
Meulaboh – UTU | Universitas Teuku Umar (UTU) menjadi pusat bertukar pikiran dan kolaborasi strategis dalam Seminar Nasional Peternakan yang mengusung tema “Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Terpadu Mendukung Kemandirian Pangan Indonesia”. Acara yang berlangsung pada Senin, 28 April 2025, di Aula Cut Nyak Dhien ini juga menjadi momentum penting dengan dilantiknya pengurus Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia (HILPI) wilayah Aceh periode 2025–2028.
Seminar ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, mulai dari akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Aceh, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh Barat, Dinas Perkebunan dan Peternakan Aceh Barat, hingga peneliti dari Pusat Riset Sapi Aceh dan Ternak Lokal USK, serta perwakilan sekolah kejuruan dan organisasi mahasiswa.
Ketua panitia sekaligus Ketua Jurusan Peternakan UTU Mudatsir, S.Pt., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda strategis jurusan sebagai realisasi dari Rapat Kinerja Tahunan UTU dalam memacu peningkatan SDM dan usaha peternakan melalui pendekatan akademis, manajemen, dan teknologi.
Dekan Fakultas Pertanian UTU Ir. Rusdi Faizin, M.Si., menekankan pentingnya kegiatan ini sejalan dengan fokus pemerintah pada bidang pangan. Beliau berharap penerapan strategi integrated farming dapat memberikan dampak signifikan bagi kemandirian pangan Indonesia.
“Kegiatan ini sangat strategis di zaman sekarang, didukung oleh kebijakan pemerintah yang fokus pada bidang pangan, yang salah satunya peternakan sebagai penyediaan sumber protein hewani. Dengan adanya penerapan strategi integrated farming, mudah-mudahan bidang peternakan akan semakin berdampak bagi kemandirian pangan Indonesia,” ujar Rusdi Faizin.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UTU, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M. Agric. Sc., mewakili Rekor UTU menyambut baik sinergi antara seminar nasional dan pelantikan pengurus HILPI Aceh. Beliau berharap kegiatan ini menghasilkan dampak nyata bagi pengembangan usaha peternakan terpadu, khususnya di Aceh dan Indonesia secara umum.
“Kami di Universitas Teuku Umar memiliki harapan besar agar kegiatan ini tidak hanya menjadi forum diskusi semata, tetapi juga mampu menghasilkan kegiatan-kegiatan nyata yang berdampak langsung pada peningkatan dan pengembangan usaha peternakan terpadu, khususnya di wilayah Aceh yang kita cintai ini, dan Indonesia pada umumnya.” kata Dr. M. Aman Yaman.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber kompeten di bidang peternakan. Dr. Ir. M. Aman Yaman, M. Agric.Sc., yang juga merupakan dosen senior peternakan UTU, memaparkan tentang “Tantangan dan Strategi dalam Pengembangan Peternakan Terpadu di Indonesia”. Beliau berharap HILPI Aceh dapat menghasilkan model peternakan berbasis integrated farming system yang sesuai dengan kondisi lingkungan Aceh.
“Saya berharap dengan adanya HILPI wilayah Aceh akan menghasilkan suatu model peternakan berbasis integrated farming system sesuai dengan kondisi lingkungan di provinsi Aceh,” ungkapnya.
Narasumber kedua, Prof. Dr. Ir.agr. Asep Gunawan, S.Pt., M.Sc., Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) IPB University dan Ketua HILPI Pusat membahas tentang “Perbaikan Mutu Genetik Ternak Berbasis Sumber Daya Ternak Lokal Dalam Upaya Mendukung Kemandirian Pangan”. Beliau menekankan pentingnya peningkatan produktivitas ternak lokal melalui perbaikan sumber daya genetik.
“Peningkatan produktivitas ternak lokal dengan cara peningkatan sumber daya genetik yang menjadi aset fundamental di Indonesia,” jelasnya.
Prof. Dr. Ir. Eka Meutia Sari. M.Sc., Ketua Pusat Riset Ternak Lokal dan Sapi Aceh USK sekaligus Ketua HILPI Aceh yang baru dilantik, memaparkan tentang “Eksplorasi Ternak Kerbau sebagai Sumber Daya Genetik Ternak Lokal di Provinsi Aceh”. Beliau merefleksikan makna kemandirian pangan sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, yaitu kemampuan negara dalam memproduksi pangan beragam dari dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan hingga tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. Beliau merefleksikan Kembali maksud Kemandirian Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 yaitu kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
Hasil dari seminar nasional ini menghasilkan rekomendasi penting, yaitu perlunya mewujudkan pemodelan integrated farming system berbasis peternakan dengan skala industri. Selain itu, peternakan terpadu diharapkan dapat menjadikan ternak lokal khususnya kerbau sebagai sasaran usaha yang perlu segera dikembangkan di wilayah barat selatan Provinsi Aceh. Dengan sinergi antara akademisi, pemerintah, dan praktisi diharapkan kemandirian pangan Indonesia melalui pengembangan peternakan terpadu dapat segera terwujud. [Humas]
Teks: Mudatsir | Editor: Yuhdi F. | Foto: Luki S. & Dalvid R.

