MEULABOHUTU | Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar merupakan salah satu dari dua prodi di UTU yang memenangkan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) liga 2 Kemendikburistek tahun 2023.

Dalam rangka mengimplementasikan PKKM 2023, Prodi Akuakultur menyelenggarakan kegiatan praktisi mengajar guna meningkatkan capaian IKU. Kegiatan ini mendukung tercapainya IKU 4 yaitu praktisi mengajar di dalam kampus.

Ketua Prodi Akuakultur Yusran Ibrahim, M.Si menyebut, Akuakultur UTU sudah rutin mengadakan kelas praktisi mengajar selama 2 semester ini, bahkan sebelum program disahkan oleh pemerintah, sudah rutin mengundang beragam tamu untuk mengisi kuliah tamu.

“Karena praktisi mengajar, atau belajar langsung dari orang yang hidupnya dilalui dengan menjadi seorang ahli di suatu bidang, akan memberikan gambaran yang jelas bagaimana ilmu-ilmu yang dipelajari di kelas mendapatkan ruangnya,” papar Yusran

Selain itu, lanjut dia, program-program seperti praktisi mengajar juga menjadi penting untuk mahasiswa mengetahui keluasan dunia, terlebih untuk yang ada di lingkungan Universitas Teuku Umar

Adapun praktisi mengajar yang didatangkan pada semester ini terdiri dari instansi pemerintah pusat, dari perusahaan dan UMKM.

Prodi akuakultur mengundang 2 instansi pemerintah pusat yaitu Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu (SKIPM) Blang Bintang. Prodi akuakultur juga mengundang 1 perseroan terbatas yaitu PT Piasan Donya serta 1 UMKM yaitu Mina Mandiri.

Kegiatan Praktisi Mengajar ini dilakukan selama 5 minggu dari Bulan Oktober hingga Bulan November tahun 2023.

BPBAP Ujung Batee mengirimkan 2 praktisi mengajar yaitu: Drh. Bakhtiar Sah Putra, M.VetStud dan Ibu Dr. Nurbariah, S.Si., M.Si. Adapun SKIPM Blang Bintang mengirimkan 4 praktisi mengajar yaitu: Diky Agung Setiawan, S.St.Pi, Zulhan Efendi, S.KH, M.Si, Silvia Wijaya, S.Pi, M.Si, dan Widyatmoko, S.Pi., M.Si.

Selanjutnya PT. Piasan Donya mengirimkan Nazar Saddami Ibrahim, Amd. Pi dan UMKM Mina Mandiri mengirimkan Mu’amar Abdan, S.Pi., M.Si.

Praktisi-praktisi ini mengajar matakuliah yang ada di prodi akuakultur yaitu MK Dasar-Dasar Genetika, MK Nutrisi Ikan, MK Hama dan Penyakit Ikan, MK Manajemen Pembenihan Ikan, dan MK Manajemen Payau dan Laut. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Empat tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Universitas Teuku Umar mendapatkan kesempatan divisitasi langsung oleh tim Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi, Kemdikbud-Ristek. Kegiatan tersebut berlangsung mulai 9 hingga 11 Oktober 2023.

Adapun pelaksanaan Visitasi ini dilakukan 2 tahap yaitu wawancara dan survey lokasi. Tahap wawancara dilakukan di ruang rapat senat, GKT Kampus UTU selaku PT host yang telah dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Oktober 2023.

Tim Dit Belmawa Diktiristek yang hadir ke Universitas Teuku Umar ada tiga orang yaitu Soecipto, Gilang Ar Rasyid dan Imron Paru Siregar.

Wakil Rektor III UTU Ibrahim Laweung HS, SKM., MNSc dalam sambutannya saat menjamu tim Belmawa Diktiristek di Kampus UTU menyambut gembira atas capaian ini karena menambah daftar mahasiswa Universitas Teuku Umar yang berprestasi dan mengharumkan nama kampus UTU dikancah nasional.

Pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi yang baik antara Pimpinan Universitas, Pusat PKM, Biro kemahasiswaan, para dosen pendamping dan mahasiswa yang terus menggelorakan semangat kompetisi dan budaya prestasi di lingkungan kampus.

“Untuk kompetisi ini, hanya 2 perguruan tinggi di Aceh yang mendapat kunjungan visitasi diantaranya Universitas Teuku Umar dan Universitas Syiah Kuala,” terangnya.

Ibrahim Laweung juga sangat optimis 4 tim PPK Ormawa UTU akan mampu bersaing di babak final Ajang Abdi Daya 2023 yang akan berlangsung di Universitas Jember pada desember mendatang.

Pimpinan UTU mendukung penuh program PPK Ormawa lewat pendampingan secara terus menerus melalui bagian kemahasiswaan dan Pusat PKM yang merupakan taskforce yang fokus pada pengembangan kreativitas mahasiswa, disamping adanya dosen yang mendampingi setiap tim.

“Kolaborasi bagian kemahasiswaan, Biro AKPK dengan Korpus PKM selama ini sangat intens dalam hal pendampingan setiap program mahasiswa, utamanya PPK Ormawa, ini sebagai wujud support system perguruan tinggi sehingga program PPK Ormawa dapat terealisasi sebagaimana yang diharapkan,” kata Ibrahim

Sementara itu Soecipto, ST., MH selaku reviewer nasional yang berkesempatan menjadi reviewer dari pelaksanaan program PPK Ormawa dan Gilang Ar Rasyid selaku pihak pendamping dari Belmawa dalam kesempatannya menjelaskan kedatangan mereka kali ini ingin melihat langsung pencapaian program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh setiap tim.

Oleh karena itu selama dalam kurun waktu 4 hari tersebut dirinya dan kolega akan mengunjungi semua desa yang menjadi lokasi binaan.

Berdasarkan surat dari Kemdikbud-Ristek nomor 7317/E2/DT.01.01/2023 tentang Visitasi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2023, maka terdapat 4 tim PPK Ormawa UTU yang layak untuk di Visitasi Lapangan dan lolos kategori Abdidaya 2023, adapun tim PPK Ormawa tersebut adalah Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP) Fakultas Pertanian, Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (Himakesmas) FKM, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian.

Keempat tim tersebut lolos 160 Besar dari 700an tim pelaksana PPK ORMAWA Se-Indonesia. Ini merupakan prestasi yg luar biasa untuk Universitas Teuku Umar sepanjang mengikuti ajang Anugerah Abdidaya.

Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si  saat dihubungi Humas UTU menyampaikan, apresiasinya kepada seluruh tim PPK Ormawa lingkup UTU yang berhasil lolos pada tahapan visitasi oleh Dirjen Belmawa Kemendikbudristek.

“semoga keempat tim yang divisitasi dapat memperoleh hasil yang maksimal untuk dapat masuk sebagai nominator dan meraih penghargaan dalam abdidaya tahun 2023,” pungkas Rektor (Aduwina Pakeh / Humas UTU).

MEULABOHUTU | Program Studi Sumber Daya Akuatik (SDA) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk sosialisasi peduli lingkungan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SMKN 1 Meureubo, Sabtu (4/11/2023).

Nabil Zurba, S.Pi., M.Si menjelaskan kegiatan Sosialisasi ini juga merupakan sarana sosialisasi program studi untuk meningkatkan animo masyarakat dalam memilih program studi Sumber Daya Akuatik.

“Selain itu, program ini juga merupakan bentuk nyata dari penerapan tridharma perguruan tinggi yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi bagi peningkatan akreditasi program studi,” harap Nabil

Ia mengatakan program Studi SDA dapat dijadikan sebagai pondasi utama dalam penyiapan Sumber Daya Manusia di bidang sumber daya perairan yang potensinya luar biasa tersedia di kawasan barat selatan Aceh.

Selain itu, program studi SDA juga diharapkan dapat mampu memberikan pendidikan dan pengalaman lapangan secara riil kepada para mahasiswa sehingga dapat berkontribusi aktif dalam pengembangan Sumber Daya Perairan di Aceh.

