Dosen UTU Kembangkan Model UMKM Hijau untuk Tingkatkan Daya Saing Pisang Cavendish

Meulaboh – UTU | Tim dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) berhasil meraih pendanaan bergengsi dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui skema Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS). Penelitian ini berfokus pada “Penguatan Rantai Nilai Pisang Cavendish Melalui Konsep UMKM Hijau untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan di Pulau Sumatera”.

Penelitian ini menjadi bagian dari konsorsium tiga kampus, yaitu, Universitas Teuku Umar (UTU), Universitas Malikussaleh (UNIMAL), dan Universitas Bengkulu (UNIB). Ketiga kampus tersebut berkolaborasi dengan tema payung penelitian “Strategi Swasembada Pangan Berbasis Kearifan Lokal, Sustainability Agribisnis, dan Digitalisasi Pisang Cavendish untuk Pengentasan Kemiskinan di Pulau Sumatera”.

Pisang Cavendish dipilih karena potensinya sebagai komoditas unggulan yang dapat berkontribusi pada ketahanan pangan dan ekspor. Namun, rantai nilainya di Aceh dan Bengkulu masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti minimnya infrastruktur jalan, fluktuasi harga, kesulitan memenuhi syarat ekspor, dan rendahnya adopsi digitalisasi.

Melalui analisis Importance Performance Analysis (IPA), tim peneliti menemukan bahwa tiga faktor utama yang krusial untuk segera ditangani adalah akses jalan, stabilitas harga, dan perluasan pasar modern/ekspor. Aspek teknis seperti bibit unggul dan efisiensi logistik sudah cukup baik, namun tetap memerlukan dukungan.

Tim peneliti yang diketuai oleh Dedy Darmansyah, SP., M.Si., dengan anggota Dr. Abdul Latif, M.Si., dan Hartini, M.E., menggandeng Koperasi Produsen Bukit Diana Makmur di Kabupaten Bener Meriah sebagai mitra. Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif, tim melakukan survei lapangan, wawancara, dan kegiatan Group Model Building (GMB) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk petani, koperasi, dan pemerintah daerah.

GMB pertama diadakan di Provinsi Bengkulu pada 1 Agustus 2025, diikuti GMB kedua di Provinsi Aceh pada 11 Agustus 2025. Forum GMB ini menjadi wadah kolaborasi untuk merumuskan strategi bersama dalam memperbaiki rantai nilai dan mengintegrasikan praktik UMKM Hijau yang ramah lingkungan.

Hasil penelitian ini tidak hanya akan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi, tetapi juga akan dituangkan dalam policy brief sebagai rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah. Tujuannya adalah untuk memperkuat posisi petani dan UMKM pisang Cavendish di Aceh dan Bengkulu, sehingga mampu berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.

Keberhasilan tim dosen UTU ini menegaskan komitmen universitas sebagai kampus riset aplikatif yang berkontribusi langsung pada pembangunan daerah dan nasional. [Humas UTU]

Laporan: Dedy D. | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.

Related Posts

Leave a Reply