Meulaboh – UTU | Tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan visitasi ke Universitas Teuku Umar (UTU) pada Senin, 28 April 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan asesmen lapangan terkait kesiapan fasilitas dan sumber daya dalam rangka pembukaan Program Studi (Prodi) Kedokteran di UTU.
Tim Kemenkes yang diwakili oleh Direktur Penyediaan SDM Kesehatan Anna Kurniati, S.KM., M.A., Ph.D., tiba di Ruang Rapat Senat UTU dan disambut hangat oleh Rektor UTU Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si. beserta jajaran pimpinan universitas, termasuk para wakil rektor, dekan, kepala lembaga, dan kepala biro lingkup UTU. Turut hadir pula Ketua Tim Task Force Prodi Kedokteran UTU Prof. Dr. dr. Rajuddin, SpOG(K)-FER beserta tim, Wakil Bupati Aceh Barat Daya Zaman Akli, Asisten Administrasi Umum Setdakab Aceh Barat Nyak Na, S.E., M.Ec.Dev., Wakil Dekan Bidang Umum & Keuangan Fakultas kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Jakarta Dr. dr. Feda Anisah Makkiyah, Sp.Bs., M.Kes., para Direktur RSUD dari Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, dan Nagan Raya, serta para dokter yang diproyeksikan menjadi tenaga pengajar pada Prodi Kedokteran UTU.
Rektor UTU Prof. Ishak Hasan dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran tim dari Kemenkes. Lebih lanjut Prof. Ishak menyatakan antusiasme sivitas akademika UTU dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk mendukung lahirnya Prodi Kedokteran.
“Kami berharap melalui asesmen ini, Kementerian Kesehatan dapat melihat kesungguhan dan komitmen UTU dalam berkontribusi mencetak dokter-dokter yang kompeten dan mampu melayani masyarakat, khususnya di wilayah barat selatan Aceh,” ujar Rektor UTU.
Prof. Ishak menambahkan dukungan Kementerian Kesehatan akan menjadi momentum penting dalam upaya pemerataan akses layanan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di wilayah Barat Selatan Aceh (Barsela). UTU berkomitmen untuk menjalankan prodi ini dengan standar akademik yang tinggi dan menghasilkan dokter-dokter yang berdedikasi untuk melayani masyarakat, selaras dengan semangat Universitas Teuku Umar untuk membangun bangsa melalui pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan daerah.
Direktur Penyediaan SDM Kesehatan Anna Kurniati, Ph.D. menyampaikan bahwa asesmen lapangan ini bertujuan untuk memastikan secara langsung kesiapan Universitas Teuku Umar dalam menyelenggarakan Program Studi Kedokteran yang berkualitas.
“Kami melihat aspek fasilitas, kurikulum, tenaga pengajar, serta dukungan dari rumah sakit jejaring. Hasil dari asesmen ini akan menjadi pertimbangan penting bagi Kementerian Kesehatan dalam memberikan izin pembukaan Prodi Kedokteran.” ungkap Anna Kurniati.
Ketua tim task force Fakultas Kedokteran UTU, Prof. Dr. dr. Rajuddin, SpOG(K)-FER dalam presentasinya memaparkan urgensi pembukaan Prodi Kedokteran di UTU. Menurut Prof. Rajuddin urgensi pendirian prodi ini sebagai langkah strategis untuk mengatasi ketimpangan tenaga dokter yang signifikan, terutama di kawasan Barat Selatan Aceh. Data riil di lapangan menunjukkan betapa terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang memadai akibat kekurangan dokter. Jika kondisi ini terus berlanjut akan menghambat pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas di wilayah ini.
Menurut Prof. Rajuddin, UTU dengan visi dan misi yang kuat serta core product unggulan di bidang agro dan marine industry, memiliki potensi besar untuk melahirkan dokter-dokter yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang kesehatan komunitas yang relevan dengan karakteristik wilayah barat selatan Aceh.
“Prodi Kedokteran UTU akan memiliki kekhasan dalam fokus pada kedokteran komunitas, yang akan mengintegrasikan aspek kesehatan dengan potensi lokal di sektor pertanian, perikanan, dan kelautan. Kami meyakini bahwa pendekatan ini akan menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan kesehatan unik yang dihadapi masyarakat pesisir dan agraris.” tutur Prof. Rajuddin.
Mewakili Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta selaku pendamping Prodi Kedokteran UTU, Dr. dr. Feda Anisah Makkiyah, Sp.Bs., M.Kes., menyatakan Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta telah memiliki pengalaman yang cukup karena telah mendampingi beberapa universitas untuk pembukaan prodi kedokteran, seperti Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan Universitas Aisyiah Pringsewu Lampung. Dr. Feda berharap rekomendasi dari Kementerian Kesehatan segera dikeluarkan sehingga UTU dapat mengirim proposal pembukaan Prodi Kedokteran ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Kegiatan asesmen dilanjutkan dengan meninjau sarana dan prasarana pendukung Prodi Kedokteran UTU meliputi ruang kelas yang representatif dengan fasilitas multimedia, ruang tutorial yang kondusif untuk diskusi kelompok, klinik pendidikan yang dilengkapi peralatan medis dasar. Direktur Penyediaan SDM Kesehatan juga meninjau serangkaian laboratorium esensial seperti Anatomi dengan alat peraga lengkap, Fisiologi dengan instrumen pengukuran fungsi tubuh, Biokimia dengan reagen dan alat analisis, Mikrobiologi dan Parasitologi dengan fasilitas sterilisasi dan identifikasi mikroorganisme, Patologi Klinik dengan peralatan analisis sampel biologis, Farmakologi dengan koleksi obat dan fasilitas studi mekanisme kerja obat, hingga Histologi dengan mikroskop dan preparat jaringan. [Humas]
Teks: Yuhdi F. | Foto: Zul Eman.