Kegiatan yang turut dihadiri oleh sejumlah mahasiswa SDA UTU itu juga turut disampaikan materi oleh dosen SDA lainnya, Faliqul Isbah, S.Kel., M.Si. Ia mengungkapkan kegiatan bersifat edukatif tersebut ditujukan kepada generasi muda untuk mempengaruhi pola pikir mereka dalam melestarikan sumber daya alam.

“karena dengan kemampuan berpikir yang kritis dan dengan pembekalan ilmu dari perguruan tinggi maka akan menciptakan aksi dan tindak lanjut dari siswa/i yang dimasa mendatang sebagai calon stakeholder  dalam mengambil kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam,” kata Faliqul Isbah

Sementara itu Kepala SMKN 1 Meureubo Fauziah, S.Pd,. M.Pd dalam kesempatannya mengucapkan terimakasih kepada Prodi Sumber Daya Akuatik Universitas Teuku Umar yang telah menjadikan Sekolahnya sebagai tempat sosialisasi. “Ini merupakan momentum yang baik bagi akan-anak kami mendapatkan penjelasan tentang Prodi SDA dengan berbagai program unggulannya,” kata Fauziah

Lanjutkan, dari kegiatan ini diharapkan para siswa di SMKN 1 Meureubo mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga terutama dalam hal kepedulian lingkungan dan terkait potensi ekosistem mangrove dan terumbu karang. (Humas UTU)

MEULABOHUTU | Dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan diharuskan untuk menjalin kerjasama dengan lembaga lainnya. Tidak hanya dengan lembaga yang berfokus di bidang yang sama, tetapi juga bidang lain.

Universitas Teuku Umar telah menjalin kerjasama aktif dengan berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, salah satunya dengan Universitas Brawijaya Malang. Kerjasama tersebut tentu saja dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas lembaga karena melalui kerjasamalah civitas akademika UTU mendapatkan kesempatan untuk berkarya tanpa batas.

Pada Senin-Kamis 23-26 Oktober 2023 tim dosen Universitas Teuku Umar dari Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) menyambangi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang (FPIK UB) dalam rangka implementasi butir MoU yang telah disepakati dalam bidang penelitian.

Tim dosen Akuakultur UTU melakukan presentasi hasil riset kolaborasi dengan mitra FPIK UB. Riset pada tahun 2023 melalui pendanaan riset skema Penelitian Kerjasama Dalam Negeri (PKDN) dari Kemendikbudristek dengan judul : Bio Ekologi dan Domestikasi Ikan Cupang Endemik (Betta sp.) dari Perairan Barat Selatan Aceh sebagai Dasar Pengembangan Budidaya Ikan Hias Endemik.

Tim Dosen UTU terdiri dari Fazril Saputra, S.Kel., M.Si; Zulfadhli S.Pi, M.Sc dan Muhammad Arif Nasution. Sementara dari UB terdiri Ahmad Fahrul Syarif, S.Pi, M.Si dan Prof, Dr. Ir. Maftuch, M.Si.

Dekan FPIK UB, Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si dalam paparannya kepada tim akuakultur UTU bahwa sebagai bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka, prodi di perguruan tinggi harus bisa melakukan sebuah lompatan yang luar biasa dalam hal kolaborasi riset pengabdian, publikasi, menciptakan program-program magang, praktek kerja, serta pendirian perusahaan rintisan/start-up berbasis AI, yang kemudian akan membantu lulusan memperoleh pengalaman akademik, praktis dan bisnis.

“Ini akan membantu mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja dengan lebih siap dan memahami tantangan-tantangan yang dihadapi oleh industri pada saat ini,” jelas Prof. Maftuch

Sementara itu ketua prodi akuakultur UTU, Yusran Ibrahim, S.Pi., M.Si dalam kesempatannya menyampaikan bahwa, alhamdulilah prodi Akuakultur meraih pendanaan riset kolaborasi dari Kemendikburistek, dan hal ini menjadi amunisi kami untuk terus berkolaborasi dalam bidang budidaya perikanan yang berkelanjutan. Kami menggandeng UB, salah satu kampus terbaik di Indonesia.

