Meulaboh | UTUNews – Dalam rangka tindak lanjut rencana rencana pengelolaan sumber daya kelautan perikanan di Pulau Reusam, Kabupaten Aceh Jaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK UTU) melaksanakan audiensi dan penandatangan nota kesepahaman dengan Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pangan (DKPP) Kabupaten Aceh Jaya, Senin, 10 Februari 2025. Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat DKPP Aceh Jaya dihadiri oleh Dekan FPIK UTU, Prof. Dr. Ismail Sulaiman, S.TP, Maitrise., M.Sc., IPU., dan ketua tim pengelolaan pulau binaan FPIK UTU, Afrizal Hendri, S.Pi., M.Si. Dari pihak DKPP Aceh Jaya dihadiri oleh Kepala DKPP, Teuku Ridwan, S.Pi., M.Si., para kepala seksi pada DKPP, dan perwakilan panglima laot lhok Aceh Jaya.

Prof. Ismail Sulaiman mengutarakan rencana kegiatan pengembangan pulau yang terdapat di Aceh Jaya untuk dapat dikembangkan secara bersama antara kampus dan pemerintah daerah. Terlebih kerja sama antara UTU dan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya telah terjalin lama, khususnya dalam sektor kelautan dan perikanan. Telah banyak dosen dan mahasiswa UTU yang melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya.

“Kehadiran kami ke DKPP Aceh Jaya untuk bersilaturahmi sekaligus membicarakan rencana kolaborasi antara FPIK UTU dan DKPP Aceh Jaya untuk pengelolaan Pulau Reusam. Kerja sama ini bukanlah yang pertama kita lakukan, selama ini FPIK UTU dan dosen-dosen UTU telah banyak melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di Aceh Jaya dan selalu didukung penuh oleh pemerintah Aceh Jaya.” ujar Prof. Ismail Sulaiman.

Lebih lanjut Prof. Ismail Sulaiman mengungkapkan bahwa rencana pengembangan Pulau Reusam sebagai pulau binaan nantinya akan berkonsep pemberdayaan masyarakat adat. Aktivitas program pengembangan pulau binaan nantinya akan diarahkan pada kegiatan yang berdampak langsung pada peningkatan perekonomian masyarakat. Pulau binaan nantinya juga akan menjadi pusat kegiatan akademik yang terdiri dari pendidikan, penelitian dan pengabdian civitas mahasiswa dan dosen lingkup Universitas Teuku Umar. 

“Kegiatan pengembangan Pulau Reusam diarahkan pada dua sektor, yaitu, pengelolaan perikanan tangkap dan pengembangan ekowisata. Semua program nantinya akan melibatkan masyarakat adat setempat. Kami berharap dengan kolaborasi ini semua program dan kegiatan akan berjalan dengan lancar.” kata Prof. Ismail Sulaiman.

Kepala dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Aceh Jaya, Teuku Ridwan, S.Pi., M.Si menyambut baik rencana kolaborasi yang ditawarkan oleh FPIK UTU. Menurut Teuku Ridwan, Pulau Reusam merupakan salah satu objek unggulan Kabupaten Aceh Jaya. Selama ini Pemerintah Aceh Jaya bersama masyarakat telah mengembangkan sektor pariwisata di Pulau Reusam. Namun masih terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan dan pengembangan Pulau Reusam sehingga rencana kolaborasi ini diharapkan dapat menemukan solusi berkelanjutan bagi Pulau Reusam.

“Pulau Reusam itu potensinya sangat besar dan telah dikembangkan oleh masyarakat bersama Pemerintah Aceh Jaya dengan kemampuan yang ada. Memang diperlukan kajian dan program pengembangan yang melibatkan kampus agar sektor perikanan di Pulau Reusam berkelanjutan dan dengan sendirinya meningkatkan perekonomian masyarakat.” ujar Teuku Ridwan.

Pengelolaan pulau-pulau kecil telah diinisiasi pertama kali oleh Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si. yang menekankan pentingnya peran universitas dalam percepatan pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia, khususnya pesisir barat dan selatan provinsi Aceh. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia, yang terdiri dari 17.508 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 km serta wilayah laut teritorial seluas 5,1 juta km ditambah (63%) dari total wilayah teritorial Indonesia), dengan Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2,7 juta km. Dengan luas wilayah laut yang teramat besar tersebut, Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam pesisir dan lautan yang sangat besar dan beraneka ragam. Salah satu potensi yang perlu dioptimalkan adalah keberadaan pulau kecil yang jumlahnya lebih dari 10.000 buah.

Kegiatan pengelolaan pulau oleh perguruan tinggi juga telah dideklarasikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang disampaikan secara simbolis pada pertemuan Konferensi Nasional ke-11 Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (Konas Pesisir XI) tahun 2023 di Pontianak. Program Pulau Binaan yang dibahas dalam Coastal Leader Forum (CLF) ini sangat erat kaitannya dengan program prioritas KKP dalam pengawasan dan pengendalian pulau-pulau kecil, khususnya di kawasan perbatasan dan yang tidak berpenduduk untuk dapat dimanfaatkan secara optimal. 