Meulaboh – UTU | Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar (UTU) menerima kunjungan kehormatan dari Wakil Dekan III Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Dr. Abd. Mujahid Hamdan, M.Sc. dan Edi Yuhermansyah, SHI., LL.M., pada Kamis (25/4/2025). Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi kedua institusi untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus menjajaki peluang kerja sama akademik yang lebih mendalam.
Kedatangan delegasi FST UIN Ar-Raniry disambut hangat oleh jajaran dekanat Fakultas Teknik UTU, termasuk Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kerjasama Ir. Cut Suciatina Silvia, S.T., MT., IPM, Wakil Dekan II Ir. Maidi Saputra, S.T., M.T., IPM, Wakil Dekan III Ir. Adib, B.Sc., MT, serta para Ketua Jurusan dari berbagai program studi di lingkungan Fakultas Teknik UTU.
Wakil Dekan II Bidang Umum dan Keuangan, Ir. Maidi Saputra, S.T., M.T., IPM., mewakili Dekan FT UTU menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan dari FST UIN Ar-Raniry. Kunjungan ini semakin memperkuat jalinan kerja sama yang telah tertuang dalam Memorandum of Agreement (MoA) antara UTU dan UIN Ar-Raniry.
Tujuan utama kita adalah agar kerja sama ini tidak hanya berhenti di atas kertas, namun dapat benar-benar terwujud dan diimplementasikan dalam berbagai bentuk, baik di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, penelitian untuk menghasilkan karya inovatif, maupun pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud tanggung jawab Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujarnya dengan antusias.
Ir. Maidi menambahkan ke depan, FT UTU berharap akan ada program-program nyata seperti pertukaran mahasiswa dan dosen, seminar bersama yang memperkaya wawasan, serta kolaborasi riset yang menghasilkan publikasi dan inovasi yang bermanfaat.
Sementara itu, Dr. Abd. Mujahid Hamdan, M.Sc., Wakil Dekan III FST UIN Ar-Raniry, mengungkapkan bahwa kunjungan ini secara spesifik bertujuan untuk mendiskusikan langkah-langkah konkret dalam mengimplementasikan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Bagi FST UINAR, membangun jejaring yang kuat antar-lembaga pendidikan tinggi adalah sebuah keniscayaan. Kami sangat berharap kerja sama ini tidak hanya sebatas penandatanganan kesepakatan atau diskusi di ruangan ini saja.” tegas Dr. Abd. Mujahid.
Lebih lanjut Dr. Abd. Mujahid berharap agar kolaborasi ini dapat diwujudkan melalui program-program yang memiliki dampak nyata dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua institusi, baik bagi mahasiswa, dosen, maupun masyarakat luas. Rencana tindak lanjut yang diharapkan adalah terealisasinya penelitian kolaboratif yang menghasilkan publikasi bereputasi, pelaksanaan pengabdian masyarakat bersama yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, serta pemanfaatan bersama fasilitas laboratorium yang akan meningkatkan kualitas riset dan pembelajaran.
“Kami optimis, sinergi yang kuat ini akan membawa dampak positif bagi pengembangan akademik dan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.” ujar Dr. Abd. Mujahid dengan nada optimis.
Dalam sesi diskusi yang berlangsung hangat dan produktif, pihak FT UTU menyambut baik berbagai gagasan kerja sama yang disampaikan oleh delegasi UIN Ar-Raniry. Beberapa program yang berpotensi untuk dikembangkan dalam waktu dekat antara lain pertukaran dosen dan mahasiswa untuk memperkaya perspektif akademik, penyelenggaraan seminar dan workshop bersama untuk berbagi pengetahuan dan keahlian, serta pelaksanaan proyek riset kolaboratif yang melibatkan dosen dan mahasiswa dari kedua universitas.
Sebagai bagian dari kunjungan, rombongan dari UIN Ar-Raniry juga berkesempatan untuk meninjau langsung beberapa fasilitas laboratorium dan infrastruktur penunjang perkuliahan yang dimiliki oleh Fakultas Teknik UTU. Kunjungan lapangan ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai potensi kolaborasi yang dapat dikembangkan di masa depan.
Mengakhiri pertemuan yang penuh keakraban, kedua belah pihak menyatakan komitmen yang kuat untuk segera menindaklanjuti hasil diskusi melalui pertemuan-pertemuan lanjutan. Sesi foto bersama menjadi penutup kegiatan, sekaligus simbol eratnya jalinan kerja sama antara Fakultas Teknik UTU dan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry dalam memajukan dunia pendidikan tinggi di Aceh. [Humas]
Teks: Cut Suciatina S. | Yuhdi F. | Foto: Istimewa.