Selain kegiatan diatas, kegiatan kedua yang dilakukan adalah pengambilan Serkom (sertifikat kompetensi) keahlian budidaya udang/ikan (skema pakan ikan). Sembilan dosen akuakultur UTU  yaitu Yusran Ibrahim, S.Pi., M.Si; Afrizal Hendri, S.Pi., M.Si; Sufal Diansyah, S.Kel., M.Si; Fazril Saputra, S.Kel., M.Si; Khairul Samuki, S.Pi., M.Si; Alfis Syahril, S.Pi., M.Si; M Fizra Hasibuan, S.Si., M.Si.

Serkom ini sangat penting bagi peningkatan nilai IKU Prodi khususnya IKU 4. Tahapan Serkom ini meliputi i) validasi portofolio peserta, ii) wawancara dengan asesor, iii) asesmen kegiatan lapangan/lab, iv) penerbitan sertifikat. Insha Allah, kesembilan dosen prodi Akuakultur yang telah ikut mendapatkan prediket “Kompeten” dari BNSP.

Kegiatan ketiga yaitu komukasi awal tentang studi S3 bagi dosen FPIK UTU ke program studi doktor FPIK UB yang sudah terakreditasi unggul, sehingga memungkinkan pada tahun 2024 dosen FPIK UTU untuk menempuh pendidikan doktoral di kampus ini, baik melalui jalur reguler, by-reseach, RPL (rekognisi pembelajaran lampau).

Pada agenda ini turut dihadiri oleh pimpinan FPIK UB yaitu Dekan Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si, Ketua Program Studi Budidaya Perairan Wahyu Endra Kusuma, S.Pi, MP, D.Sc, Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Dr. Fuad, ST, MT, Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Dr. Ir. Uun Yanuhar, S.Pi, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Kelautan Ade Yamindago, S.Kel, MP, M.Sc, Ph.D.

Pada akhir sesi kegiatan di kampus UB Malang, kedua belah pihak sepakat akan terus mendorong kolaborasi akademik yang berkelanjutan, dan sebagai penutup sesi masing-masing memberikan cinderamata berupa bungong jaro dan buku ajar karya dosen akuakultur UTU. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Sebanyak 9 dosen Prodi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar mengikuti sertifikasi kompetensi (serkom) di Universitas Brawijaya Malang. Kegiatan tersebut berlangsung pada 23-26 Oktober 2023.

Kesembilan dosen prodi akuakultur tersebut mengikuti serkom keahlian budidaya udang/ikan (skema pakan ikan), yaitu Yusran Ibrahim, S.Pi., M.Si; Afrizal Hendri, S.Pi., M.Si; Sufal Diansyah, S.Kel., M.Si; Fazril Saputra, S.Kel., M.Si; Khairul Samuki, S.Pi., M.Si; Alfis Syahril, S.Pi., M.Si; M Fizra Hasibuan, S.Si., M.Si.

Serkom ini sangat penting bagi peningkatan nilai IKU Prodi khususnya IKU 4. Tahapan Serkom ini meliputi i) validasi portofolio peserta, ii) wawancara dengan assesor, iii) asesmen kegiatan lapangan/lab, iv) penerbitan sertifikat.

Afrizal Hendri kepada utu.ac.id menyebutkan dalam ujian sertifikasi yang digelar selama dua hari tersebut, para peserta melakukan serangkaian tes tulis dan wawancara yang dilakukan oleh para asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), lembaga independen untuk menjamin mutu kompetensi dan pengakuan tenaga kerja pada seluruh sektor bidang profesi di Indonesia melalui proses sertifikasi.

“Alhamdulillah kesembilan dosen prodi Akuakultur tersebut telah ikut mendapatkan prediket “Kompeten” dari BNSP,” kata Afrizal Hendri

Sebagai informasi bahwa kegiatan Serkom ini merupakan salah satu aktivitas dari Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Program Studi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.

PKKM pada skema ini bertujuan meningkatkan mutu, relevansi dan inovasi Prodi pada Pendidikan tinggi untuk merespon dan mengantisipasi perkembangan IPTEK di masa depan sesuai dengan keunggulan program studi dan meningkatkan kerja sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan Top World Class Universities dalam rangka transformasi pendidikan tinggi untuk mendapatkan pengakuan internasional dan meningkatkan daya saing bangsa.

Dekan FPIK UTU Dr. Ismail Sulaiman, S.TP., Maitrise, M.Sc IPU mengapresiasi kegiatan serkom dan berharap bahwa sertifikasi yang diperoleh oleh para dosen FPIK akan menjadi modal yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selain itu, ia juga berterima kasih kepada FPIK UB Malang atas kerja sama yang baik dan dukungan dalam pengembangan kompetensi dosen di bidang budidaya ikan/udang. Ia berharap kerja sama tersebut dapat terus ditingkatkan dan memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak.

“Terimakasih kepada pihak UB Malang atas berjalannya kegiatan ini. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan ilmu dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perikanan,” pungkas Dekan FPIK UTU. (Humas UTU).

MEULABOHUTU  | Tim Dosen Prodi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar  menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Lhok Kuala Daya, Kecamatan Lamno, Aceh Jaya, Selasa (10/10/2023) lalu.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset (PBR) mengusung tema “Penerapan Teknologi Rumpon Berbasis Sumberdaya Lokal Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan Protein Kabupaten Aceh Jaya” ini diketuai oleh Dr. Muhammad Rizal, S.Pi., M.Si, dengan anggota Tim Afdhal Fuadi. Turut hadir Panglima Laot, Sekretaris Panglima Laot dan Nelayan Lhok Kula Daya Kabupaten Aceh Jaya

Dalam rilis yang diterima UTU News disampaikan, hasil diskusi dengan Panglima Laot dan Sekretaris Panglima Laot Lhok Kuala Daya akan dilaksanakan beberapa program mulai dari Sosialiasi pemanfaatan Sumberdaya Lokal untuk dijadikan sebagai atraktor rumpon (Alat bantu penangkapan ikan) seperti serat ijuk, rotan, daun kelapa dan daun pinang, kemudian dilakukan program workshop pembuatan rumpon berbasis sumberdaya lokal, peletakan rumpon di perairan Lhok Kuala Daya, Monitoring dan Evaluasi hasil dari Rumpon berbasis sumberdaya lokal tersebut.

Dr. Muhammad Rizal menjelaskan rumpon merupakan salah satu alat bantu penangkapan ikan yang dapat membantu nelayan untuk membuat atau menciptakan daerah penangkapan ikan di suatu perairan contohnya di perairan Lhok Kuala Daya, karena rumpon yang terbuat dari sumberdaya lokal dapat memikat atau manarik ikan untuk berkumpul di sekitaran rumpon yang tujuan dari ikan tersebut berkumpul adalah untuk mencari makan, memijah, bersembunyi dan lain-lain.

“Sehingga dengan adanya rumpon yang terbuat dari bahan sumberdaya lokal tersebut nelayan lebih mudah dalam mencari dan menangkap ikan disekitaran rumpon, apalagi potensi sumberdaya lokal yang dapat dijadikan sebagai atraktor rumpon di Lhok Kuala Daya ini berlimpah” Ujar Dr. Muhammad Rizal

Kegiatan PkM Berbasis Riset ini akan dilaksanakan selama 3 bulan kedepan sampai dengan kegiatan terakhir yaitu Monitoring dan Evaluasi yang akan dilakukan oleh Tim Reviwer Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPM-PMP) Universitas Teuku Umar (UTU). Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu program yang didukung dan didanai oleh LPPM-PMP UTU kegiatan Pengabdian untuk membantu masyarakat.

