UTU Angkat Isu Transformasi Digital di Daerah 3T Saat Dies Natalis Ke-19

Meulaboh – UTU | Universitas Teuku Umar (UTU) merayakan Dies Natalis ke-19 dengan Sidang Terbuka Senat yang menyoroti peran strategis perguruan tinggi dalam mengakselerasi transformasi pendidikan tinggi di era digital, khususnya bagi wilayah terluar, perbatasan, dan pesisir (3T). Isu ini menjadi krusial mengingat Indonesia mengejar target Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas untuk visi Indonesia Emas 2045.

Acara puncak yang digelar pada Selasa (11/11/2025) di Auditorium Teuku Umar ini menghadirkan Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP., sebagai Dies Reader.

Dalam orasi ilmiahnya yang bertajuk “Transformasi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Tantangan dan Peluang Bagi Daerah Terluar, Perbatasan, dan Pesisir”, Hetifah menekankan bahwa kunci mencapai Indonesia Emas 2045, yakni menjadi negara maju dengan PDB lima terbesar di dunia, adalah transformasi SDM.

Hetifah memaparkan adanya kesenjangan signifikan dalam Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia, yang pada tahun 2024 baru mencapai 32%. Angka ini masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN seperti Malaysia (43%) dan Singapura (91,09%). Pemerintah menargetkan APK pendidikan tinggi mencapai 60% pada tahun 2045.

“Tantangan utama di daerah 3T dan pesisir meliputi keterbatasan kapasitas daya tampung, sebaran Perguruan Tinggi (PT) yang tidak merata, biaya kuliah, serta terbatasnya sumber daya pendidikan berkualitas. PT yang bermutu masih terkonsentrasi di Pulau Jawa,” ujar Hetifah.

Hetifah menegaskan, transformasi digital adalah solusi untuk mengatasi kesenjangan mutu dan mewujudkan keadilan layanan pendidikan. Ini mencakup pengembangan ekonomi berbasis keterampilan teknologi dan memastikan perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, bukan sekadar “pabrik ijazah”.

Refleksi dan Komitmen UTU

Rektor UTU, Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si., dalam sambutannya menyatakan bahwa Dies Natalis ke-19 adalah momentum refleksi atas capaian yang telah diraih, termasuk perolehan akreditasi Unggul untuk dua Program Studi.

“Usia 19 tahun ini menjadi pijakan bagi kita untuk meninjau kembali perjalanan yang telah dilalui dan memantapkan langkah ke depan. Kami berkomitmen menjadikan UTU tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga motor penggerak pembangunan di wilayah Barat Selatan Aceh dan nasional, sejalan dengan tema yang diangkat mengenai peran perguruan tinggi di era digital untuk daerah 3T,” tegas Prof. Ishak.

Prof. Ishak juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh sivitas akademika dan menyebutkan dua Program Studi yang meraih Akreditasi Unggul, yaitu Prodi Kesehatan Masyarakat dan Prodi Ilmu Kelautan.

Acara Dies Natalis ini turut dihadiri oleh perwakilan Gubernur Aceh selaku Ketua Dewan Penyantun UTU, yang diwakili oleh Kepala BPSDM Aceh, Marthunis, ST, DEA.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan, Gubernur menyampaikan pentingnya peran Perguruan Tinggi di daerah untuk tidak hanya fokus pada pembangunan SDM berbasis teknologi, namun juga menjadi benteng pelestarian budaya lokal.

“Di tengah masifnya arus digitalisasi, UTU dan seluruh perguruan tinggi di Aceh harus menjadi mercusuar yang memancarkan nilai-nilai kearifan lokal, adat, dan budaya Aceh yang Islami. Perguruan tinggi di wilayah Barat Selatan Aceh memiliki tanggung jawab ganda: mencetak generasi digital yang unggul, sekaligus memastikan mereka berakar kuat pada identitas daerah,” ujar Gubernur dalam sambutan yang dibacakan Marthunis.

Beliau juga mengapresiasi tema Dies Natalis UTU yang dinilai relevan dengan upaya pemerintah daerah dalam mengurangi disparitas pembangunan antara wilayah pesisir dengan pusat.

Penghargaan untuk Pihak Berjasa dan Internal Kampus

Sebagai bagian dari perayaan, UTU menyelenggarakan “The 11th UTU Awards” untuk memberikan apresiasi kepada insan berprestasi di lingkungan kampus, mulai dari Dosen Berprestasi, Tenaga Kependidikan Berdedikasi, hingga Stand Expo Terbaik.

Selain itu, UTU juga memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang berjasa besar dalam proses penegerian UTU, seperti Dr. H. Azwar Abubakar, Alm. Drs. Teuku Rosman, dan Alm. H. Malik Ridwan Badai, S.H. Penghargaan juga diberikan kepada para mantan Rektor yang pernah memimpin institusi.

Acara ini dihadiri oleh Ketua dan Anggota Senat UTU, perwakilan Gubernur Aceh, rektor/direktur/ketua perguruan tinggi se-Aceh, anggota DPR RI dan DPRA dari Dapil Aceh, bupati/walikota, Forkopimda se-Barat Selatan Aceh, hingga mahasiswa student mobility dari Fatoni University, Thailand. [Humas UTU]

Laporan: Yuhdi F. | Foto: Tim Humas.

Related Posts

Leave a Reply