Pulau reusam merupakan salah satu pulau yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya. Pulau Reusam termasuk dalam wilayah Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya. Dari segi ukurannya, Pulau Reusam termasuk pulau yang sangat kecil. Luasnya hanya sekitar 22 hektar. Lokasi Pulau Reusam hanya berjarak 8 km dari Kecamatan Calang, Kabupaten Aceh Jaya. Selama ini, pemanfaatan potensi pulau reusam hanya sebatas pada aktivitas ekowisata musiman dan aktivitas penangkapan ikan di sekitar perairan tersebut. Dengan adanya kolaborasi antara Universitas Teuku Umar melalui Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dinas terkait di Kabupaten Aceh Jaya serta dukungan dari masyarakat dan jajaran panglima laot diharapkan menjadi motor penggerak yang lebih cepat dalam membangun potensi yang terdapat di pulau tersebut. Kegiatan pengelolaan ini diharapkan menjadi contoh pengelolaan pulau kecil jangka panjang berbasis masyarakat adat yang nantinya dapat diterapkan pada sistem pengelolaan pulau-pulau kecil lainnya di Aceh dan Indonesia. [HUMAS UTU]

Teks: Afrizal Hendri | Editor: Yuhdi Fahrimal | Foto: Afrizal Hendri.

Banda Aceh – UTUNews | Sektor perikanan dan keluatan Provinsi Aceh memiliki potensi yang sangat besar. Namun sektor ini belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Dalam rangka mengoptimalkan potensi tersebut, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK UTU) melakukan penandatanganan Memorandun of Agreement (MoA) dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh. Kegiatan penandatangan MoA dilaksanakan di ruang rapat Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh, Jumat, 24 Januari 2024. Hadir dalam kegiatan tersebut, Dekan FPIK UTU, Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP., Maitrise., M.Sc., IPU. dan Afrizal Hendri, S.Pi., M.Si. dan Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UTU, Herri Darsan, S.T., M.T. Sedangkan dari DKP Aceh dihadiri oleh Kepala DKP Aceh, Aliman, S.Pi., M.Si., dan para pejabat di lingkungan DKP Aceh.

Dekan FPIK UTU, Prof. Ismail Sulaiman kepada Humas UTU mengatakan bahwa kegiatan penandatangan MoA antara FPIK UTU dan DKP Aceh merupakan upaya UTU untuk berkontribusi dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Provinsi Aceh. Rencana inisiatif strategis ini difokuskan pada pulau binaan untuk pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan di Provinsi Aceh dengan prinsip berkelanjutan, inovatif, dan inklusif.

“Pulau Binaan ini merupakan wujud nyata dari tridarma perguruan tinggi yang kami jalankan. Ini juga menjadi komitmen UTU untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan di Aceh. Kami yakin, melalui kolaborasi dengan DKP Aceh, DKP Kabupaten Aceh Jaya, Lembaga Panglima Laot, program ini dapat memberikan dampak positif yang luas,” ujar Prof. Ismail Sulaiman.

Menurut Prof. Ismail Sulaiman, rencananya program pembinaan akan dilaksanakan di Pulau Reusam, Kabupaten Aceh Jaya. Nantinya kegiatan akan berfokus pada lima pilar utama, yakni, pendidikan, penelitian, pengembangan, pengabdian kepada masyarakat, dan konservasi. Masing-masing pilar dirancang untuk memberikan dampak signifikan bagi masyarakat pesisir sekaligus mendukung pengelolaan ekosistem laut yang lebih baik.

Ketua tim program adopsi Pulau Reusam, Afrizal Hendri, S.Pi., M.Si. mengatakan bahwa audiensi ini juga membahas kolaborasi antara UTU dan DKP Aceh dalam mengintegrasikan pulau binaan ke dalam program kerja Pemerintah Aceh dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sinergi ini mencakup penyediaan data dan informasi berbasis riset, fasilitasi pendanaan, serta pendampingan teknis bagi masyarakat setempat.

Menurut Afrizal Hendri, nantinya pengembangan pulau binaan difokuskan pada beberapa aspek, seperti, aspek pendidikan dimana FPIK UTU akan menjadi katalisator dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di wilayah pesisir. Program pendidikan dirancang untuk memberikan pelatihan teknis kepada masyarakat, seperti pengelolaan budidaya laut, teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan, dan manajemen pascapanen. Selain itu, FPIK UTU juga akan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan belajar berbasis proyek di pulau binaan sebagai bagian dari kurikulum akademik.

Untuk bidang riset, kata Afrizal Hendri, nantinya akan difokuskan pada kajian keanekaragaman hayati laut,teknologi budidaya yang efisien dan berkelanjutan, pengembangan produk perikanan bernilai tambah.

“Data riset ini akan menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan strategis di sektor kelautan dan perikanan,” ujar Afrizal Hendri.

Pulau Reusam nantinya akan menjadi model kawasan pengembangan ekonomi berbasis kelautan yang berkelanjutan. FPIK UTU bersama DKP Aceh, DKP Kabupaten Aceh Jaya, Lembaga Panglima Laot, serta stakeholder lainnya akan mendorong pembangunan infrastruktur pendukung, seperti pusat pengolahan hasil laut, blue corner bersama, dan instalasi energi terbarukan. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui diversifikasi ekonomi lokal.