Meulaboh – UTU | Pusat Tes Universitas Teuku Umar (UTU) menerapkan serangkaian langkah ketat untuk mengantisipasi potensi kecurangan selama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT) tahun 2025. Upaya ini dilakukan untuk memastikan integritas dan keadilan dalam proses seleksi calon mahasiswa baru.
Pantauan di lokasi ujian menunjukkan bahwa panitia UTBK UTU memberlakukan pemeriksaan berlapis bagi setiap peserta. Sejak memasuki area kampus, peserta telah melewati pemeriksaan oleh petugas keamanan. Selanjutnya, sebelum memasuki ruang ujian, peserta kembali diperiksa menggunakan hand-held metal detector dan dilakukan pemeriksaan manual oleh pengawas. Selain itu, panitia juga menyediakan tempat penitipan barang bagi seluruh peserta, di mana segala perangkat elektronik dan barang yang tidak diperkenankan dibawa masuk ke ruang ujian wajib dititipkan. Langkah tegas lainnya adalah melarang seluruh pengawas ujian membawa telepon genggam ke dalam ruang ujian.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc., selaku Ketua UTBK menegaskan komitmen UTU dalam mencegah segala bentuk kecurangan.
“Kami telah mempersiapkan diri dengan matang dan menerapkan sistem pengawasan berlapis untuk memastikan UTBK di UTU berjalan dengan jujur dan adil. Kami tidak akan mentolerir segala bentuk kecurangan dan akan menindak tegas jika ditemukan pelanggaran,” ujar Dr. M. Aman Yaman.
Upaya UTU ini sejalan dengan pernyataan dari panitia pusat UTBK SNBT 2025. Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T. dalam konferensi pers yang disiarkan pada Jumat (24/4/2025), mengakui adanya dinamika kecurangan yang terus terjadi dalam pelaksanaan UTBK. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantisipasi potensi risiko tersebut dan masih terus melakukan investigasi terkait laporan kecurangan yang memanfaatkan berbagai metode, mulai dari software, telepon seluler, hingga remote desktop.
“Kasus kebocoran itu terjadi sejak 23 April. Ada 9 kasus yang dilaporkan. Pada 24 April, ada 5 kasus,” ungkap Prof. Eduart Wolok dalam konferensi pers tersebut.
Dengan adanya informasi dari panitia pusat mengenai potensi kecurangan, langkah-langkah antisipasi yang diterapkan oleh UTU menjadi semakin krusial. Pemeriksaan berlapis dan aturan ketat yang diberlakukan diharapkan dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan bagi seluruh peserta UTBK yang jujur, sekaligus meminimalisir celah bagi pihak-pihak yang mencoba melakukan kecurangan. UTU menunjukkan keseriusannya dalam menjaga marwah UTBK sebagai proses seleksi yang kredibel dan terpercaya. [HUMAS UTU]
Teks: Yuhdi F. | Foto: Zul Eman

Meulaboh – UTU | Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar latihan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami secara serentak, Jumat (26/4/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang ditetapkan setiap tanggal 26 April.
Uniknya, BPBD Aceh Barat menggandeng Unit Kegiatan Mahasiswa Penanggulangan Kebencanaan (UKMPK) Universitas Teuku Umar (UTU) sebagai panitia pelaksana dalam acara simulasi tersebut. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah dan kalangan akademisi dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Aceh Barat, T. Ronald Nehdiansyah, S.P., M.I.L. memimpin secara langsung dan membuka kegiatan simulasi ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada tim yang telah menginisiasi dan mempersiapkan acara dalam waktu yang singkat.
“Semoga dengan kegiatan ini, kesadaran kita semua akan pentingnya upaya keselamatan dalam menghadapi bencana dapat semakin meningkat,” ujar T. Ronald.
Simulasi ini melibatkan sejumlah peserta dari berbagai unsur, termasuk mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UTU yang dipimpin oleh Iwan Doa Sempena, MPSSP, anggota UKMPK UTU di bawah pembina Irsadi Aristora, S.Hut., M.H., serta personel dari BPBD Aceh Barat yang dikoordinatori oleh Mashuri. Turut hadir memantau jalannya simulasi adalah perwakilan dari Pusat Edukasi Tsunami Aceh (PETA) UTU, Rita Fazlina, S.T., M.T. yang kehadirannya semakin memperkuat aspek edukasi dan kewaspadaan dini dalam kegiatan ini.
Pelaksanaan simulasi gempa bumi dan tsunami ini dirancang dengan berbagai metode dan pembagian peran yang jelas bagi setiap peserta. Skenario demi skenario simulasi pun berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan, menggambarkan respons cepat dan terkoordinasi dalam menghadapi situasi darurat bencana.
Ketua UKMPK UTU, Didit N. Prianda menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kepercayaan yang diberikan oleh BPBD Aceh Barat kepada pihaknya.
