UTU Cetak Sejarah Baru: Itik Hibrida Lokal Sukses Menetas, Dukung Program Makan Bergizi Gratis dan Swasembada Telur Aceh

Meulaboh – UTU | Tim Riset Peternakan Universitas Teuku Umar (UTU) mencatatkan keberhasilan signifikan dalam upaya peningkatan mutu genetik unggas lokal dengan penetasan perdana Itik Lokal Hibrida Unggul (ILHU-UTU). Itik unggul ini merupakan hasil persilangan canggih dari itik lokal Meulaboh dengan Itik Khaki Campbell dan Alabio. Keberhasilan inovasi ini ditujukan untuk mendukung program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis, sekaligus mendorong swasembada telur di Provinsi Aceh. Hal ini juga merupakan pendekatan strategis yang dicanangkan tim riset peternakan UTU sehingga Aceh kedepan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan telur dan daging secara mandiri, tetap juga memiliki ternak ternak unggulan yang telah dimodifikasi untuk memiliki keunggulan memiliki “mesin ternak produksi mandiri” dengan tetap mengedepankan “local pride” atau berbasis ternak lokal,  SDM Peternakan di Aceh harus menguasai teknologi breeding ternak modern untuk mengembangan jenis ternak unggul komersial seperti sapi, kambing, ayam dan itik seperti halnya program ILHU-UTU ini.

ILHU-UTU merupakan itik petelur hibrida, yaitu hasil persilangan antara 3 jenis itik unggul (three-breed-cross) yang dirancang khusus untuk menghasilkan produktivitas telur tinggi dan kualitas daging yang baik. Program peningkatan mutu genetik ini diinisiasi oleh Tim Riset PET di bawah kordinasi peneliti senior bidang bioteknologi peternakan unggas, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M. Agric.Sc., yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama UTU dan motivato pengembangan program UTU Berdampak dan Internasionalisasi Kampus di bawah kordinasi Rektor UTU, Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si.

Seperti sudah dikenal umum, M. Aman Yaman, merupakan lulusan terbaik Nagoya University, Japan yang sejak 20 tahun terakhir sangat fokus mengembangkan potensi genetik ternak lokal Aceh (seperti ALPU & Kamaras) menjelaskan bahwa program tersebut diawali dengan evaluasi genetik dan produktivitas itik lokal dan itik luar lainnya yang akan digunakan sebagai pasangannya dalam program cross-breeding untuk menghasilkan sifat unggul (hybrid vigor) nantinya, yang dilanjutkan dengan persilangan selektif dan evaluasi fenotif seta produktivitas secara berjenjang.

“Program ini merupakan upaya untuk memperbaiki mutu genetik itik lokal yang selama ini masih rendah produksi dan kualitas telurnya, untuk menghasilkan mesin produksi telur dan daging itik unggul Aceh kedepan,” jelas Dr. M. Aman Yaman, yang juga menjadi salah satu tim inovator pusat studi peternakan UTU. “ILHU-UTU adalah hasil persilangan dan progeny test bertingkat.

“Kami memulai dengan menyilangkan itik lokal Aceh sebagai pejantan dengan itik Alabio sebagai betina, yang kemudian dilanjutkan persilangannya dengan itik Khaki Campbell untuk menghasilkan itik jenis lokal hibrida unggul yang selanjutkan akan dijadikan kandidat itik komersial petelur unggul berbasis itik lokal.” terang Dr. Aman Yaman.

Keunggulan Itik Hibrida UTU

Keunggulan utama ILHU-UTU terletak pada potensi produktivitasnya yang sangat tinggi. Itik betina ILHU ditargetkan mampu menghasilkan telur secara produktif dengan rata-rata produksi mencapai 230 hingga 255 butir per tahun, dan mulai bertelur pada usia sekitar 22 minggu.

Menurut Dr. M. Aman Yaman, inovasi ini adalah manifestasi komitmen UTU untuk menyediakan bibit lokal unggul peternakan yang siap mendukung ketersediaan pangan berkualitas. “ILHU-UTU, dengan potensi telurnya yang melimpah dan berkualitas, akan berperan vital dalam menyokong kebutuhan nutrisi masyarakat, khususnya dalam program seperti Makan Bergizi Gratis. Di saat yang sama, ini adalah langkah strategis untuk mewujudkan swasembada telur di Provinsi Aceh melalui perbaikan mutu genetik itik lokal,” tegasnya.

ILHU-UTU juga Unggul dalam Adaptasi dan Pertumbuhan. Selain produktif, itik hibrida ini juga membawa keunggulan ganda bagi peternak. Secara fisik, itik ILHU memiliki bentuk tubuh memanjang seperti botol, dengan warna bulu hitam, cokelat agak krem dengan bintik-bintik cokelat gelap/hitam pada bagian dada dan perut. Paruh dan kakinya berwarna hitam.

Keunggulan lainnya mencakup daya adaptasi dan produktivitas yang tinggi, menghasilkan jumlah telur yang banyak dan kualitas daging yang lezat. Pertumbuhan itik ILHU juga relatif cepat, menjadikannya fleksibel untuk dimanfaatkan dalam produksi telur maupun daging. Bahkan, itik jantan memiliki potensi untuk dijadikan itik pedaging setelah masa bertelur selesai. Selain itu, ILHU-UTU telah diorientasikan sebagai itik hibirda yang memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit, mampu beradapasi dengan makanan lokal, sehingga åsecara keseluruhan akan lebih menguntungkan bagi peternak.

UTU terus berkomitmen untuk menghasilkan dampak nyata terhadap masyarakat melalui karya nyata riset berdampak yang diinisiasi sebagai respon terhadap permasalahan ekonomi dan sosial dengan pendekat yang lebih strategis khusunya di bdiang agro-marine termasuk peternakan yang menjadi unggulan daerah Aceh. Permasalahan pemenuhan kebutuhan telur dan daging bukan hanya masalah teknis, tapi membutuhkan dukungan konsep dasar mengentaskan masalahnya yaitu “menghasilkan mesin produksi baru (ternak) yang unggul, berbasis potensi genetik dengan penerapan teknologi breeding ternak yang tepat guna” sehingga Aceh kedepan dapat menghasil bibit mesin produksi telur dan daging secara mandiri berbasis ternak lokal. Dengan lahirnya ILHU-UTU, maka Universitas Teuku Umar terus berupaya menjadi lembaga pendidikan tinggi yang membumi untuk mengimplementasi visinya sebagai referensi bidang agro-marine akan terwujud nyata dan berdampak nyata bagi masyarakat. [Humas UTU]

Laporan: Yuhdi F. | Foto: Istimewa

Related Posts

Leave a Reply