MEULABOHUTU | Puluhan ibu rumah tangga di Alue Tampak, Kaway XVI, Aceh Barat mengikuti Sosialisasi dan Pelatihan Identifikasi Bahan Pengawet Boraks dan Formalin pada bahan makanan yang digelar oleh Dosen Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar pada Minggu (17/9). Ikut hadir dalam kegiatan tereebut 3 orang mahasiswa prodi gizi yaitu, Ayu seroja, Dial Amin dan Mhd Hermanda.

Mengingat pentingnya kemampuan untuk mengidentifikasi boraks dan formalin yang ada pada makanan, melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat khususnya ibu rumah tangga dapat mengidentifikasi dan mengenali makanan yang tercemari oleh boraks dan formalin. Hal tersebut disampaikan oleh Cukri Rahma,S.Pd.,M.Si, salah satu dosen sekaligus ketua pelaksana dalam kegiatan ini.

“Kegiatan ini penting dilakukan untuk memberikan informasi dan meningkatkan wawasan masyarakat khususnya para Ibu rumah tangga mengenai ciri-ciri makanan yang mengandung boraks dan formalin serta bahaya boraks dan formalin bagi kesehatan,” tuturnya.

Lanjutnya, sekarang ini penambahan bahan tambahan pangan menjadi hal yang tidak asing lagi bagi siapapun yang membuat bahan makanan. Boraks dan formalin merupakan senyawa kimia yang sering digunakan dalam industri nonpangan, seperti detergen, disinfektan, bahan pengawet futniture, dan lain-lain. Boraks dan formalin menjadi senyawa yang sangat berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh.

Tujuan kegiatan ini adalah masyarakat mengetahui pentingnya mengosumsi makanan sehat, bergizi tanpa racun, masyarakat dapat membeli bahan makanan maupun jajanan anak yang bebas boraks dan formalin. Serta masyarakat dapat melakukan secara mandiri identifikasi boraks dan formalin dalam makanan menggunakan alat dan bahan sederhana yang terdapat dirumah.

Selain itu, Yusi hidjrawan,S.Pd.I.,M.Pd selaku anggota tim pengabdian juga angkat bicara. Ia mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan adalah salah satu bentuk pengabdian yang dilakukan oleh para dosen prodi Gizi kepada masyarakat.

Kegiatan yang diikuti sebanyak 30 orang ibu PKK dan kader posyandu mendapat Keuchik Alue Tampak dalam sambutannya ia sangat mendukung jalannya kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat karena dapat memberikan informasi kepada masyarakat di kelurahannya tentang bahaya boraks dan formalin serta metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi boraks dan formalin secara sederhana.

Sementara itu Suci Eka Putri, S.Gz.,M.Gz selaku Pemateri utama pada kegiatan pengabdian ini mengatakan bahwa boraks dan formalin memang memiliki fungsi sebagai bahan pengawet karena kemampuannya menghambat pertumbuhan mikroba, tetapi boraks dan formalin dipergunakan sebagai antiseptik kayu, pengawet kayu dan sebagai pengawet mayat. Dikarenakan sifat inilah, banyak para pedagang “nakal” yang mencampurkan bahan ini sebagai bahan pengawet dan juga harganya murah.

Kedua bahan tersebut sudah dilarang penggunaannya sebagai bahan pengawet makanan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.033/2012. Akibat yang ditimbulkan dari konsumsi boraks dengan intensitas lebih tinggi dan konsentrasi tinggi mampu menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, ginjal dan kematian.

Lebih lanjut, Suci Eka Putri mengatakan bahwa ada metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kedua bahan pengawet ini yaitu dengan simple methods yang menggunakan bahan alami seperti kunyit dan bunga kembang sepatu. Terlebih dahulu bahan ini dibuat ekstraknya digunakan sebagai indikator untuk pengujian boraks dan formalin pada sampel makanan. Selanjutnya dihasilkan kertas tumerik dari ekstrak kunyit dan ekstrak kembang sepatu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi boraks dan formalin.

Suci Eka mengatakan bahwa setelah melalui kegiatan pengabdian ini dihimbau kepada para Ibu untuk lebih cermat lagi untuk memperhatikan kandungan dalam bahan makanan yang dikonsumsi oleh anak dan keluarga.

Kegiatan pengabdian ini diawali dengan pembagian angket pretes kepada peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang boraks dan formalin. Selanjutkan pemberian materi “Makanan Sehat dan bergizi tanpa Tambahan Pangan Berbahaya”.

Setelah itu, peserta dibimbing membuat alat uji yaitu, kertas turmeric, larutan bawang merah dan pewrasan kulit buah naga. kemudian dilanjutkan demonstrasi yaitu praktik langsung pengujian boraks dan formalin dalam sampel tahu, ikan asin, mie basah dan tahu. Pada sesi demo pengujian boraks dan formalin dalam sampel terlihat antusias peserta untuk melihat reaksi yang terjadi. Peserta ikut bertanya dan menyampaikan kesan selama mengikuti kegiatan ini.

Acara ini ditutup dengan pemberian postes untuk melihat peningkatan pengetahuan tentang boraks dan formalin serta dapat menentukan secara mandiri. Kegiatan pengabdian ini merupakan kegiatan pengabdian yang didanai oleh Universitas Teuku Umar tahun pendanaan 2023. (Humas UTU).