“Kami dari UKMPK UTU mengucapkan ribuan terima kasih atas kesempatan yang diberikan BPBD Aceh Barat untuk terlibat aktif dalam acara penting ini. Harapan kami, kegiatan simulasi seperti ini dapat terus diulang secara berkala dengan skenario bencana yang berbeda, sehingga kita semua semakin siap siaga dalam menghadapi segala kemungkinan,” tuturnya dengan antusias.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UTU, H. Ibrahim Laweung HS, SKM., M.NSc., turut memberikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Beliau menyatakan rasa bangganya terhadap inisiatif BPBD Aceh Barat yang melibatkan mahasiswa UTU dalam kegiatan yang sangat penting ini. Ini adalah wujud nyata dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga terlibat langsung dalam pengabdian kepada masyarakat.
“Keterlibatan UKMPK UTU sebagai panitia menunjukkan kepedulian dan kesiapsiagaan generasi muda terhadap isu kebencanaan. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh masyarakat Aceh Barat,” ujarnya.
Kegiatan simulasi ini menjadi momentum penting dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat Aceh Barat, khususnya generasi muda, dalam menghadapi potensi ancaman bencana gempa bumi dan tsunami. Sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan mahasiswa diharapkan dapat terus terjalin dalam upaya membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana. [HUMAS UTU]
Teks: Irsadi A. | Editor: Yuhdi F. | Foto: Irsadi A.

Meulaboh – UTU | Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Teuku Umar (UTU) H. Ibrahim Laweung HS, SKM., M.NSc. menyampaikan apresiasi tinggi atas suksesnya pelaksanaan Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) UTU yang telah rampung pada Kamis, 24 April 2025. Pemira kali ini menjadi ajang demokrasi di tingkat mahasiswa untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa UTU periode 2025-2026.
Proses Pemira UTU 2025 diikuti oleh dua pasangan calon yang berkompetisi secara sehat. Pasangan nomor urut satu, Putra Rahmat dan Yayas Hariadi, berhasil meraih kepercayaan mayoritas mahasiswa dengan perolehan 1.142 suara. Sementara itu, pasangan nomor urut dua, Munasril dan Iskandar, mendapatkan 647 suara.
H. Ibrahim Laweung HS, SKM., M.NSc. menyampaikan kesan positifnya terhadap keseluruhan jalannya Pemira. “Alhamdulillah, pelaksanaan Pemira tahun ini berjalan dengan lancar, aman, dan demokratis. Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh mahasiswa UTU yang telah berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi ini,” ujarnya kepada Humas UTU.
Beliau juga secara khusus menyampaikan penghargaan kepada Komite Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) UTU yang diketuai oleh Musrijal Lamkaruna beserta seluruh jajaran panitia.
“Kami sangat mengapresiasi kinerja KPRM UTU, saudara Musrijal Lamkaruna dan kawan-kawan, atas dedikasi dan kerja kerasnya dalam menjaga integritas dan kelancaran seluruh tahapan Pemira. Mereka telah menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, sehingga proses pemilihan dapat berjalan dengan baik,” tambah H. Ibrahim Laweung HS, SKM., M.NSc.
Lebih lanjut, H. Ibrahim Laweung HS, SKM., M.NSc. menyampaikan harapannya kepada kepengurusan mahasiswa terpilih. Dia berharap kepada Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa terpilih dapat mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya. Jadikan organisasi kemahasiswaan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi diri, menyalurkan aspirasi mahasiswa, dan berkontribusi positif bagi kemajuan universitas.
Beliau juga menekankan pentingnya Pemira sebagai bagian dari pendidikan demokrasi di kalangan mahasiswa.
“Melalui Pemira, mahasiswa belajar tentang proses demokrasi, menghargai perbedaan pendapat, dan bertanggung jawab dalam memilih pemimpin mereka. Ini adalah bekal yang sangat berharga untuk kehidupan bermasyarakat dan bernegara kelak,” tuturnya.
Senada dengan Wakil Rektor, Ketua Tim Kerja Pembinaan Prestasi dan Pengelolaan Kelembagaan Mahasiswa UTU, Muhammad Idris, S.Pd., M.Pd., juga menyampaikan apresiasinya.
“Kami sangat bangga dengan partisipasi aktif mahasiswa dalam Pemira kali ini. Meskipun hanya diikuti oleh dua pasangan calon, semangat demokrasi tetap terasa kuat. Selamat kepada pasangan terpilih, semoga dapat membawa perubahan positif bagi organisasi kemahasiswaan dan UTU secara keseluruhan,” ungkapnya.
Suksesnya pelaksanaan Pemira UTU 2025 ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi penguatan organisasi kemahasiswaan dan terciptanya sinergi yang baik antara pihak universitas dengan para pemimpin mahasiswa terpilih dalam mewujudkan visi dan misi UTU. [HUMAS UTU]
Teks: Zul Eman | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.

Meulaboh – UTU | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar kuliah umum yang mengangkat tema krusial, “Perikanan Berkelanjutan: Tantangan dan Peluang di Era Perubahan Iklim”. Acara yang berlangsung di Aula Cut Nyak Dhien pada Rabu (24/4/2024) ini menjadi wadah penting bagi mahasiswa, dosen, serta para pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan untuk mendiskusikan upaya menjaga keberlanjutan perikanan di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Jurusan Perikanan FPIK UTU dengan dukungan penuh dari dosen dan mahasiswa Jurusan Akuakultur, Jurusan Ilmu Kelautan, dan Jurusan Sumber Daya Akuatik. Ketua panitia, Akbardiansyah, S.Kel., M.Si, menekankan betapa relevannya topik ini bagi kalangan akademisi.
