MEULABOHUTU | Rektor Universitas Teuku Umar Prof Dr Ishak Hasan, M.Si menandatangani Perjanjian Kerja Sama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara UTU dengan Kazan State Power Engineering University (KSPEU), yang merupakan universitas milik Republik Tatarstan, Negara Bagian dari Federasi Rusia.

Penandatanganan MoU tersebut disaksikan Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, penandatanganan MoU hasil penjajakan sejak 2022 lalu, berlangsung di KSPEU, Kota Kazan, Ibukota Republik Tatarstan, Rabu 26 Juni 2024.

Selain dengan Rektor UTU, dua Perguruan Tinggi Negeri Aceh lainnya juga resmi menjalin hubungan kerjasama dengan KSPEU yaitu Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, dan Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe.

Kerja sama ini di antaranya mencakup pengembangan proyek penelitian bersama; penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan ilmiah bersama seperti kursus, konferensi, seminar, simposium, atau kuliah; pertukaran akademik dan ilmiah; pertukaran mahasiswa; pertukaran publikasi dan informasi lain yang memiliki kepentingan bersama; serta pengembangan proyek pendidikan bersama termasuk pengembangan dan implementasi program-program pendidikan.

“Kami menyambut baik kolaborasi ini, berharap akan diimplementasikan secepatnya secara komprehensif,” tutur Rektor Prof Ishak Hasan

Prof Ishak menuturkan, pemerintah Indonesia saat ini membuka kesempatan yang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan program Double Degree dengan berbagai perguruan tinggi asing. Selain itu, berbagai skema beasiswa yang telah tersedia juga memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan eksposur internasional melalui kegiatan pertukaran selama satu atau dua semester dengan dukungan pembiayaan dari pemerintah.

Sementara PYM Wali Nanggroe, Tgk. Malik Mahmud Al Haythar menyebutkan MoU tersebut menjadi bagian penting membangun kegiatan kolaboratif, pertukaran mahasiswa dan dosen, program beasiswa, dan transfer pengetahuan dan teknologi.

Selain itu, Wali Nanggroe juga menyampaikan bahwa kerjasama dengan kampus-kampus negeri di Republik Tatarstan, menjadi indikasi ada kesamaan sejarah dan politik antara Aceh dan Republik Tatarstan.

Untuk diketahui, Republik Tatarstan adalah salah satu wilayah otonomi di Rusia yang diberikan kewenangan penuh dalam melakukan pengelolaan pemerintahannya. Kazan merupakan kota ketiga terbesar di seluruh Federasi Rusia, setelah Moscow dan St Petersburg.

“Aceh bisa belajar bagaimana melakukan pengelolaan otonomi khusus secara baik, termasuk membangun kerja sama pendidikan dengan kampus luar negeri,” tambah Wali Nanggroe.

Sementara itu, Rektor KSPEU, Edvard Abdullazyanov, menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Wali Nanggroe, beserta pimpinan universitas di Aceh, yang telah berinisiatif membangun kerjasama dengan pihaknya.

“Inisiatif yang telah dilakukan oleh Wali Nanggroe Aceh sejak 2022 telah mulai memiliki hasil seperti saat ini,” kata Edvard.

Dalam sambutan resminya, Edvard menjelaskan, bahwa di Republik Tartastan, Islam, Yahudi, dan Kristen Ortodoks tumbuh bersamaan dan hidup berdampingan selama ratusan tahun. (Humas UTU).