Panglima Laot, Sekretaris Panglima Laot dan Nelayan Lhok Kuala Daya Kabupaten Aceh Jaya memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada tim PBR FPIK UTU yang telah memilih tempat kami sebagai lokasi pengabdian dan merikan pengalaman serta ilmu baru untuk kami terkait sumberdaya lokal (serat ijuk, rotan, daun pindang, daun kelapa) yang bisa dijadikan sebagai atraktor rumpon.

 

Selama ini potensi sumberdaya lokal seperti serat ijuk dan rotan kami hanya memanfaatkannya sebagai sapu, akan tetapi sekarang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu penangkapan ikan yang ramah lingkungan” ujar Panglima Laot Lhok Kuala Daya.

Tim Pengabdian kapada Masyarakat Berbasis Riset juga melibatkan Mahasiswa program Studi Perikanan FPIK UTU untuk memberikan pengalaman berkegiatan diluar kampus, menambah skil pengetahuan terkait sumberdaya lokal yang dimanfaatkan sebagai atraktor rumpon, merancang, membuat dan meletakan rumpon di perairan Lhok Kula Daya serta dapat mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) 1. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar melalui kegiatan Program Pengabdian Masyarakat pada tahun 2023 ini Kembali melakukan pendampingan masyarakat dengan pelaku usaha Home industri Terasi udang di Kecamatan Meureubo Aceh Barat.

Kegiatan Pengabdian ini merupakan adalah salah satu komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan oleh Dosen. Kegiatan ini diselenggarakan di rumah pemilik Home Industry Gudang Terasi Udang di Desa Paya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

Adapun tim dosen yang melaksanakan kegiatan ini adalah Rahmawati, S.P., M.Si selaku ketua beserta tim lainnya Syarifah Zuraidah, S.Pi., M.Si, Ir. T Amarullah, M.Pi dan Ir Zuriat, M.Si  serta mahasiswa dari Program Studi Perikanan.

Kegiatan ini disertai dengan pemberian cetakan terasi kepada bapak Ismail selaku mitra kegiatan PKM. Bapak Ismail menjelaskan sebelumnya produksi terasi saat mencetak membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam untuk per dua kilogram bahan baku (udang) namun saat setelah adanya pelatihan ini dapat mempersingkat waktu produksi menjadi satu jam per dua kilogram bahan baku yang digunakan.

Ketua Tim Pengabdian Rahmawati menuturkan melalui  kegiatan ini diharapkan mitra dapat terbantu dalam aktivitas produksi terasi dan upaya yang dilakukan untuk keberlanjutan usaha mitra agar dapat terus terjadi peningkatan dalam memproduksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi oleh pelaku home industri serta menempatkan usaha terasi lokal ini mampu bersaing dengan terasi dipasaran lainnya di Kabupaten Aceh Barat.

Selain itu, kegiatan ini juga menambah pengetahuan dalam proses produksi mencetak terasi semula per sekali cetakan 10 pcs terasi menjadi 100 pcs dalam satu kali cetak.

Anggota Tim Pengabdian Syarifah Zuraidah juga menambahkan, dari hasil evaluasi kegiatan PKM yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan ini telah mendapatkan respon positif dengan dimanfaatkan dengan baik  cetakan yang menujang dalam kegiatan produksi terasi udang sehingga dapat mempersingkat waktu produksi juga meningkatkan income pelaku home industry. (Humas UTU)

MEULABOHUTU | Universitas Teuku Umar merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang setiap tahunnya mendapatkan pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiwa (PKM). Terdapat 8 bidang pendanaan PKM salah satunya bidang Program Kreativitas Mahasiwa–Penerapan IPTEK (PKM-PI).

Tahun ini Prodi Akuakultur UTU mendapatkan pendanaan PKM-PI dengan judul “Edukasi dan bimbingan teknis teknologi akuaponik sistem rakit apung guna meningkatkan produktivitas budidaya ikan UD. Sonia Ratu Lele”.