“Kuliah umum ini memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa, terutama karena fokus pada perikanan berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi solid antara dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di FPIK sebagai pelaksana juga mempererat kekompakan civitas akademika untuk kegiatan-kegiatan mendatang,” ungkap Akbar.
Dekan FPIK UTU, Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman., S.TP., Maitrise., M.Sc., IPU. dalam sambutannya menyoroti betapa rentannya sektor perikanan terhadap dampak perubahan iklim.
“Peningkatan suhu laut, perubahan arus, hingga penurunan populasi ikan adalah konsekuensi nyata yang harus kita hadapi. Oleh karena itu, sinergi antar berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk merumuskan strategi adaptasi yang efektif dan berkelanjutan,” tegas Prof. Ismail.
Prof. Ismail juga menyampaikan harapannya kepada para mahasiswa FPIK UTU agar menjadi agen perubahan yang mampu menjawab tantangan zaman melalui ilmu pengetahuan yang berwawasan lingkungan.
“Kondisi ini menuntut kita tidak hanya memahami persoalan secara ilmiah, tetapi juga membangun sinergi antar lembaga dalam merumuskan strategi adaptasi yang efektif dan berkelanjutan,” lanjut Prof. Ismail.
Beliau mendorong civitas akademika FPIK untuk terus berinovasi dalam mencari solusi berbasis kearifan lokal yang mampu menjawab tantangan global perubahan iklim, melihatnya bukan hanya sebagai ancaman, tetapi juga sebagai momentum untuk transformasi tata kelola perikanan yang lebih tangguh dan inklusif.
Kuliah umum ini menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya, yaitu, Ibnu Sahidhir, S.Pi., M.Sc., Peneliti Senior bidang Akuakultur pada Badan Riset Nasional (BRIN) Jakarta. Dalam paparannya, Ibnu Sahidhir menjelaskan dampak nyata perubahan iklim yang telah dirasakan oleh masyarakat pesisir, seperti perubahan suhu air laut, peningkatan frekuensi badai, dan pergeseran habitat ikan.
“Kondisi ini menuntut respons cepat dan terintegrasi dari seluruh pihak, terutama dalam penguatan riset dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan. Keterlibatan aktif nelayan lokal dalam proses mitigasi dan adaptasi juga sangat penting agar strategi yang dibangun sesuai dengan kondisi lapangan,” ujar Ibnu Sahidhir.
Lebih lanjut, Ibnu Sahidhir menyoroti dinamika global dalam industri perikanan, dengan memberikan perbandingan posisi Indonesia dengan negara lain. Saat ini, Jepang yang dulu menjadi negara dengan hasil perikanan tertinggi telah tergeser oleh Tiongkok, diikuti oleh India dan Indonesia.
“Ini menunjukkan betapa kompetitifnya sektor ini. Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara kepulauan, namun tantangan yang dihadapi juga berat. Peningkatan kualitas SDM, modernisasi alat tangkap, serta dukungan riset dan kebijakan berbasis sains adalah mutlak diperlukan,” tegas Ibnu Sahidhir.
Dengan semangat kolaborasi, Ibnu Sahidhir mengajak seluruh elemen, mulai dari akademisi, peneliti, pemerintah, hingga pelaku usaha perikanan, untuk bersatu merumuskan langkah strategis menuju perikanan yang tangguh dan berkelanjutan di tengah perubahan iklim.
Sesi diskusi interaktif yang dipandu oleh moderator Hafinuddin, S.Pi., M.Sc., berlangsung dengan lancar. Antusiasme peserta terutama kalangan mahasiswa terlibat jelas dengan memaparkan berbagai pertanyaan dan pandangan. Mahasiswa menyadari betul bahwa masa depan perikanan berkelanjutan di Indonesia berada di tangan generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Kuliah umum ini menjadi bagian penting dari upaya FPIK UTU dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 dan 14. Diharapkan, kegiatan ini dapat menginspirasi mahasiswa FPIK untuk mengambil peran aktif dalam membangun perikanan nasional yang berkelanjutan dan berdaya saing di kancah global. [HUMAS UTU]
Teks: Akbardiansyah | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.

Meulaboh – UTU | Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT) tahun 2025 di Pusat Tes Universitas Teuku Umar (UTU) menunjukkan antusiasme tinggi dari para calon mahasiswa. Memasuki hari kedua pelaksanaannya, tingkat kehadiran peserta dilaporkan mencapai angka yang signifikan, yakni 94%.
Berdasarkan data yang dihimpun dari panitia pelaksana, tercatat sebanyak 2.248 peserta yang mengikuti UTBK di Pusat Tes UTU. Hingga akhir hari kedua pelaksanaan, total peserta yang hadir mencapai 590 orang. Rincian kehadiran per hari menunjukkan 326 peserta peserta hadir pada hari pertama dan 264 peserta hadir pada hari kedua.
Koordinator Pelaksana UTBK SNBT UTU, Herri Darsan, S.T., M.T., mengungkapkan rasa syukurnya atas tingginya tingkat partisipasi peserta.
