Gerbang Emas Generasi Baru: Semangat “Indonesia Emas 2045” Menyala di PKKMB UTU 2025

Meulaboh – UTU | Suasana semarak dan penuh optimisme menyelimuti Universitas Teuku Umar (UTU) selama tiga hari, 12 hingga 14 Agustus 2025. Sebanyak 2.160 mahasiswa baru — sebuah lonjakan signifikan dari tahun sebelumnya — memenuhi setiap sudut kampus dalam gelaran Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025. Mengusung tema ambisius “Membangun Generasi Cerdas Untuk Indonesia Emas 2045,” kegiatan ini tak sekadar seremoni, melainkan sebuah gerbang pembuka menuju masa depan yang cerah.

Hari pertama PKKMB diawali dengan pemandangan yang tak terlupakan. Pukul 08.00 pagi, gerbang utama UTU dipadati oleh barisan mahasiswa baru yang siap memulai perjalanan akademik mereka. Di sanalah, Rektor UTU, Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si., bersama seluruh jajaran pimpinan, menyambut langsung kedatangan mereka. Prosesi penyambutan ini bukan sekadar formalitas, melainkan representasi simbolis dari keteguhan dan keyakinan universitas terhadap para pencari ilmu.

Dalam momen haru, Rektor “mempesijuek” -tradisi doa dan restu khas Aceh yang diharapkan membawa keberkahan. Puncak penyambutan di gerbang ditandai dengan pelepasan puluhan balon bertuliskan “PKKMB UTU 2025” ke udara, diiringi kepakan empat ekor merpati putih yang melesat bebas, melambangkan kebebasan berpikir dan terbang tinggi meraih cita-cita.

Dari gerbang, rombongan Rektor, pimpinan, dan seluruh mahasiswa baru berjalan kaki menyusuri koridor taman UTU yang asri. Langit biru dan pepohonan rindang menjadi saksi bisu langkah-langkah awal mereka menuju Auditorium Teuku Umar di Gedung Kuliah Terintegrasi, tempat upacara pembukaan digelar.

Di hadapan ribuan wajah baru yang penuh harap, Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si., menyampaikan pidato pembukaan yang memukau. Ia menegaskan bahwa PKKMB bukan sekadar rutinitas. “PKKMB bukan sekadar acara seremonial, melainkan gerbang pembuka menuju kehidupan akademik yang penuh warna. Di sinilah mahasiswa baru mulai mengenal kampus, budaya ilmiah, serta nilai-nilai yang akan membentuk karakter mereka,” ujarnya, suaranya menggema penuh motivasi.

Rektor kemudian merajut kisah inspiratif dari perjalanan Samsung, raksasa teknologi global yang bermula dari usaha perdagangan kecil. “Perjalanan mereka tidak mulus—pernah nyaris bangkrut dan diremehkan—namun keberanian berinovasi dan beradaptasi menjadikannya pemimpin dunia. Besar atau kecilnya awal perjalanan tidak menentukan besarnya pencapaian; yang menentukan adalah visi, kerja keras, dan ketekunan,” tegasnya, menanamkan benih keberanian dalam setiap sanubari.

Beliau melanjutkan dengan perumpamaan yang kuat, “Besi tidak akan habis dimakan usia, ia hanya hancur oleh karatnya sendiri. Demikian pula manusia, seringkali bukan tantangan luar yang mengalahkan kita, melainkan keraguan, kemalasan, dan rasa takut. Jangan biarkan ‘karat’ mental menggerogoti potensi Anda,” pesannya, menekankan pentingnya mentalitas yang kuat.

Prof. Ishak juga memperkenalkan filosofi Kampus Berdampak yang diusung UTU. “Kami percaya setiap mahasiswa memiliki potensi unik yang, jika diasah, akan menjadi kontribusi nyata bagi perubahan,” jelasnya. Dengan keunggulan UTU di bidang industri agro dan kelautan, ia meyakinkan mahasiswa bahwa mereka berkesempatan besar untuk mengembangkan riset, inovasi, dan teknologi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. “Seperti Samsung yang tumbuh dari kecil menjadi raksasa dunia, mahasiswa pun bisa membangun masa depan besar dari langkah kecil di kampus ini. Dan seperti besi yang kuat bila bebas dari karat, mahasiswa akan kuat bila bebas dari rasa takut, malas, dan pesimis,” tambahnya.

