MEULABOHUTU | Menindalanjuti rencana kerjasama antara Aceh dan Federasi Rusia, Rektor Universitas Teuku Umar Prof Dr Ishak Hasan, M.Si bersama Rektor USK dan Unimal melakukan kunjungan kerja ke negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut, tepatnya ke Kota Kazan, ibukota Republik Tatarstan yang merupakan negara bagian dari Federasi Rusia, Rabu, 27 Juni 2024 lalu.

Kunjungan pendidikan tersebut dipimpin oleh Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar yang turut didampingi Wakil Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Rusia Barlian Helmy, Staf Senior Wali Nanggroe Aceh Dr. Muhammad Rafiq dan Staf Khusus Wali Nanggroe Dr. Rustam Effendi.

Dalam kunjungan tersebut, Universitas Teuku Umar turut menjajaki kerja sama dengan kampus terbesar di Kazan, Republik Tartarstan, Rusia, yaitu Kazan Federal University (KFU). Kerja sama tersebut  menjadi bagian diplomasi pendidikan antara Provinsi Aceh dengan Rusia yang telah dirintis oleh Lembaga Wali Nanggroe sejak 2023 lalu.

Rektor UTU Prof Ishak Hasan menyambut baik kolaborasi ini, berharap kerjasama kedua kampus dapat segera  diimplementasikan secepatnya secara komprehensif.

Prof Ishak Hasan yang turut di dampingi Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kerjasama Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc, Kabiro Umum dan Keuangan, Zulfirman, M.Si  menyebutkan peluang kerja sama antara UTU dan KFU di antaranya mencakup pengembangan proyek penelitian bersama; penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan ilmiah bersama seperti kursus, konferensi, seminar, simposium, atau kuliah; pertukaran akademik dan ilmiah; pertukaran mahasiswa; pertukaran publikasi dan informasi lain yang memiliki kepentingan bersama; serta pengembangan proyek pendidikan bersama termasuk pengembangan dan implementasi program-program pendidikan.

Prof Ishak menuturkan, pemerintah Indonesia saat ini membuka kesempatan yang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan program Double Degree dengan berbagai perguruan tinggi asing. Selain itu, berbagai skema beasiswa yang telah tersedia juga memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan eksposur internasional melalui kegiatan pertukaran selama satu atau dua semester dengan dukungan pembiayaan dari pemerintah.

Untuk diketahui, Republik Tatarstan adalah salah satu wilayah otonomi di Rusia yang diberikan kewenangan penuh dalam melakukan pengelolaan pemerintahannya. Kazan merupakan kota ketiga terbesar di seluruh Federasi Rusia, setelah Moscow dan St Petersburg.

Sementara itu, Wakil Rektor bidang Teknologi Migas dan Geosains KFU Prof Danis Nurgaliev, menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Wali Nanggroe, beserta pimpinan universitas di Aceh, yang telah berinisiatif membangun kerjasama dengan pihaknya.

“Inisiatif yang telah dilakukan oleh Wali Nanggroe Aceh sejak 2022 telah mulai memiliki hasil seperti saat ini,” kata Prof Danis.

Prof Danis menyatakan bahwa KFU saat ini bukan saja telah berkembang menjadi kampus terbaik di Kazan, tetapi salah satu terunggul di Rusia. Didirikan pada 1804 oleh Kaisar Alexander I, kampus yang sempat kuliah hukum pendiri negara Uni Soviet, Vladimir Lenin, ini telah menjadi kampus negara, yang bernama Kazan Federal University sejak 2010.

“Selama 14 tahun sejak 2010, KFU telah mengembangkan 600 program studi untuk S1, S2, dan S3, baik untuk bidang sains, fisika, matematika, IT, maupun bidang ilmu sosial-humaniora. Kampus ini juga menyelenggarakan pendidikan pra-kuliah seperti kursus bahasa Rusia. Sejak 1977, KFU telah menerima mahasiswa internasional dan saat ini telah telah ada 12.500 mahasiswa asing dari total 52 ribu mahasiswa,” papar Prof Danis.

Untuk Indonesia sendiri telah ada 77 mahasiswa yang berkuliah di kampus yang memiliki rangking 38 dunia untuk Teknik Perminyakan, 98 dunia untuk pendidikan dan pelatihan, dan 101-150 dunia untuk bidang linguistik ini. Adapun untuk kerja sama dengan kampus di Indonesia, KFU telah menandatangani memorandum dengan Universitas Islam K.H. Ruhiat, Cipasung; STIA Al-Falah, Bandung; STIA Miftahul Huda, Subang; Universitas Malikussaleh; dan Universitas Syiah Kuala. (Humas UTU).