Meulaboh – UTU | Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan melaksanakan Kuliah Lapangan di Desa Kuala Bubon. Kegiatan ini mengaplikasikan mata kuliah Persampahan dengan memanfaatkan limbah botol plastik untuk menciptakan alat penjernih air berbasis rumah tangga, Minggu (02/11).
Inovasi ini ditujukan untuk mengatasi permasalahan air di Desa Kuala Bubon yang dilaporkan berwarna, berbau, dan berasa. Melalui teknologi yang sederhana dan murah, limbah botol plastik disulap menjadi filter penjernih air.
Filter ini dirancang untuk mengurangi bau, warna, kekeruhan, serta kandungan bahan organik dan logam berat dalam air. Material penyaring yang digunakan meliputi zeolit, karbon aktif, pasir aktif, dan mangan (manganese).
Kegiatan Kuliah Lapangan ini merupakan kolaborasi dengan Program Pengabdian Mahasiswa BEM Berdampak. Diharapkan program ini dapat memberikan manfaat langsung (berdampak) dalam mengatasi dua isu utama: ketersediaan air bersih dan penanganan sampah yang belum diolah secara optimal.
Dr. Kiswanto, M.Si., selaku Dosen Pendamping Lapangan, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran mendalam bagi mahasiswa, menggabungkan teori dengan aplikasi nyata di lapangan.
“Kolaborasi ini sangat penting. Mahasiswa tidak hanya belajar konsep persampahan di kelas, tetapi juga mengimplementasikannya secara langsung, menciptakan solusi nyata untuk masalah air bersih di Kuala Bubon menggunakan bahan baku yang tadinya hanya dianggap sebagai sampah. Ini adalah bukti nyata bahwa teknologi sederhana, murah, dan inovatif dapat mengatasi masalah lingkungan yang kompleks,” ujar Dr. Kiswanto.
Pendampingan masyarakat ini diharapkan menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dan sekaligus memberikan solusi berkelanjutan untuk permasalahan air dan sampah di Desa Kuala Bubon. [Humas UTU]
Laporan: Kiswanto | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa
