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (BEM FP UTU) bersama masyarakat Gampong Meureubo menyelenggarakan kegiatan “Penebaran Bibit Ikan Lele Sangkuriang” di lokasi budidaya ikan lele, gampong Meureubo, Kamis (14/9/2023).

Kegiatan tersebut turut dihadiri beberapa instansi dan mitra tim PPK Ormawa FP UTU diantaranya Wakil Dekan 1 FP, Kaprodi THP, Kaprodi SDA, Camat Meureubo, Keuchik dan perangkat gampong, Kelompok Pokdakan Meureubo, Humas PT. Mifa Bersaudara, DKP Aceh Barat, PT. Tani Bakti Fulan Mandiri dan pengurus BEM FP UTU.

BEM FP UTU terus berkomitmen melakukan pengembangan potensi Gampong Meureubo guna peningkatan kualitas perekonomian masyarakat melalui program smart farming melalui pembuatan Bioflol, LEISA, Aquaponik, Rumah Bibit Sederhana, Produk Turunan Ikan Asap dan Pemasaran Melalui Digital Marketing.

“Melalui program ini, kami tim PPK Ormawa BEM FP UTU ingin ikut serta berpesan mendorong masyarakat Gampong Meureubo dalam mengembangkan potensi yang dimilik dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya, sehingga adanya kegiatan produksi untuk meningkatkan produktivitas Gampong Meureubo dan harapan kami kegiatan ini bersifat keberlanjutan serta mendapatkan dukungan dari instansi yang hadir agar harapan kita dapat terwujud” ujar Cut Linda Nazhari selaku Ketua Tim Pelaksana PPK Ormawa BEM FP UTU.

Kegiatan penebaran bibit dilaksanakan guna melanjutkan progres kegiatan tim pelaksana hingga hasil panen dari Bioflok menjadu produk ikan asap, dimana harapannya produk ini akan menjadi produk khas Gampong Meureubo dengan memanfaatkan perkarangan rumah.

Dedy Darmansyah, SP., MSi selaku dosen pendamping lapangan menyampaikan bahwa Tim PPK Ormawa BEM FP UTU sudah sepakat dan berkomitmen hingga kegiatan tuntas untuk menfasilitasi masyarakat baik dalam kegiatan pelatihan ataupun sebagai narasumber.

“Kita sudah sepakat dan satu hati untuk menjadikan Gampong Meureubo sebagai desa sentra ikan asap agar dikenal secara luas oleh masyarakat luas dengan adanya aluran pemasaran digital marketing. Syaratnya masyarakat harus lebih pintar dari pembudidaya lain dan mengejar desa lain, kelompok yang telah di bentuk oleh tim bersama Dinas Kelautan & Perikanan Aceh Barat harus kompak dan maju bersama baik kelompok Ayeum Mata & Hudep Beusare” Ujar Dedy Darmansyah

Diakui Rusli, Keuchik Gampong Meureubo bawa masyarakat sangat berkeinginan besar dalam meningkatkan potensi baik sumber daya alam & sumber daya manusia, namun masyarakat belum memiliki pemahaman dan tidak adanya yang memfasilitasi untuk mengembangkan usahanya. Maka dari itu, ia sangat mengapresiasi dan sangat terbantu dengan adanya program mahasiswa PPK Ormawa BEM FP UTU.

“Selama kegiatan PPK Ormawa BEM FP UTU ini kami sudah sering berdiskusi bersama adik-adik mahasiswa jujur kami sendiri masih sangat minim dalam pemahaman bidang akademik dan lain nya, dengan adanya dukungan dari mahasiswa maupun dosen UTU diharapkan usaha masyarakat akan ada media pengembangan dan juga masyarakat sangat antusias berpartisipasi dalam setiap kegiatan dan dengan adanya kegiatan penebaran bibit ikan ini juga menjadi wadah silaturahmi antara gampong dengan beberapa instansi,” kata Keuchik Rusli

Kami memohon untuk dari pihak-pihak instansi yang hadir untuk dapat ikut serta membantu dalam kegiatan peningkatan pertumbuhan perekonomian masyarakat kami di Gampong Meureubo. “Kami menucapkan terimakasih kepada para pihak baik dari PT Mifa, Dinas Kelautan & Perikanan, UTU, Camat, dan lainnya agar terus berkelanjutan kegiatan ini kedepannya” tambah Muhammad Daud selaku Sekretaris Desa di Gampong Meureubo.

