MEULABOH – UTU | Khabar gembira menyelimuti para punggawa pengelola Jurnal di Universitas Teuku Umar, khususnya pengelola Jurnal Public Policy (JPP), Jurnal program studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Betapa tidak, JPP berhasil meraih akreditasi SINTA peringkat 2, naik dari sebelumnya di peringkat 3.
Hal itu diketahui dengan keluarnya hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2024 dan telah diterbitkannya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Nomor 177/E/KPT/2024 yang ditetapkan pada tanggal 15 Oktober 2024.
JPP merupakan Jurnal pertama di Universitas Teuku Umar yang terindeks Sinta 2 mulai berlaku sejak Vol. 9 No. 2 tahun 2023 sampai dengan Vol. 14 No. 2 tahun 2028.
Menanggapi hal itu, Rektor UTU Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada pengolola Jurnal JPP atas prestasinya.
“Sekali lagi terima kasih dan apresiasi untuk para Pengolola jurnal Public Policy, Prodi Ilmu Administrasi Negara yang sudah berhasil membuat lompatan besar dari Sinta 3 menjadi Sinta 2.” ungkapnya.
Prof Ishak Hasan berharap capaian ini semakin memompa semangat civitas akademika UTU untuk semakin giat berkarya sebagaimana Visi UTU sebagai sumber Inspirasi dan Referensi.
“Mari kita saling support untuk membawa jurnal UTU mencapai Jurnal Bereputasi Terindeks Scopus atau WoS” katanya.
Terpisah, Dr. Ikhsan, M.I.P selaku Chief Editor Jurnal Public Policy menyampaikan rasa syukur dan bahagianya atas pencapaian Akreditasi SINTA peringkat 2. “Tim pengelola JPP selama ini aktif melakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan baik peningkatan kapasitas pengelola, maupun pemenuhan seluruh instrumen penilaian jurnal.” Jelasnya
Dr. Ikhsan yang juga Korpus Jurnal dan HKI UTU ini menambahkan keunggulan jurnal JPP yaitu mulai proses submit hingga publish artikel sepenuhnya berbasis Open Journal Systems (OJS).
“Indikator penilaian jurnal yakni dari pengelolaan dan subtansi artikel yang terbit. Terakreditasinya jurnal JPP ini berkat dukungan dari berbagai pihak baik dari pimpinan, pengelola jurnal Universitas, kaprodi dan Indonesian Association For Public Administration (IAPA).” Jelas Dr. Ikhsan
Lanjut Dr. Ikhsan, ada sejumlah penilaian khusus akreditasi jurnal saat ini, “artikel yang terbit harus melalui peer review yang ketat sehingga menghasilkan kualitas artikel yang terbit. yang dilihat pertama adalah kualitas artikelnya kemudian sebaran penulis, kunjungan setiap harinya atau dinilai jumlah viewer-nya,” kata Ikhsan
Selain jumlah Viewer-nya yang semakin banyak, kemudian juga dilihat dari sisi SDM nya. Editor dan Reviewernya juga sangat penting. Reviewernya di Jurnal JPP memang sudah beragam baik dalam maupun luar negeri, seperti dari Nazarbayev University (Kazakhstan), University of Bahri (Sudan), Mindanao State University- Iligan Institute of Technology (Philippines), Universiti Utara Malaysia (Malaysia) dan University of Djibouti (Campus Balbala), Djibouti.
Dari dalam Negeri, diantaranya dari Universitas Negeri Makassar, Universitas Pertahanan, Universitas Halu Oleo, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara, Universitas Brawijaya dan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri lainnya.
Ketiga, hal yang tidak kalah penting ialah manajemen OJS-nya itu sendiri. Dilihat dari mana artikel itu masuk, dikelola, dan dimasukan ke editor, reviewer.
“Ketiga indikator tersebut harus benar-benar disiapkan untuk pengajuan akreditasi. Kami dari tim pengelola pusat, selalu siap apabila pengelola di tingkat prodi mengalami kesulitan pada sistem OJS,” Pungkas Dr. Ikhsan.
Diketahui, SINTA merupakan sistem untuk memudahkan dalam melakukan pendataan, pemetaan, dan pengukuran kinerja hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia yang diluncurkan pada tahun 2017 Kemenristek Dikti. Saat ini sudah terdaftar lebih dari 200.000 Author dari perguruan tinggi dan lembaga litbang dari seluruh Indonesia.
Keberadaan Jurnal dalam dunia akademik seperti Perguruan Tinggi menjadi penting. Jurnal sebagai karya ilmiah merupakan sumbangsih pemikiran intelektual dari dunia akademik. (AP /Humas UTU).