Afrizal Hendri, M.Si., menambahkan untuk program pengabdian kepada masyarakat di Pulau Binaan nantinya akan dilaksanakan pelatihan manajemen usaha bagi nelayan, pengembangan koperasi berbasis komunitas pesisir, edukasi lingkungan untuk anak-anak dan pemuda setempat. Kegiatan pengabdian nantinya menggunakan pendekatan partisipatif dimana masyarakat diharapkan memiliki peran aktif dalam menjaga keberlanjutan pulau.

Sementara itu untuk konservasi dilakukan pada wilayah yang rentan terhadap kerusakan ekosistem di Pulau Binaan. Program konservasi meliputi restorasi ekosistem terumbu karang dan lamun, kampanye zona perlindungan laut, peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan. Langkah-langkah tersebut akan memastikan keberlanjutan sumber daya laut untuk generasi mendatang. [HUMAS UTU]

Editor: Yuhdi Fahrimal | Foto: Afrizal Hendri.

Calang – UTUNews | Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) melepaskan sebanyak 53 (lima puluh tiga) mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Praktek Belajar Lapangan (PBL) 1 di Kabupaten Aceh Jaya, Rabu, 15 Januari 2025.

Pelepasan mahasiswa oleh Dekan FIK Dr. T. Alamsyah, SKM,. M.PH. diterima oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Jaya, dr. Muhammad Jhon Sanova, M.Si. di aula Dinas kesehatan Aceh Jaya.

Dalam sambutannya, Dekan FIK UTU, Dr. Teuku Alamsyah, M.PH. mengatakan bahwa kegiatan PBL ini wajib dilakukan oleh mahasiswa, sebagai upaya menyerap ilmu secara langsung melalui aktivitas di fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas di Aceh Jaya.

”Ini adalah PBL I, mahasiswa akan ditempatkan di 10 Puskesmas se-Aceh Jaya. Ke depan mahasiswa yang sama akan melakukan PBL II dengan penempatan di gampong-gampong yang telah ditentukan.” ucap Dr. T. Alamsyah.

Dr. T. Alamsyah menambahkan bahwa para mahasiswa yang mengikuti PBL diharapkan mampu memetakan masalah kesehatan masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas berdasarkan data yang ada di Puskesmas. Kemudian menganalisis dan merencanakan kegiatan intervensi pada PBL II nanti.

”Mahasiswa mendapatkan pembelajaran langsung, bagaimana manajemen Puskesmas, pelaksanaan program hingga, dinamika masalah kesehatan hingga menyusun rencana intervensi dikemudian hari.” tambah Dia.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Aceh Jaya, dr. Muhammad Jhon Sanova, M.Si. menyambut baik pelaksanaan PBL mahasiswa Prodi Kesehatan masyarakat FIK UTU yang ditempatkan di 10 Puskesmas Aceh Jaya. Para mahasiswa akan mendapatkan bimbingan dari kepala Puskesmas serta staf lain terkait aktivitas – aktivitas di Puskesmas.

”Insya Allah, para kepala Puskesmas yang hadir atau yang mewakili penerimaan mahasiswa ini, siap untuk membimbing dan mengarahkan mahasiswa untuk proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.” ucap dr. John Sanova.

Selain itu, dr. Jhon Sanova juga berterimakasih karena memilih Aceh Jaya sebagai mitra dalam penguatan pendidikan FIK Universitas teuku Umar.

”Tentu banyak hal yang dapat disinergikan antara perguruan tinggi Universitas Teuku Umar dengan Dinas Kesehatan Aceh Jaya terkait pembangunan kesehatan masyarakat yang optimal.” tutup dr. Jhon Sanova.

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UTU, Maiza Dhuana, S.KM,. M.Kes menyatakan bahwa selain pelepasan mahasiswa, FIK Universitas Teuku Umar dan Dinas Kesehatan Aceh Jaya juga melakukan penandatangan memorandum of agreement (MoA) dengan Dinas Kesehatan dan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dengan kepala – Kepala Puskesmas.

”Kegiatan PBL I ini juga diisi dengan penandatanganan dokumen kerjasama sebagai komitmen kemitraan antara pemerintah dan perguruan tinggi.” ucap Maiza.

Turut hadir dalam pelaksanaan kegiatan Wakil Dekan I FIK UTU, Safrizal SA, Wakil Dekan II, Teungku Nih Farisni, Sekretaris prodi IKM Mardi, Ketua Panitia PBL Yulizar Kasma, para dosen pendamping, perwakilan Puskesmas Teunom, Kepala Puskesmas Pasie Raya, Kepala Puskesmas Panga, Kepala Krueng Sabee, Kepala Puskesmas Calang, Kepala Lhok Kruet, Kepala Lageun, Kepala Puskesmas Patek, Kepala Puskesmas Lamno, dan Kepala Puskesmas Indra Jaya. [HUMAS UTU].

Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.