Camat Kecamatan Meureubo, Maimun Adma juga turut hadir memenuhi undangan tim pelaksana dalam kegiatan penebaran bibit ikan lele sangkuriang, dan beliau merasa bangga dan salut dengan mahasiswa UTU yang sangat peduli kepada masyarakat.

“Saya sangat mengapresiasi, salut dan juga bangga kepada adik-adik mahasiswa yang aktif berperan dalam lingkungan masyarakat, padahal yang kita ketahui sekarang mahasiswa hanya fokus pada kegiatan kampus saja. Namun berbeda dengan mahasiswa dari Tim PPK Ormawa BEM FP UTU yang aktif memberdayakan masyarakat dan bertujuan memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya di salah satu Gampong yang ada di Kecamatan Meureubo, tentunya ini perlu kita berikan penghargaan dan rasa terima kasih kita akan seluruh kegiatan yang dilaksanakan dengan tulus dan maksimal seperti kegiatan hari ini” ujar Maimun

Pihak Dari PT MIFA Bersaudara Kab. Aceh Barat ikut berpartisipasi hadir dalam kegiatan penebaran bibit ikan lele sangkuriang yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana PPK Ormawa Bem FP UTU.

“Kami memberikan apresiasi kepada adik-adik mahasiswa yang tergabung dalam Ormawa FP UTU yang berhasil menang dalam program PPK Ormawa Dikti tahun 2023 dibawah bimbingan pak Dedy Darmansyah, SP., MSi., Kami berharap kedepan UTU bisa bersinergy dengan program One Village One Product (OVOP) CSR PT Mifa dan Dinas Perikanan dan Dinas Pertanian, khususnya di gampong-gampong binaan kami” ujar Azizon Nurza selaku Pimpinan (Group Head CSR, External Realtions dan Corporate Communication) PT MIFA Bersaudara Kab. Aceh Barat.

Kepala Dinas Keluatan & Perikanan juga turut hadir dalam kegiatan ini “Intinya saya mendukung penuh kegiatan itu baik dari hulu sampai dengan hili, semoga kegiatan bersifat berkelanjutan dan bermanfaat bagi kita semua dan meningkatkan perekonomian masyarakat di Gampong Meureubo” ujar Erni Wanti, S.H., MSi selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Aceh Barat. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Kebutuhan akan produk halal di Indonesia semakin meningkat, tidak terkecuali di Aceh. Sayangnya, tren positif ini belum direspon para pelaku usaha yang beragama Islam secara maksimal. Salah satu contohnya, mereka belum peduli dengan label halal pada produknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain proses dan biaya sertifikasi yang akan berpengaruh terhadap modal produksi.

Hal inilah yang kemudian mendorong Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar menyelenggarakan Workshop Sertifikasi Pangan Halal pada Rabu (6/9) di aula utama, Gedung Kuliah Terintegrasi, Kampus UTU.

Pembahasan pada workshop ini dititik beratkan pada Regulasi dan Implementasi Pangan Halal di Aceh. Hal ini tentu sejalan dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Suci Rahmi, S.TP., M.Si selaku Ketua Panitia pelaksana dalam laporannya menjelaskan kegiatan workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa diantaranya tentang sertifikasi produk halal. Kegiatan workshop ini diikuti oleh seluruh mahasiswa THP dan sejumlah dosen dari Fakultas Pertanian.

