Riyadh, Arab Saudi – UTU | Siapa sangka, gadis kelahiran Meulaboh tahun 2001 ini, kini menjelajahi langit dunia sebagai pramugari di maskapai internasional terkemuka. Dialah Zuwidah Dewi, alumni Universitas Teuku Umar (UTU) Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2019 yang berhasil membuktikan bahwa tekad dan keberanian mencoba hal baru bisa membawa seseorang melangkah jauh melampaui batas impian. Berikut kisah perjalanannya menjadi Pramugari salah satu maskapai terbaik dunia.
Awalnya Zuwi -demikian dia dipanggil -memiliki keinginan untuk masuk jurusan teknik. Namun, karena tidak diizinkan keluarga, ia pun memilih Ilmu Komunikasi di UTU. Sebuah pilihan yang ternyata berbuah manis. “Dulu sebenarnya pengen masuk teknik, tapi karena tidak diizinkan keluarga akhirnya milih Ilkom. Biar komunikasi saya lebih bagus lagi karena saat itu sempat enggak percaya diri dengan public speaking,” kenang Zuwi. Keputusannya ini terbukti tepat. Selama kuliah, ia merasa kemampuannya dalam berkomunikasi meningkat pesat.
Zuwi mengenang masa kuliahnya di UTU dengan penuh makna. Ia sangat mengapresiasi profesionalisme dosen yang selalu memberikan ruang dan motivasi untuk berkembang. “Fasilitas kampus juga lengkap serta mendukung zuwi belajar untuk berjuang lebih keras, berpikir kreatif, dan berani tampil,” ujarnya. Lingkungan kampus yang mendukung inilah yang membentuk Zuwi menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan adaptif.
Kini, Zuwi bekerja sebagai pramugari di Saudi Arabian Airlines (Saudia), sebuah maskapai penerbangan internasional yang membawanya bertemu dengan berbagai orang dari berbagai negara dan latar belakang. Latar belakang pendidikannya di Ilmu Komunikasi UTU sangat mendukung pekerjaannya saat ini. “Di dunia penerbangan banyak ketemu orang dari berbagai negara dan latar belakang yang berbeda, tentunya berkomunikasi dengan cara yang berbeda juga,” jelas perempuan yang pernah menjadi Duta Wisata Aceh Barat tahunn 2021. Selain itu, kemampuan bekerja dalam tim (teamwork) dengan orang-orang dari latar belakang berbeda juga sangat terbantu dengan ilmu komunikasi yang ia dapatkan.
Perjalanan Zuwi hingga menjadi pramugari Saudia bukanlah tanpa perjuangan. Ia harus terbang pulang-pergi dari Aceh ke Jakarta sebanyak tiga kali untuk seluruh proses rekrutmen. Tahapannya pun panjang, dimulai dari prescreening yang meliputi pemeriksaan fisik serta wawancara awal dengan agen. Setelah dinyatakan lulus dan sehat secara keseluruhan melalui medical check-up, ia melanjutkan ke tahap wawancara langsung dengan pihak Saudia. Sebuah proses yang menguji ketahanan dan tekadnya.
Menurut Zuwi, ada dua kompetensi utama yang wajib dimiliki mahasiswa UTU, khususnya dari prodi Komunikasi, agar mudah memasuki dunia kerja: keterampilan komunikasi dan bahasa Inggris. “Saya merasa dua hal tersebut adalah kunci di dunia kerja saat ini,” tegas Zuwi yang pernah bekerja di Harian Serambi Indonesia. Ia melihat bahwa kemampuan berkomunikasi yang baik dan penguasaan bahasa Inggris akan menjadi nilai plus di mata interviewer, selain tentu saja profesionalitas.
Mengakhiri perbincangan, Zuwi memberikan pesan inspiratif untuk seluruh mahasiswa UTU: “Ada satu kalimat motivasi yang selalu zuwi pakai di seluruh petualangan di hidup Zuwi, If you never try, you will never know.” Kalimat inilah yang membawanya mengelilingi dunia di usia muda tanpa penyesalan.
Zuwi telah mencoba banyak hal baru dalam hidupnya, mulai dari menjadi duta wisata, bekerja di event organizers, melakukan kegiatan volunteering, menjadi model, bekerja di kafe, hingga akhirnya menjadi pramugari maskapai internasional. “Kalau kita enggak mau coba sekarang, kita enggak akan tahu apakah kita bisa melalui itu, enggak ada pengalaman yang bakal merugikan kita,” tutupnya dengan senyum optimis.
Kisah Zuwidah Dewi adalah bukti nyata bahwa alumni Universitas Teuku Umar memiliki potensi besar untuk bersinar di kancah global. Semangatnya untuk terus mencoba dan mengembangkan diri patut menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya. [Humas UTU]
Laporan: Yuhdi F. | Foto: Istimewa