Calang – UTU | Universitas Teuku Umar (UTU) secara formal memulai implementasi program pengembangan Pulau Reusam di Kabupaten Aceh Jaya sebagai pulau binaan, ditandai dengan pelaksanaan survei awal pada Kamis, 15 Mei 2025. Inisiatif ini merupakan manifestasi dari kemitraan strategis yang terjalin antara UTU dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Jaya yang terlegitimasi melalui Surat Perjanjian Kerja Nomor: 052/UN59.F4/DV.06.05/2025 tentang Pulau Binaan.
Survei awal pengembangan Pulau Reusam dihadiri oleh jajaran pimpinan Universitas Teuku Umar dan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Jaya. Delegasi UTU dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc., didampingi oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP., Maitrise, M.Sc., IPU., Wakil Dekan Bidang Administrasi, Keuangan, dan Tata Usaha FPIK UTU Sufal Diansyah, M.Si., beserta tim pengembangan Pulau Reusam FPIK UTU Afrizal Hendri, S.Pi., M.Si., Samsul Bahri, M.Si., Afdhal Fuady, M.Si., dan Zakaria, SE. Sementara itu, representasi DKP Aceh Jaya terdiri atas Kepala DKP Teuku Ridwan, S.Pi., M.Si., didampingi Kepala Bidang Perikanan Tangkap Yulizar, S.Kel., Sekretaris panglima laot Lhok Rigaih Molid, beserta staf DKP Aceh Jaya.
Survei awal ini memiliki signifikansi metodologis dalam rangka identifikasi dan pemetaan potensi multidimensi Pulau Reusam yang diproyeksikan sebagai center of excellence dalam kajian kelautan dan perikanan. Pemilihan Pulau Reusam didasarkan pada justifikasi potensi ekologis yang signifikan serta kohesi sosial masyarakat lokal yang kuat. UTU menegaskan komitmennya untuk mentransformasikan Pulau Reusam menjadi living laboratory yang mengintegrasikan secara sinergis aktivitas riset, program pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal, dan inisiatif edukasi terstruktur.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama UTU, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc. mengatakan bahwa Pulau Reusam memiliki kapabilitas substansial untuk dikembangkan sebagai platform ilmiah dan sosial yang terintegrasi.
“Aspirasi kami adalah untuk mendirikan sebuah pusat studi yang tidak hanya berfokus pada luaran riset akademik yang terpublikasi, melainkan juga menghasilkan dampak sosio-ekonomi yang terukur bagi komunitas pesisir.” ujar Dr. M. Aman Yaman.
Konseptualisasi pengembangan pulau binaan ini mengedepankan paradigma partisipasi aktif masyarakat adat sebagai elemen krusial. UTU secara proaktif akan melibatkan Lembaga Adat Panglima Laot, kelompok sadar wisata lokal, dan masyarakat pesisir dalam keseluruhan siklus perencanaan dan pengelolaan program. Pendekatan kolaboratif ini dihipotesiskan akan memperkuat dimensi keberlanjutan sosial dan ekologis proyek.
Menurut Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UTU, Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman, S.TP., Maitrise, M.Sc., IPU., keterlibatan aktif dan inklusif dari masyarakat lokal merupakan prasyarat fundamental bagi keberhasilan jangka panjang inisiatif ini.
“Kami berkeyakinan bahwa sinergi antara aktivitas riset yang terstruktur dan program pemberdayaan masyarakat akan mencapai hasil yang optimal apabila masyarakat diposisikan sebagai mitra yang setara, bukan sekadar objek dari intervensi pembangunan.” terang Prof. Ismail.
Pengembangan Pulau Reusam akan didasarkan pada tiga pilar strategis yang saling komplementer: riset multidisiplin dalam bidang kelautan dan perikanan, pengembangan ekowisata bahari berbasis edukasi, dan implementasi program edukasi lingkungan yang berkelanjutan. Potensi biofisik pulau termasuk ekosistem terumbu karang yang beragam, padang lamun yang produktif, dan zona penangkapan ikan tradisional menjadikannya lokasi yang ideal untuk aktivitas studi dan konservasi.
Dalam konteks pariwisata, keunikan lanskap alam Pulau Reusam akan dikembangkan sebagai destinasi ekowisata edukatif melalui pemberdayaan masyarakat lokal sebagai pemandu dan aktor utama dalam industri pariwisata yang bertanggung jawab. Sementara itu dalam ranah edukasi, UTU akan merancang serangkaian program pelatihan berbasis kompetensi, sekolah lapang perikanan aplikatif, dan kegiatan penyuluhan lingkungan yang ditujukan kepada warga dan pelajar di wilayah sekitar Pulau Reusam.
Kepala DKP Aceh Jaya Teuku Ridwan, S.Pi., M.Si. menyampaikan apresiasinya atas survei perdana di Pulau Reusam yang merupakan inisiatif dan kolaborasi antara UTU dan Pemerintah Aceh Jaya. Menurut Teuku Ridwan inisiatif strategis yang diprakarsai oleh Universitas Teuku Umar ini patut diapresiasi karena memiliki potensi signifikan untuk mengakselerasi pengembangan potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Aceh Jaya.
“Kami memberikan dukungan penuh dan berharap agar kolaborasi yang konstruktif antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah ini dapat menjadi model praktik terbaik dalam pembangunan berkelanjutan.” imbuh T. Ridwan.
Lebih lanjut, pengembangan Pulau Reusam tidak hanya berorientasi pada capaian ilmiah, tetapi juga ditargetkan untuk menghasilkan dampak sosio-ekonomi yang terukur bagi masyarakat lokal, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan ekonomi komunitas pesisir. Program pemberdayaan yang direncanakan meliputi pelatihan peningkatan keterampilan, penguatan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis sumber daya kelautan, serta pengembangan tata kelola pariwisata yang partisipatif. Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Aceh Jaya Yulizar, S.Pi. menekankan pentingnya menjangkau kelompok nelayan skala kecil dan perempuan pesisir dalam program ini, mengingat peran strategis mereka dalam ekosistem sosial dan ekonomi masyarakat pesisir.
Pasca-pelaksanaan survei awal ini, UTU melalui FPIK akan menyusun roadmap komprehensif untuk pengembangan Pulau Reusam yang mencakup tahapan riset pendahuluan, pembangunan infrastruktur studi lapangan yang representatif, serta penyelenggaraan program pelatihan terstruktur bagi masyarakat.
Melalui sinergi yang kuat antara UTU, Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, dan partisipasi aktif masyarakat, Pulau Reusam diharapkan bertransformasi menjadi model pembangunan pulau kecil yang berbasis pada riset ilmiah dan kearifan lokal. Pada akhirnya pengembangan Pulau Reusam melalui program pulau binaan ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Pulau kecil ini kini menyimpan ekspektasi besar untuk menjadi pusat pembelajaran, konservasi sumber daya alam, dan pemberdayaan masyarakat yang memiliki dampak transformatif. [Humas]
Teks: Samsul B. | Editor: Yuhdi F. | Foto: Zakaria.