Aceh Tamiang – UTU | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU) menunjukkan aksi nyata kepedulian sosial dengan menyalurkan bantuan tanggap bencana kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Selasa (23/12/2025). Tidak hanya bahan pokok, tim relawan dari kampus ini juga membangun fasilitas sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Aksi kemanusiaan ini dipimpin langsung oleh Dekan FPIK UTU, Prof. Ismail Sulaiman, dengan melibatkan sinergi antara dosen, tenaga kependidikan (Tendik), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), serta unsur Dharma Wanita Persatuan (DWP) FPIK.
Bantuan didistribusikan ke tiga titik lokasi yang mengalami dampak cukup parah, yakni Desa Durian dan Desa Landuh di Kecamatan Rantau, serta Desa Tanjung Karang di Kecamatan Karang Baru.
“Kegiatan ini adalah bentuk kepedulian Universitas Teuku Umar, khususnya FPIK, terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Kami ikut berduka cita dan berharap bantuan ini dapat sedikit meringankan beban masyarakat,” ujar Prof. Ismail saat meninjau lokasi.
Dalam misi kali ini, FPIK UTU membawa bantuan yang bersumber dari dana hibah penugasan Diktisaintek senilai Rp150 juta. Bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk 150 paket sembako, pakaian layak pakai, peralatan kebersihan, satu unit mesin genset, hingga pembuatan sumur bor.

Prof. Ismail yang turun langsung ke wilayah pedalaman mencatat bahwa kondisi di lapangan masih sangat memprihatinkan. “Di beberapa titik, akses listrik masih terputus dan rumah warga mengalami kerusakan serius. Masyarakat di pedalaman ini sangat membutuhkan perhatian dan bantuan lanjutan,” tambahnya.
Dukungan Spiritual dan Kebutuhan Spesifik Selain bantuan fisik, FPIK UTU juga memberikan perhatian pada aspek spiritual dan kebutuhan khusus perempuan. Wakil Dekan I FPIK UTU, Dr. Muhammad Rizal, secara simbolis menyerahkan bantuan Al-Qur’an serta perlengkapan ibadah seperti sajadah kepada warga di Dusun Durian. Sementara itu, DWP FPIK UTU fokus menyasar kebutuhan kaum perempuan dengan menyalurkan mukena, pakaian wanita, hingga kebutuhan pribadi lainnya.
Zakaria, S.E., Kepala Bagian Umum FPIK UTU, yang turut mengawal penyediaan fasilitas sumur bor, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam situasi darurat. Menurutnya, akses air bersih menjadi krusial pascabencana demi menjaga kesehatan warga.
“Kita perlu terus menjaga semangat tolong-menolong demi kemaslahatan bersama, terutama dalam kondisi sulit seperti sekarang,” kata Zakaria.
Melalui aksi ini, Universitas Teuku Umar menegaskan komitmennya bahwa peran perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi juga hadir sebagai garda terdepan dalam pengabdian masyarakat saat krisis melanda. [Humas UTU]
Laporan: Ismail S. | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.