Di akhir pidatonya yang membakar semangat, Rektor menegaskan peran strategis mahasiswa sebagai agen perubahan. “Anda bukan sekadar penerima ilmu, tetapi penggerak perubahan sosial, inovator, dan duta UTU di dunia luar. Setiap karya, penelitian, dan aksi sosial akan menjadi cermin dari Kampus Berdampak,” pungkasnya. “Gunakan waktu di UTU untuk berani mencoba, berani gagal, dan berani bangkit kembali. Bangun jejaring, gali ilmu lintas disiplin, dan jadikan setiap tantangan sebagai peluang belajar. Mari kita mulai perjalanan ini dengan semangat yang membara. Selamat datang di Kampus Berdampak!”

Bekal Wawasan Lintas Bidang untuk Mahasiswa Baru

Usai prosesi pembukaan yang khidmat, Gedung Kuliah Terintegrasi tetap hidup dengan antusiasme para mahasiswa. Rangkaian materi yang dirancang untuk membekali mereka dengan wawasan akademik, kedisiplinan, hingga nilai kebangsaan pun dimulai.

Materi pertama disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc., yang memaparkan Pengenalan Sistem Akademik UTU. “Pemahaman yang baik tentang sistem akademik akan membantu mahasiswa merencanakan studi dengan efektif, menghindari kesalahan administratif, dan tentu menjaga mutu akademik yang menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujarnya, memberikan fondasi penting bagi perjalanan studi.

Dilanjutkan oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum, Prof. Dr. Nyak Amir, S.Pd., M.Pd., yang mengangkat topik Sosialisasi Tata Tertib Penggunaan Sarana dan Prasarana Kampus serta Pentingnya K3. “Sarana dan prasarana ini dibangun untuk mendukung proses belajar-mengajar. Keamanan, keselamatan kerja, dan pemeliharaan fasilitas adalah tanggung jawab seluruh civitas akademika,” tegasnya, mengingatkan pentingnya menjaga fasilitas bersama.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni memperkenalkan Etik Mahasiswa, Organisasi Mahasiswa, dan Alumni UTU, mengajak mahasiswa untuk aktif berorganisasi tanpa melupakan etika dan integritas.

Suasana semakin menggelora ketika Kepala Seksi Personalia (Kasipers) Kodim 012/TU, Mayor Inf Wira Ardhani, S.E., mewakili Dandim 012/TU, menyampaikan materi Kehidupan Berbangsa, Bernegara, Jati Diri Bangsa, dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara. Ia menekankan bahwa bela negara tidak hanya tentang militer, tetapi juga kontribusi positif di bidang masing-masing.

Mengusung visi masa depan bangsa, Ir. Faizal Ardiansyah, M.Si., membawakan materi Membangun Karakter Generasi Muda dalam Keberagaman Menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia mengajak mahasiswa untuk menghargai perbedaan sebagai kekuatan, bukan hambatan.

Dari perspektif keselamatan lalu lintas, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Aceh Barat, Iptu Yusrizal, S.E., memaparkan Pentingnya Kesadaran Berlalu Lintas, mengingatkan bahwa kecelakaan dapat dicegah jika pengendara disiplin dan mematuhi aturan jalan.

Isu perlindungan mahasiswa juga menjadi sorotan. Satgas PPKPT UTU memberikan materi Bahaya Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi, mengedukasi mahasiswa tentang pencegahan, penanganan, dan saluran pelaporan yang tersedia di kampus.

Dari sisi hukum, Kepala Sub Bagian Pembinaan (Kasubagbin) Kejaksaan Negeri Aceh Barat, Sakafa Guraba, S.H., M.H., membawakan materi Bahaya Patologi Sosial di Kalangan Mahasiswa yang mencakup ancaman narkoba, judi online, dan bullying. “Sekali terjerat pada masalah-masalah ini, dampaknya bisa menghancurkan masa depan. Pahami bahayanya dan jauhi sebelum terlambat,” pesannya dengan nada serius.

Kegiatan PKKMB 2025 ini juga dihadiri oleh Ketua Ikatan Alumni (IKA) UTU, Arhammar Ridha, S.Sos., M.Sos., yang menutup sesi dengan motivasi bagi mahasiswa baru untuk menjaga semangat belajar dan menjalin hubungan baik dengan alumni.

Hari pertama PKKMB UTU 2025 pun berakhir dengan wajah-wajah sumringah para mahasiswa baru. Mereka pulang membawa bekal wawasan, bukan hanya tentang dunia kampus, tetapi juga tentang peran mereka sebagai generasi penerus bangsa yang berdaya saing dan berintegritas. PKKMB 2025 bukan hanya sukses dalam pelaksanaannya, tetapi juga berhasil menanamkan semangat dan harapan bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045 melalui tangan-tangan cerdas generasi muda Universitas Teuku Umar. [Humas UTU]

Laporan: Yuhdi F | Foto: Eman, Yulianus, Malik, Robby, Iksan

Related Posts

Leave a Reply