Meulaboh – UTU | Arhammar Ridha, S.Sos., M.Sos., merupakan sosok yang tak asing lagi di kalangan civitas akademika Universitas Teuku Umar (UTU). Lahir di Meulaboh pada 7 April tiga puluh delapan tahun silam, Arham -demikian Ia disapa oleh koleganya -menahkodai Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UTU. Kepemimpinan ini telah dipercayakan kepadanya sejak 2022. Sebuah amanah yang membuktikan dedikasi dan kecintaannya pada almamater.
Kepada Humas UTU, Arham mengenang kisahnya berkuliah di UTU. Jejak langkahnya di UTU dimulai pada tahun 2006, saat Ia memilih Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selama masa kuliah, Arham tak hanya fokus pada akademik. Jiwa kepemimpinannya terasah melalui berbagai organisasi. Dia pernah dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Pemerintahan Mahasiswa (Sekjen) FISIP UTU dan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa UTU.
“Kampus menjadi tempat saya berproses dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Di UTU, saya belajar ilmu pengetahuan, berbagai pengalaman di organisasi, semua itu sangat berharga dan tidak akan terlupakan,” kenang Arham.
Pengalaman paling berkesan baginya adalah saat ia menjadi bagian dari gerakan mahasiswa yang mendorong percepatan status UTU menjadi universitas negeri. Sebuah perjuangan yang kini menjadi bagian dari sejarah gemilang kampus di Aceh Barat itu. Perjuangan Arham dan mahasiswa UTU kala itu tidak sia-sia. Tahun 2014, diujung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, UTU bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pertama di wilayah Barat-Selatan Aceh.
Setelah cita-cita menjadikan UTU sebagai PTN terwujud, lantas Arham tidak serta merta menanggalkan kecintaannya kepada almamater kuning. Dia menerima mandat sebagai presidium Ketua Ikatan Alumni (IKA) UTU pada tahun 2022. Jabatan ini Ia pegang sampai tahun 2024. Dalam sebuah Musyawarah Besar (Mubes) yang digelar di Pulau Simeulue, Arham dipilih secara aklamasi untuk mengemban jabatan Ketua IKA UTU untuk periode 2024-2029. Kepercayaan ini diberikan kepadanya sebagai wujud keberhasilannya membawa IKA UTU semakin solid dengan manajemen yang tertata.
Keseimbangan Karir, Organisasi, dan Pendidikan
Menjadi Ketua IKA UTU tidak lantas Arham meninggalkan dunia pendidikan. Arham melanjutkan pendidikannya pada program magister Sosiologi, Universitas Malikussaleh. Pada tahun 2023, Ia pun menyandang gelar Magister Sosiologi. Kini, di luar dunia akademis dan organisasi, ia sukses meniti karir di bidang pengembangan perumahan sebagai Direktur PT. Rafa Graha Mandiri (RGM) atau Griya Mahoni.
Karier yang cemerlang tak membuatnya lupa akan almamater. Sebaliknya, ia merasa bangga menjadi alumni UTU dan terpilih menjadi Ketua IKA UTU. Arham melihat posisinya bukan sekadar jabatan, melainkan kesempatan untuk berkontribusi lebih besar.
Sebagai nakhoda IKA UTU, Arham memiliki sejumlah gagasan strategis. Ia bertekad untuk memotivasi para alumni agar terus memberikan yang terbaik, mendorong program peningkatan kualitas pendidikan, dan memperkuat peran alumni sebagai mentor bagi mahasiswa. “Kami ingin membuka jaringan dengan berbagai sektor agar alumni lebih mudah mendapatkan kesempatan kerja, magang, atau kolaborasi bisnis,” jelasnya.
Menyadari tantangan di dunia kerja yang semakin kompetitif, Arham juga menekankan pentingnya kompetensi non-akademis bagi mahasiswa dan alumni. Menurutnya, kecerdasan emosional, berpikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah (problem solving), komunikasi yang baik, serta kemampuan kerja tim (teamwork) adalah kunci utama. “Yang paling penting, harus memiliki kemauan untuk terus belajar,” imbuhnya.
Ia berharap, para alumni UTU dapat bersaing dengan lulusan dari universitas terkemuka lainnya di Indonesia, bahkan hingga kancah internasional. Ia juga berpesan agar para mahasiswa UTU dapat menguasai teknologi seiring perkembangan zaman, dan yang paling penting: “Bangga Menjadi Alumni UTU.” [Humas UTU]
Laporan: Yuhdi F. | Foto: Istimewa