MEULABOH – UTU | Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Barat bersama Pengurus Cabang Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Aceh Barat sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Series III pada Senin, 18 November 2024. Acara ini sekaligus menjadi momen pelantikan pengurus baru PII Aceh Barat periode 2024-2027.

Seminar yang berlangsung di Auditorium Universitas Teuku Umar (UTU) Gedung U2C ini menghadirkan Rektor UTU yang diwakilkan oleh Dr. Ir. M. Aman Yaman,M. Agric.,Sc dalam sambutan rektor UTU, kemudian sambutan oleh Kementerian PU diwakilkan oleh Kepala Seksi Preservasi Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh Ir. Faisal, M.T. dan sambutan sekaligus pembukaan kegiatan Seminar Nasional PII Series II sekaligus Pelantikan Pengcab PII Aceh Barat oleh Pj Bupati Aceh Barat yang diwakilkan oleh Marhaban, S.E.,M.Si. dan kegiatan ini dikuti oleh seluruh Pengcab PII Aceh Barat, pengurus PW Aceh dan mahasiswa.

Kegiatan Seminar Nasional Series III PII disampaikan oleh 2 (dua) pemateri utama, yaitu
Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU, APEC Eng, yang juga Ketua PII Wilayah Aceh sekaligus Rektor Universitas Syiah Kuala, serta Dr. Ir. Kurdi, ST, MT, IPM, ASEAN-Eng,
Kadis PUPR Aceh Barat sekaligus Ketua PII terpilih Aceh Barat. Seminar ini dipandu oleh
Ir. Fitriadi, ST, MT, IPM.

Dalam pemaparannya, Prof. Marwan menekankan “pentingnya peran insinyur dalam pembangunan berkelanjutan di Industri Aceh”. “Insinyur memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan solusi teknis yang mendukung visi pembangunan berkelanjutan. Kompetensi dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mewujudkan infrastruktur yang tangguh dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Tantangan pengembangan industri di Aceh belum sepenuhnya memadai, pun begitu dengan keterbatasan penerapan inovasi teknologi modern menjadi kendala yang menghambat efisiensi dan peningkatan nilai tambah bahkan daya saing industri lokal. Dalam paparannya, Prof Marwan juga mneyampaikan bahwa peluang terhadap pengembangan industri di Aceh dapat dijalankan bila kebijakan-kebijakan mendukung investasi, dan emningkatkan investasi di berbagai sektor seperti energi terbarukan dan lainnya. Startegi pengembangam baik infrastruktur, SDM, ekosistem usaha dan lainnya perlu dipertimbangkan, ujarnya.

Sementara itu, Dr. Kurdi menyampaikan pandangannya tentang pengembangan kompetensi keahlian insinyur dalam implementasi teknologi di sektor industri. Dalam paparannya, Dr Kurdi menyampaikan bagaimana “Perkembangan teknologi utama yang menuntut peningkatan kompetensi insinyur” dan bagaimana “Peran kunci insinyur dalam transformasi teknologi”. Banyak tantangan teknis yang dihadapi mulai dari kompleksitas integrasi sistem, implementasi teknologi baru yang beresiko terhadap serangan cyber, keterbatasan infrastruktur bahkan pemeliharaan dan perawatan sistem yang tinggi.

Selain itu “tantangan manajerial” juga dihadapi, bagaimana pengambilan keputusan didasarkan data  serta manajemen resiko dan kepatuhan. Akhir paparannya, ketua PII aceh Barat menyampaikan bahwa kompetensi utama yang harus dikembangkan insinyur berupa keahlian teknis maupun nonteknis. Sealin itu kolaborasi riset dengan universitas-universitas dan lembaga riset perlu terus dilakukan sehingga dapat memperluasa wawasan dan peluang bagi solusi indutri yang inovatif, imbuhnya. “Seminar ini menjadi momentum untuk mendorong inovasi dan meningkatkan kapasitas para insinyur di Aceh Barat. Kami juga terus berkomitmen dalam mendukung program pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan bermanfaat luas bagi masyarakat,” jelasnya.

Acara ini juga diisi dengan diskusi interaktif yang melibatkan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pejabat daerah, akademisi, dan para insinyur. Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan ide-ide segar untuk memperkuat peran insinyur dalam pembangunan Aceh Barat ke depan.

Pelantikan pengurus PII Aceh Barat periode 2024-2027 menjadi bagian penting dalam agenda ini, di mana Dr. Kurdi resmi melanjutkan kepemimpinannya bersama 58 pengurus lainnya. Dengan komitmen baru, PII Aceh Barat bertekad menjadi motor penggerak kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di wilayah ini. (Humas UTU).