Tim PKM-PI dari Prodi Akuakultur ini beranggotakan 4 mahasiswa dan 1 orang pembimbing PKM-PI. Tim PKM-PI ini yaitu Rafi Zahtul (Ketua), Irna Martisa (Anggota), Fenika Ayuni (Anggota) dan Mohammad Arib Zain (Anggota) serta pembimbing Fazril Saputra, S.Kel., M.Si

PKM-PI ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan bimtek kepada mitra usaha budidaya ikan mengenai penggunaan dan manfaat sistem budidaya akuaponik rakit apung guna meningkatkan produksi budidaya ikan air tawar dan hasil sampingan dari sistem budidaya ikan yaitu tanaman kangkung. Mitra yang terpilih pada kegiatan ini adalah UD. Sonia Ratu Lele yang berlokasi di Desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Darat.

Nurhayati selaku pemilik usaha budidaya ikan UD. Sonia Ratu Lele menyambut baik program pendampingan yang ditawarkan oleh mahasiswa UTU. “Dilakukan kegiatan PKM-PI ini mengenai akuaponik sistem rakit apung, kami selaku mitra mendapatkan pengetahuan baru yang dapat meningkatkan produksi usaha budidaya ikan kami serta menghasilkan produk tambahan berupa sayur-sayuran” kata Nurhayati

Sementara ketua Tim PKM PI, Rafi menyebutkan sistem akuaponik rakit apung bertujuan untuk meremediasi air limbah dari wadah terpal ikan, sekaligus memanfaatkan kandungan senyawa organik yang terdapat di dalamnya untuk menumbuhkan tanaman air seperti kangkung yang dapat dikonsumsi masyarakat.

“Teknologi akuaponik merupakan metode budidaya gabungan antara akuakultur dan hidroponik dalam satu wadah,” ujar Rafi

Sistem Akuaponik rakit apung ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya ikan di Desa Gunong Kleng. Pengabdian ini telah dimulai Bulan Juli hingga Oktober 2023. Harapannya masyarakat dapat menggunakan sistem akuaponik rakit apung untuk produksi ikan dan sayuran secara berkelanjutan. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Akhir bulan September 2023 lalu, tim dosen Prodi Sumber Daya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar melakukan penelitian tentang keanekaragaman makroalga dan potensi pengelolaannya.

Makroalga berfungsi sebagai produsen primer, tempat perlindungan, habitat pengasuhan, sumber makanan bagi biota laut lainnya, dan penyerap karbon sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global.

“Pesisir pantai lhokbubon, Samatiga, Aceh Barat kaya akan potensi sumber daya makroalga, khususnya anggur laut yang merupakan sumber pangan potensial karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan,” jelas Dr. Edwarsyah ketua tim peneliti

Beberapa spesies makroalga lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah spesies alga merah Galaxaura sp dan Gigartina sp, rumput laut Eucheuma sp yang biasa digunakan sebagai bahan dasar karagenan dan agar-agar, alga hijau Halimeda sp, serta alga coklat Sargassum sp. “Keragaman spesies makroalga ini menandakan masih baiknya ekosistem laut di pantai Lhokbubon, sehingga bisa mendukung kehidupan bermacam-macam spesies makroalga tersebut,” ungkap Dr. Edwarsyah

Dr. Edwarsyah yang juga menjabat ketua Pusat Peneliti Lingkungan Hidup Universitas Teuku Umar mengatakan makroalga merupakan salah satu potensi dari pesisir yang ada di aceh, sudah seharusnya para akademisi untuk melakukan kajian tentang potensi makroalga, sehingga dapat memberikan rekomendasi ilmiah bagi para stakeholder untuk membuat kebijakan dan menjadi sumber referensi bagi akadmisi lainnya agar turut serta mengkaji tentang manfaat makroalga tersebut.

Mikroalga merupakan tumbuhan renik yang berukuran mikroskopik yang termasuk dalam kelas alga dan hidup sebagai koloni maupun sel tunggal. Di bumi, ada sekitar 200.000 – 800.00 spesies mikroalga, dimana baru sekitar 35.000 spesies yang telah teridentifikasi.

