Mahasiswa Kesmas UTU Praktik Olah Limbah Organik Jadi Kompos, Dukung Kampus Berdampak

Meulaboh – UTU | Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) peminatan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Teuku Umar (UTU) melaksanakan praktikum pengolahan limbah organik menjadi kompos, Jum’at (21/11/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Persampahan, yang bertujuan membekali mahasiswa dengan kemampuan mengolah sampah organik dan anorganik menjadi bahan yang bermanfaat.

Dalam praktikum tersebut, fokus utama adalah mengolah sampah organik yang seringkali terbuang sia-sia di pasar, seperti kulit pisang serta sisa sayur dan buah-buahan yang sudah busuk. Kegiatan ini didorong oleh tuntutan mata kuliah Persampahan agar mahasiswa tidak hanya menguasai pengolahan sampah anorganik, tetapi juga mampu mengubah limbah organik menjadi produk bermanfaat, khususnya pupuk kompos untuk lahan pertanian dan taman.

Dr. Kiswanto, M.Si, selaku Dosen Pengampu mata kuliah, memimpin langsung proses alih pengetahuan ini. Dibantu oleh asisten dosen Aulya Fazira dan Lali Rahmawati, mahasiswa dibimbing langkah demi langkah dalam proses pengomposan.

Proses Pembuatan Kompos

Proses dimulai dengan mengumpulkan sisa-sisa sayur dan buah, lalu mencacahnya menjadi potongan-potongan kecil. Pencacahan ini sangat penting untuk mempercepat proses penguraian alami. Setelah bahan siap, langkah berikutnya adalah menyiapkan wadah berukuran besar yang dilengkapi dengan penutup rapat.

Sebagai lapisan awal di dasar wadah, dimasukkan sedikit tanah dan disiram air secukupnya. Kemudian, sampah organik yang telah dicacah dimasukkan. Pada tahap ini, aktivator seperti campuran EM4 dan gula merah (atau molase) ditambahkan dan dicampur merata. Aktivator ini berfungsi mempercepat dekomposisi dan fermentasi bahan organik. Setelah semua tercampur, lapisan atas ditutup kembali dengan tanah tipis.

 

Wadah kemudian ditutup rapat dan disimpan di tempat yang teduh. Proses perawatan kompos melibatkan pengadukan tumpukan setidaknya seminggu sekali. Pengadukan ini bertujuan untuk memastikan aerasi berjalan lancar dan mencegah penumpukan gas yang dapat menghambat proses.

Setelah didiamkan selama 2 hingga 4 minggu, kompos akan matang dan siap digunakan. Ciri-ciri kompos yang berhasil dan berkualitas adalah berubah warna menjadi coklat kehitaman, memiliki bau seperti tanah yang tidak menyengat, serta bertekstur gembur dan remah saat dipegang.

Kegiatan praktikum ini merupakan salah satu bentuk implementasi nyata UTU dalam mendukung Program Kampus Berdampak. Dengan membekali mahasiswa keterampilan mengolah limbah menjadi kompos, UTU tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten di bidang Kesehatan Lingkungan, tetapi juga secara aktif berkontribusi pada pengurangan volume sampah di TPA, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan menawarkan solusi pupuk organik yang ramah lingkungan bagi komunitas sekitarnya. Ini menunjukkan peran ganda kampus sebagai pusat pendidikan sekaligus agen perubahan lingkungan. [Humas UTU]

Laporan: Kiswanto | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa

Related Posts

Leave a Reply