“Alhamdulillah, hingga hari kedua ini, tingkat kehadiran peserta UTBK di UTU sangat baik, mencapai 94%. Ini menunjukkan semangat dan keseriusan para calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” ujarnya saat ditemui di sela-sela pelaksanaan ujian, Kamis (24/4/2025).
Lebih lanjut, Herri Darsan menjelaskan bahwa sejauh ini pelaksanaan UTBK di UTU berjalan lancar dan kondusif. Menurut Herri Darsan, panitia UTBK UTU telah melakukan persiapan maksimal untuk memastikan kelancaran ujian. Beberapa kendala kecil memang sempat terjadi, namun dapat segera diatasi oleh tim teknis UTBK UTU.
Untuk peserta UTBK yang akan mengikuti ujian di hari berikutnya, Herri Darsan mengimbau agar mempersiapkan diri dengan baik dan datang tepat waktu.
“Kami mengimbau kepada seluruh peserta yang akan mengikuti UTBK di hari-hari selanjutnya untuk datang ke lokasi ujian paling lambat 60 menit sebelum jadwal ujian dimulai. Jangan lupa untuk sarapan atau makan terlebih dahulu agar fokus saat mengerjakan soal. Yang paling penting, pastikan kartu peserta ujian dan kartu identitas diri yang sah sudah dibawa,” pesannya dengan nada mengingatkan.
Tingginya tingkat kehadiran peserta pada dua hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT di UTU ini menjadi indikator positif dalam proses seleksi calon mahasiswa baru tahun 2025. Diharapkan, semangat dan partisipasi yang sama akan terus terjaga hingga akhir pelaksanaan ujian. [Humas UTU]
Teks: Yuhdi F. | Foto: Zul Eman.

Meulaboh – UTU | Angin segar berhembus kencang di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU). Sebuah kabar membanggakan baru saja tiba, mengukuhkan posisi UTU sebagai salah satu pemain penting dalam pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit. Program Studi Agroteknologi UTU kini resmi didapuk sebagai Lembaga Penyelenggara Pendidikan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) Tahun 2025. Kepercayaan ini bukan sekadar pengakuan, melainkan juga amanah besar untuk mencetak generasi penerus yang kompeten di industri strategis ini.
Penunjukan ini bukanlah proses instan. Perjalanan panjang dan seleksi ketat telah dilalui oleh tim Fakultas Pertanian UTU. Bertempat di Start Up Center IPB University, Bogor, Jawa Barat, delegasi UTU yang diwakili oleh dua sosok akademisi andal, Dr. Abdul Latif, M.P., dan Dr. Jekki Irawan, S.P., M.P. dengan penuh keyakinan mempresentasikan keunggulan dua program studi unggulan mereka: Agroteknologi dan Agribisnis. Presentasi komprehensif ini memaparkan visi, misi, kurikulum, hingga kesiapan infrastruktur UTU dalam menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang perkebunan kelapa sawit.
Kerja keras dan persiapan matang berbuah manis. Program Studi Agroteknologi UTU berhasil meloloskan diri dari serangkaian penilaian substantif dan kini dipercaya untuk mendidik 30 mahasiswa dalam program SDM PKS tahun 2025. Lebih dari sekadar angka, ini adalah investasi berharga dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor kelapa sawit, sebuah industri yang memegang peranan vital dalam perekonomian nasional.
“Ini adalah sebuah momentum luar biasa bagi UTU, khususnya Fakultas Pertanian. Keberhasilan ini adalah bukti nyata dari kerja keras, dedikasi, dan kolaborasi dari seluruh elemen di fakultas. Kami sangat optimis dapat mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang siap diterapkan di lapangan,” ungkap Dr. Abdul Latif dengan nada penuh semangat saat dihubungi Humas UTU.
Mengenal Lebih Dekat Program Pengembangan SDM PKS 2025
Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) merupakan inisiatif strategis yang didukung penuh oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama dengan Komite Pengembangan SDM. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang kompeten di seluruh rantai nilai industri kelapa sawit Indonesia.
Untuk tahun 2025, BPDPKS bersama Komite Pengembangan SDM telah melaksanakan seleksi ketat terhadap berbagai lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Berdasarkan rekomendasi komite, terpilih 41 lembaga pendidikan yang dinilai memenuhi standar kualitas dan relevansi untuk menjadi penyelenggara kegiatan pendidikan SDM PKS. Program pendidikan yang ditawarkan dalam inisiatif ini dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan teknis, keterampilan manajerial, serta pemahaman mendalam tentang praktik perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Kebanggaan dan Harapan dari Pimpinan UTU
Keberhasilan Program Studi Agroteknologi UTU dalam meraih kepercayaan sebagai penyelenggara SDM PKS 2025 tentu saja disambut dengan rasa bangga yang mendalam oleh pimpinan universitas. Dekan Fakultas Pertanian UTU, Ir. Rusdi Faizin, M.Si., menyampaikan apresiasinya atas kerja keras seluruh tim.
“Saya sangat bangga dengan pencapaian luar biasa ini. Ini adalah bukti bahwa Fakultas Pertanian UTU terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansinya dengan kebutuhan industri. Program SDM PKS ini akan menjadi wadah yang sangat baik bagi mahasiswa Agroteknologi untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan standar industri kelapa sawit saat ini,” ujar Ir. Rusdi Faizin dengan penuh keyakinan.
