
Meulaboh – UTU | Sivitas akademika Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 dengan khidmat pada Rabu (7/5/2025) di lapangan rektorat kampus setempat. Meskipun pelaksanaannya mundur dari tanggal seharusnya, 2 Mei, namun semangat dan kekhusyukan upacara tetap terasa kuat.
Upacara yang dimulai pukul 07.45 WIB ini dihadiri oleh seluruh elemen UTU, mulai dari Rektor Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., para wakil rektor, dekan, anggota senat universitas, hingga jajaran dosen, tenaga kependidikan, dan perwakilan organisasi mahasiswa. Bertindak sebagai pembina upacara, Rektor UTU membacakan amanat Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto yang bertajuk “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.”
Dalam amanat yang dibacakan Rektor UTU, Mendikti Saintek mengajak seluruh elemen bangsa untuk merenungkan arah perjalanan pendidikan di tengah kompleksitas tantangan global atau yang disebut sebagai wicked problems, seperti krisis iklim, ketimpangan ekonomi, revolusi digital, krisis kepercayaan sosial, serta disrupsi nilai dan pekerjaan akibat kecerdasan buatan.
“Hari ini kita memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025 dalam suasana penuh semangat dan harapan. Namun lebih dari sekadar seremoni, peringatan ini mengajak kita untuk berhenti sejenak — memandang dunia dengan jujur, dan bertanya: ‘ke mana arah kita sedang melangkah?” demikian petikan awal pidato yang dibacakan oleh Rektor UTU.
Lebih lanjut, amanat tersebut menekankan bahwa pendidikan adalah jawaban mendasar dan strategis di tengah tantangan-tantangan tersebut. “Pendidikan bukan sekadar tempat belajar. Ia adalah jantung peradaban. Ia adalah ruang di mana akal, karakter, dan masa depan bangsa dibentuk. Ia adalah tempat lahirnya kesadaran dan kolaborasi — dua hal yang sangat kita butuhkan hari ini,” lanjut Rektor UTU membacakan pidato Mendikbud Saintek.
Pemerintah, melalui Mendikti Saintek, menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sektor pendidikan melalui berbagai kebijakan nyata, seperti program Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan Garuda, serta perluasan akses beasiswa melalui KIP, KIP Kuliah, LPDP, hingga beasiswa riset dan inovasi. “Kebijakan pemerintah memastikan tidak ada pengurangan anggaran untuk berbagai program beasiswa ini,” tegasnya dalam pidato.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi juga mendorong implementasi lima perilaku utama untuk mewujudkan pendidikan yang berdampak, yaitu fokus pada hasil dan dampak, riset dan inovasi yang menjawab masalah nyata, ilmu pengetahuan sebagai solusi sosial-ekologis, hilirisasi riset untuk kesejahteraan, serta evaluasi yang akuntabel dan terbuka.
“Mari kita tegaskan komitmen untuk membangun pendidikan yang tidak hanya bermutu, tetapi juga merata, relevan, dan berpihak pada masa depan,” ajak Mendikti Saintek melalui amanatnya. Rektor UTU kemudian mengutip pernyataan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, untuk menutup pembacaan pidato, “Hanya bangsa yang menguasai sains dan teknologi yang akan menjadi bangsa yang makmur.”
Di akhir upacara, Rektor UTU, Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., mengajak seluruh sivitas akademika UTU untuk bersinergi dan menyukseskan dua agenda besar yang akan segera dilaksanakan di kampus tersebut, yaitu Konferensi Nasional Sosiologi (KNS) XI dan Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (Pomda). Beliau menekankan pentingnya kerja sama, kerja keras, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab dari seluruh elemen UTU demi menjaga kepercayaan publik terhadap institusi. Dengan semangat Hardiknas yang membara, UTU optimis dapat menyelenggarakan kedua agenda besar tersebut dengan sukses. [HUMAS]
Teks: Yuhdi F. | Foto: Zul Eman, M. Aidil, Dalvid R., & Afrizal F.