Workshop ini dihadiri langsung oleh Rektor UTU Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan apresiasi terkait Workshop pangan halal ini karena substansi dan proses kehalalan suatu produk sangat penting untuk diperhatikan. “Berkaitan dengan hal ini, selain kehalalan produk dalam segi substansi, kehalalan dalam proses pembuatannya pun harus diperhatikan. Pasalnya, berbicara mengenai kehalalan ini telah ditegaskan di dalam Islam karena berdampak langsung dengan kehidupan akhirat kelak”, jelasnya.

“Sertifikasi halal diperlukan sebagai upaya perlindungan konsumen Muslim, sehingga hak konsumen umat Islam dalam melaksanakan syariat untuk tidak mengkonsumsi produk tidak halal akan terjamin,” Jelasnya.

Rektor juga menyinggung UU No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal dan terbitnya PP No 39 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal. “Dengan regulasi itu, jelas bahwa produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal,” tegasnya.

Rektor melanjutkan bahwa perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga akademik yang dapat membantu pelaksanaan penjaminan produk halal dengan melakukan sosialisasi kepada mahasiswa maupun kepada masyarakat lewat kegiatan tridharma “UTU tentu harus turut serta mengambil bagian dalam penjaminan produk halal di Aceh,” paparnya.

Hadir sebagai narasumber Kepala Pusat Riset Halal Universitas Syiah Kuala, Dr. Ir. Yusya Abubakar, M.Sc., IPU dan Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi, M.Sc., Tech. Apt.

Kepala Pusat Riset Halal Universitas Syiah Kuala, Dr. Ir. Yusya Abubakar, M.Sc., IPU menjelaskan bahwa prinsip produksi pangan halal dan proses pengawasan prosedur halal dilakukan sejak awal pangan dikembangkan di lahan pertanian hingga sampai ke tangan konsumen. Adapun prosedur penerbitan sertifikat halal di Aceh melibatkan banyak pihak, antara lain Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan MUI.

“Upaya peningkatan laju sertifikasi produk halal yang dicanangkan pemerintah turut mendorong industry halal untuk terus berkembang sehingga menjadikan pelaksanaan system jaminan produk halal sangat penting untuk dilakukan terhadap industry tersebut, khususnya di daerah Aceh yang terkenal dengan wisata religi” dirinya menambahkan.

Dirinya juga berpendapat bahwa mempromosikan produk halal tidak hanya memberikan sertifikat halal terhadap suatu produk tetapi juga dibarengi dengan pemahaman yang mengedukasi dasar pemberian label halal pada produk tersebut. Adapun yang menjadi tantangan sertifikasi halal khususnya bagi UMKM adalah masih banyaknya industry pengolahan seperti restoran, rumah makan dan catering, termasuk juga rumah potong hewan yang belum tersertifikasi halal. Padahal kelompok industry tersebut terus berkembang dan jumlahnya semakin bertambah.

Sementara Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi M.Sc. Tech., Apt. mengatakan, penerapan Standar Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) harus dimiliki oleh pelaku usaha di sarana produksi. Untuk itu, pihaknya melalui program pemberdayaan UMKM guna meningkatkan daya saing produk pangan, Balai Besar POM di Banda Aceh (BPOM Aceh) aktif melaksanakan Sosialisasi dan Desk Registrasi dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan.

Adapun tujuan dari penerapan CPPOB adalah menghasilkan pangan yang layak, bermutu, aman dikonsumsi, dan sesuai dengan tuntutan konsumen baik konsumen domestik maupun internasional dengan cara : Mencegah tercemarnya pangan olahan oleh cemaran biologis, kimia dan benda lain; mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen; dan mengendalikan proses produksi.

Ada empat kriteria pangan yang dikehendaki oleh konsumen, lanjutnya, yaitu sesuai selera konsumen, aman dikonsumsi, bermutu dan halal. Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam penjaminan produk halal, Kepala BPOM Aceh menyampaikan bahwa dirinya akan menjamin dan memfasilitasi ketersediaan produk halal. “BPOM sebagai lembaga utama pemerintah memiliki wewenang untuk menjamin dan memfasilitasi ketersediaan produk halal untuk memberikan jaminan terhadap konsumen yang peduli akan produk halal,” ungkapnya. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Universitas Teuku Umar (UTU) kembali menerima salinan Surat Keputusan (SK) tentang izin pembukaan Program Studi (Prodi) Magister (S2), kali ini untuk prodi Ilmu Pertanian.

