MEULABOH – UTU | Sebanyak 38 mahasiswa Prodi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK UTU) mendapatkan pembelajaran Dasar-dasar Penyelematan di Air (Water Rescue). Kegiatan ini merupakan bagian dari Praktikum Metode Penangkapan Ikan (MPI) yang bertujuan agar mahasiswa mengetahui teknik penyelamatan ketika berada di laut dalam operasi penangkapan ikan yang akan dilaksanakan beberapa pekan ke depan.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Pos SAR Meulaboh. Adapun pelatihan ini difokuskan pada teknik pertolongan di perairan atau water rescue yang dipusatkan di Kolam Renang Elang Sakti 116/GS Makorem 012 TU, pada Sabtu (30/9/2023).
Water Rescue merupakan suatu teknik pertolongan atau evakuasi yang dilakukan di atau dapat juga disebut sebagai suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jiwa manusia dan segala sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan atau gawat darurat di air.
Mengingat kondisi topografi dan geografi Kabupaten Aceh Barat yang menyimpan potensi kebencanaan maupun kecelakaan air sehingga pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan relawan atau mahasiswa tentang upaya-upaya kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat bencana, dibutuhkan SDM relawan keselamatan yang cekatan, handal, dan tangguh dalam penanggulangan bencana.
Adapun instruktur/pelatih Water Rescue dari POS SAR Meulaboh adalah Mahyudi Efendi dan Maimun dengan Pangkat Sersan Mayor SAR dan Jabatan Rescuer Terampil. Metode ajar adalah kombinasi antara materi dan praktik secara lansung di kolam renang. Untuk materi yang diajarkan oleh pelatih adalah pengenalan alat penyelamatan; Metode penyelamatan di air; dan Teknik penyelamatan pada korban tenggelam.
Penangggungjawab kegiatan ini adalah dosen prodi Perikanan yaitu Hafinuddin, M.Sc, Muhammad Agam Thahir, M.Si dan Hamidi, M.Si
Hafinuddin kepada Humas UTU menyebutkan dalam pelatihan ini mahasiswa diajarkan tentang pedoman wajib dalam Water Rescue yaitu diutamakan bisa berenang, memahami bantuan hidup dasar, teknik pengoperasian perahu karet (perahu rafting / perahu LCR) dan teknik pertolongan korban dalam air.
Adapun Teknik Edukasi yang disampaikan Instruktur Pos SAR Meulaboh diantaranya yaitu :
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kegiatan pertolongan di air
2. Menjelaskan bahaya-bahaya di air.
3. Menjelaskan metode pertolongan di air.
4. Melakukan pertolongan di air.
5. Menjelaskan teknik self rescue.
6. Melakukan self rescue dengan life jacket.
7. Menjelaskan teknik bertahan dan melepaskan diri saat memberikan pertolongan.
8. melakukan pertolongan dengan carry (kontak langsung dengan korban)
Metode/Tahapan atau urutan untuk memudahkan para penolong mengingat apa dan bagaimana ketika menghadapi kecelakaan di air.
• R = Reach (Pertolongan yang dilakukan dari/pinggir kolam/dermaga dengan cara meraih korban karena posisinya dipinggir atau dengan menggunakan alat sepeti galah, kayu, dan lain-lain)
• T = Throw (Lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara melempar alat apung dan penolong berada pada daerah aman)
• R = Row (Pertolongan yang dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak dapat dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach/throw)
• G = Go (Pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya peralatan yang digunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau tempat yang tidak memungkinkan untuk menggunakan perahu)
• T = Tow / Carry (Paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung kontak dengan korban)
“Dengan adanya pelatihan Water Rescue ini, kami berharap para peserta untuk menjadi SDM yang sukses dan bersinergi dalam penanganan serta penanggulangan kecelakaan di wilayah khususnya di Kabupaten Aceh Barat,” pungkas Hafinuddin. (Humas UTU).