MEULABOH – UTU  | Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Teuku Umar (UTU), Dr. Ir. M. Aman Yaman, M. Agric. Sc bersama dengan Koordinator Penjaminan Mutu UTU, Triyanto, MA, melakukan kunjungan kerja ke Badan Penjaminan Mutu Universitas Airlangga (BPM Unair) pada Rabu (09/08) di Gedung Kahuripan Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya.

Kunker oleh Tim Mutu Akademik UTU dalam rangka benchmarking, bertujuan meningkatkan kinerja dan efektivitasi bagi lembaga penjaminan mutu UTU ke depan dalam rangka persiapan dan percepatan menjadi lembaga penjaminan mutu untuk memacu mutu akademik.

Kunker diterima langsung oleh ketua BPM Unair, Prof. Nurul Barizah, Ph.D saat ini mengawasi proses akreditasi 185 program studi di lingkungan Unair dan memiliki 10 koordinator terdiri dari koordinator bidang akreditasi nasional, koordinator akreditasi internasional dan auditor.

M. Aman Yaman dalam sambutannya menyampaikan, kehadirannya didampingi lkorpus penjaminan mutu, guna menimba ilmu dalam lhal penguatan manajemen organisasi mutu, strategi dan pengalaman persiapan akreditasi internasional untul prodi unggulan.

“Pada kunjungan kerja kali ini, selain menimba ilmu dan pengalaman mempersiapkan diri hadapi akreditasi internasional, kami juga ingin mengetahui kiat atau strategi bagi penguatan 8 IKU dan manajemen organisai mutu efektif yang sesuai target mutu perguruan tinggi,” ungkap M. Aman Yaman.

Sementara Ketua BPM Unair, Prof. Nazul Barizah, memaparkan beberapa poin penting bagi prodi yang mempersiapkan diri pada akreditasi internasional.

“Pertama mesti diketahui bahwa struktur organisasi penjaminan mutu tergantung pada statuta universitas dan komitmen rektor. Seharusnya pada level universitas ada badan bersifat independen, bertugas mengkoordinir satuan penjaminan mutu fakultas dan tim penjaminan mutu jurusan atau disebut dengan gugus kendali mutu,” papar Prof. Nazul Barizah.

Lanjut Prof. Nazul Barizah, akreditasi menjadi hal paling penting bagi peningkatan kompetensi perguruan tinggi sehingga Rektor, Dekan dan program studi harus berkomitmen memperkuat unit mutu diperguruan tinggi dengan mendukung kinerja jaminan mutu baik SDM, fasilitas kerja, audit mutu internal maupun pendanaan.

“Tolak ukur atau parameter mengukur kualitas kampus berdasarkan akreditasi. Akreditasi bagian dari kebutuhan dan bahkan akreditasi internasional merupakan investasi bagi perguruan itu sendiri.”

“Selama ini, hal yang luput dari perhatiannya kita antara lain tidak adanya pembekalan kaprodi, sekretaris prodi hingga dekan. Selain itu, perangkingan program studi, reward bagi dosen dan staf berprestasi perlu diberikan sebagai motivasi. Padahal hal sangat penting sebagai upaya peningkatan komitmen pimpinan perguruan tinggi untuk meraih akreditasi terbaik perguruan tinggi dan program studi pada setiap perguruan tinggi,” pungkas Prof Nazul Barizah. (Humas UTU).