Adapun tim dosen peneliti dari Program Studi Sumber Daya Akuatik terdiri dari Dr. Edwarsyah, Rika Astuti, Roni Arif Munandar, Nabil Zurba dan Jerry Gunandar. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Sebanyak 38 mahasiswa Prodi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK UTU) mendapatkan pembelajaran Dasar-dasar Penyelematan di Air (Water Rescue). Kegiatan ini merupakan bagian dari Praktikum Metode Penangkapan Ikan (MPI) yang bertujuan agar mahasiswa mengetahui teknik penyelamatan ketika berada di laut dalam operasi penangkapan ikan yang akan dilaksanakan beberapa pekan ke depan.

Kegiatan ini bekerjasama dengan Pos SAR Meulaboh. Adapun pelatihan ini difokuskan pada teknik pertolongan di perairan atau water rescue yang dipusatkan di Kolam Renang Elang Sakti 116/GS Makorem 012 TU, pada Sabtu (30/9/2023).

Water Rescue merupakan suatu teknik pertolongan atau evakuasi yang dilakukan di atau dapat juga disebut sebagai suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jiwa manusia dan segala sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan atau gawat darurat di air.

Mengingat kondisi topografi dan geografi Kabupaten Aceh Barat yang menyimpan potensi kebencanaan maupun kecelakaan air sehingga pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan relawan atau mahasiswa tentang upaya-upaya kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat bencana, dibutuhkan SDM relawan keselamatan yang cekatan, handal, dan tangguh dalam penanggulangan bencana.

Adapun instruktur/pelatih Water Rescue dari POS SAR Meulaboh adalah Mahyudi Efendi dan Maimun dengan Pangkat Sersan Mayor SAR dan Jabatan Rescuer Terampil. Metode ajar adalah kombinasi antara materi dan praktik secara lansung di kolam renang. Untuk materi yang diajarkan oleh pelatih adalah pengenalan alat penyelamatan; Metode penyelamatan di air; dan Teknik penyelamatan pada korban tenggelam.

Penangggungjawab kegiatan ini adalah dosen prodi Perikanan yaitu Hafinuddin, M.Sc, Muhammad Agam Thahir, M.Si dan Hamidi, M.Si

Hafinuddin kepada Humas UTU menyebutkan dalam pelatihan ini mahasiswa diajarkan tentang pedoman wajib dalam Water Rescue yaitu diutamakan bisa berenang, memahami bantuan hidup dasar, teknik pengoperasian perahu karet (perahu rafting / perahu LCR) dan teknik pertolongan korban dalam air.

Adapun Teknik Edukasi yang disampaikan Instruktur Pos SAR Meulaboh diantaranya yaitu :

1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kegiatan pertolongan di air

2. Menjelaskan bahaya-bahaya di air.

3. Menjelaskan metode pertolongan di air.

4. Melakukan pertolongan di air.

5. Menjelaskan teknik self rescue.

6. Melakukan self rescue dengan life jacket.

7. Menjelaskan teknik bertahan dan melepaskan diri saat memberikan pertolongan.

8. melakukan pertolongan dengan carry (kontak langsung dengan korban)

Metode/Tahapan atau urutan untuk memudahkan para penolong mengingat apa dan bagaimana ketika menghadapi kecelakaan di air.

• R = Reach (Pertolongan yang dilakukan dari/pinggir kolam/dermaga dengan cara meraih korban karena posisinya dipinggir atau dengan menggunakan alat sepeti galah, kayu, dan lain-lain)

• T = Throw (Lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara melempar alat apung dan penolong berada pada daerah aman)

• R = Row (Pertolongan yang dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak dapat dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach/throw)

• G = Go (Pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya peralatan yang digunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau tempat yang tidak memungkinkan untuk menggunakan perahu)

• T = Tow / Carry (Paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung kontak dengan korban)

“Dengan adanya pelatihan Water Rescue ini, kami berharap para peserta untuk menjadi SDM yang sukses dan bersinergi dalam penanganan serta penanggulangan kecelakaan di wilayah khususnya di Kabupaten Aceh Barat,” pungkas Hafinuddin. (Humas UTU).