Senada dengan Dekan Fakultas Pertanian, Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., juga menyampaikan rasa bangganya atas torehan prestasi ini. Beliau melihat keberhasilan ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan UTU menjadi universitas yang berdaya saing dan berkontribusi nyata bagi pembangunan daerah dan nasional.
“Saya mengucapkan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi Agroteknologi, atas keberhasilan ini. Ini adalah pengakuan atas kualitas pendidikan yang kita selenggarakan. Saya berharap, melalui program SDM PKS ini, UTU dapat melahirkan lulusan-lulusan yang tidak hanya ahli di bidang agroteknologi kelapa sawit, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan komitmen terhadap keberlanjutan industri ini,” tutur Prof. Ishak Hasan.
Keberhasilan Program Studi Agroteknologi UTU menjadi bagian dari program strategis nasional ini bukan hanya membanggakan, tetapi juga memberikan harapan baru bagi masa depan perkebunan kelapa sawit Indonesia. Dengan pendidikan dan pelatihan yang terarah dan sesuai dengan kebutuhan industri, diharapkan akan lahir generasi emas yang mampu membawa sektor ini menuju kemajuan yang berkelanjutan dan berdaya saing global. Langkah UTU ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi institusi pendidikan tinggi lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. [HUMAS UTU]
Teks: Yuhdi F. | Foto: Istimewa

Banda Aceh – UTU | Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan tinggi Aceh. Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP., Maitrise, M.Sc., IPU, seorang putra daerah asal Banda Aceh, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK). Acara pengukuhan yang berlangsung meriah di Gedung Event Hall Academic Activity Center (AAC) Prof. Dr. Dayan Dawood, M.A., USK, pada Selasa, 22 April 2025 menjadi penanda capaian tertinggi dalam karir akademiknya.
Prof. Ismail yang saat ini tengah diperbantukan sebagai Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU), berhasil meraih gelar prestisius ini di usia yang tergolong muda, yakni 44 tahun. Pencapaian ini tentu menjadi inspirasi bagi banyak dosen muda lainnya.
Gelar Guru Besar sendiri bukanlah hal yang mudah diraih. Dibutuhkan dedikasi tinggi dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi, melewati serangkaian uji kompetensi, memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun, bergelar doktor, serta mengantongi publikasi karya ilmiah di jurnal internasional bereputasi. Keistimewaan seorang profesor terletak pada keahliannya dalam bidang ilmu yang spesifik, bahkan seringkali menjadi satu-satunya ahli dalam bidang tersebut di universitasnya.
Acara pengukuhan ini dilaksanakan dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Syiah Kuala dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari berbagai universitas di Aceh diantaranya, Rektor UTU, Rektor UNIMAL, Rektor UNSAM, para pejabat UTU dan kolega dari civitas akademika FPIK UTU, serta Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) FPIK UTU. Kehadiran mereka menjadi saksi atas keberhasilan Prof. Ismail dalam meniti karir akademiknya.
Lahir dan besar di Banda Aceh, Prof. Ismail merupakan anak ke-enam dari pasangan Sulaiman S.H. Beliau menempuh pendidikan dasar hingga menengah atas di kota kelahirannya sebelum melanjutkan studi S1 di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian USK. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan membawanya meraih gelar Master dan Doktor di Universite de La Rochelle, Perancis.
Ketekunan dan keseriusan Prof. Ismail dalam menjalankan profesi dosen di USK telah mengantarkannya pada puncak karir akademik. Sebelum menjabat sebagai Dekan FPIK UTU, beliau pernah mengemban berbagai posisi strategis di USK, seperti Sekretaris Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Sekretaris Career Development Centre (CDC), dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Percetakan.
Dalam orasi guru besarnya, Prof. Ismail mengangkat tema inovatif mengenai “Pemanfaatan Teknologi DIC (Detentee Instantanee Controlee) pada Proses Pengolahan Industri Pangan”. Teknologi DIC merupakan metode pengolahan snackmenggunakan uap air sebagai alternatif pengganti minyak dalam pembuatan makanan ringan, yang merupakan inovasi dalam proses autovaporasi.
Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., turut menyampaikan ucapan selamat dan harapan atas pengukuhan Prof. Ismail. Beliau menyampaikan rasa bangga atas pencapaian salah satu dekan di UTU ini.
“Selamat dan sukses kepada Prof. Ismail Sulaiman atas pengukuhan gelar Guru Besar ini. Tentu ini menjadi kebanggaan bagi Universitas Teuku Umar memiliki sosok ilmuwan hebat seperti beliau. Kami berharap ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan Prof. Ismail dapat diimplementasikan untuk kemajuan civitas akademika UTU serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Aceh, khususnya di wilayah Barat Selatan,” ujar Prof. Ishak Hasan.
Pengukuhan Prof. Ismail Sulaiman ini diharapkan dapat memotivasi para dosen di Aceh untuk terus berkarya dan mengembangkan ilmu pengetahuan demi kemajuan pendidikan dan masyarakat. Selamat kepada Prof. Ismail! [HUMAS UTU]
Teks: Nabil Z. | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.