SK itu dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) dengan Nomor 4045/E1/HK.03.00/2023 tentang Izin Pembukaan Program Studi Ilmu Pertanian Program Magister pada Universitas Teuku Umar.

Salinan keputusan tersebut diserahkan oleh Drs M Najib, MPd selaku Kepala Bagian Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIII Aceh kepada Rektor UTU, Drs Dr Ishak Hasan, M.Si yang diwakili Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kerjasama, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc

Proses serah terima Sk tersebut dilakukan pada Selasa (13/6/203), di Gedung LLDikti XIII, Jalan Alue Naga, Desa Tibang, Syiah Kuala, Banda Aceh.

Drs M Najib, M.Pd mengatakan, dengan diberikannya izin pembukaan Prodi S2 Ilmu Pertanian untuk UTU, maka Perguruan Tinggi Negeri (PTN) itu berhak menerima mahasiswa baru mulai tahun ajaran 2023/2024.

“Pemberian SK pembukaan Prodi S2 Ilmu Pertanian itu merespon usulan Rektor UTU, seiring banyaknya peminat pada prodi tersebut yang juga sebagai core product UTU sebagai sumber referensi dalam bidang agro and marine industri,” kata M Najib.

Dengan adanya SK izin pembukaan S2 Ilmu Pertanian ini, M Najib berharap agar Universitas Teuku Umar dapat mempersiapkan diri dengan matang sehingga penerimaan mahasiswa baru angkatan perdana dapat dilangsungkan dengan lancar.

“Kita yakini Universitas Teuku Umar ini mampu berkontribusi menghasilkan lulusan S2 Ilmu Pertanian yang berkompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar,” ujarnya.

Sementara itu, Warek I, Dr. M. Aman Yaman berterima kasih kepada semua pihak, khususnya Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) dan LLDIKTI Aceh atas bantuan dan dukungannya sehingga UTU untuk kini memiliki program magister untuk 2 prodi yaitu Ilmu Perikanan dan Ilmu Pertanian.

“Saya sangat terharu dan berbahagia hari ini. Sebab, UTU sudah memiliki Program Studi S2 yaitu Ilmu Perikanan dan Ilmu Pertanian,” ungkap Wakil Rektor.

“Alhamdulillah, kedua prodi magister ini sudah mulai dapat menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2023/2024,” jelasnya.

Dengan pembukaan Magister Ilmu Pertanian ini, pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan pendidikan yang maksimal bagi masyarakat.

“Pengembangan prodi ini nantinya berfokus pada pengkajian dan pengembangan teknologi produksi tanaman, proteksi tanaman serta bioteknologi dan konservasi tanaman guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya

Semoga dengan dibuka program Magister ini bisa memperluas koneksi UTU sehingga Visi UTU sebagai kampus sumber inspirasi dan referensi dapat segera terwujud.

Lanjutnya, keunggulan S2 Ilmu Pertanian di Universitas Teuku Umar adalah fokus pada pengembangan manajemen produksi, advance technology dan industri pertanian terintegrasi dengan agro-marine industry terkait pengembangan ekonomi masyarakat.

Warek 1 juga mengatakan, khabar bahagia ini melengkapi khabar bahagia sebelumnya, dimana pada awal Mei 2023 lalu UTU juga menerima izin Pembukaan Program Studi Ilmu Perikanan Program Magister. “Dengan demikian, saat ini UTU telah memiliki 2 program studi Magister (S2), sehingga dapat memacu perkembangan Universitas Teuku Umar sebagaimana cita-cita para pendiri UTU terdahulu,”. Pungkasnya. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).