MEULABOHUTU | Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Riset (PKMBR) Universitas Teuku Umar yang dipelopori oleh Program Studi Ilmu Administrasi Negara bersama PUSDIKOKRAF (Pusat Studi Ekowisata Syari’ah dan Ekonomi Kreatif) melaksanakan pengabdian masyarakat berbasis riset di Ekowisata Hutan Manggrove, Sayeung Gampong Baro, Setia Bakti, Aceh Jaya. Pengabdian ini dilakukan atas dasar kepedulian dan dukungan perguruan tinggi terhadap pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di Aceh Jaya.

Kegiatan ini didanai oleh Univeristas Teuku Umar melalui hibah internal dengan skema PKMBR yang mana kegiatan tersebut dikemas dalam acara pelatihan Penguatan Kapasitas Pokdarwis melalui Pemanfaatan Media Sosial sebagai Upaya _Tourism Branding_ Ekowisata Hutan Manggrove Aceh Jaya. Tim pengabdian mengundang Afla Nadya, yang merupakan seorang Influencer Aceh, sebagai narasumber pertama yang memberikan pelatihan dan strategi _tourism branding_ dengan memanfaatkan media sosial untuk meningkatan daya tarik ekowisata tersebut.

Turut membersamai narasumber pertama, Tim PKMBR juga mengundang Ikhwan Rahmatika Latif, M.I.P. sebagai narasumber kedua dari akademisi sekaligus juga Peneliti dari Pusat Studi Ekowisata Syari’ah dan Ekonomi Kreatif (PUSDIKOKRAF) Universitas Teuku Umar yang memberikan perspektif akademis terkait pengelolaan Hutan Manggrove sebagai Ekowisata yang berkelanjutan.

Dalam sesi pelatihan ini, Ikhwan mengungkapkan bahwa situs wisata alam dapat dikatakan sebagai ekowisata jika telah memenuhi 4 kriteria, “Kriteria Ekowisata itu harus dapat termanifestasikan dalam empat hal yang harus dimilikinya, pertama adanya keanaekaragaman hayati dan habitat alam yang terpelihara, kedua dapat menfokuskan konservasi keberlanjutan lingkungan, ketiga melibatkan masyarakat lokal dengan memastikan keberlanjutan budaya lokal, keempat adanya edukasi lingkungan bagi pengunjung ekowisata (ekoturis)” terang Ikhwan dalam pemaparannya.

Lanjut dari pada itu, Afla sebagai narasumber pertama menyahuti dari apa yang disampaikan oleh Ikhwan, narasumber kedua, bahwa potensi ekowisata hutan mangrove harus dapat di-_branding_ dengan memanfaatkan berbagai macam sosial media, “Sosial media seperti Facebook, Instagram, WhatsApp dan TikTok, hampir rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktunya dengan media tersebut sekitar 3 – 4 jam perharinya.

“Ini kesempatan yang bagus bagi bapak ibu Pokdarwis untuk menyisipkan konten kreatif Ekowisata Hutan Manggrove ini dalam layar gadget mereka sebagai promosi ekowisata yang kita kelola ini” ujar Afla Nadya yang merupakan Finalis Agam-Inong (Duta Wisata) Aceh tahun 2012.

Lalu Afla menambahkan bahwa Ekowisata Hutan Manggrove ini sudah pernah ramai dikunjungi namun agar tetap selalu ramai, upaya _branding_  dengan melakukan berbagai inovasi yang harus selalu disuguhkan dalam perjalanan pengunjung  mengitari ekowisata tersebut.

“Perlu adanya inovasi-inovasi dalam mempertahankan keramaian pengunjung ke ekowisata hutan manggrove ini, bisa ditambahkan seperti berbagai atraksi-atraksi yang ada dan atau _spot_ foto yang menarik dan _instagramable_ untuk bisa pengunjung abadikan momen di hutan manggrove ini”, tambah Afla

Setelah selesai pemaparan materi dari kedua narasumber tersebut, Afla Nadya langsung mengajak semua anggota Pokdarwis untuk membuat konten untuk Ekowisata Hutan Manggrove Aceh Jaya dengan tips dan triks yang akan dipraktekkan Bersama, “Yuk kita ngonten! Mari kita branding Ekowisata Hutan Manggrove ini agar menjadi viral kembali!” antusias Afla sambil menutup pemaparannya dan menuju kapal kecil yang sudah disediakan Pokdarwis sebagai salah satu fasilitas bagi pengunjung untuk mengelilingi keindahan Ekowisata Hutan Manggrove tersebut  .

Secara terpisah, Ketua Tim PKMBR dari IAN UTU, Ilham Mirza Saputra, S.Sos., M.AP., mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan penguatan pokdarwis ini akan membantu situs Ekowisata Hutan Manggrove Aceh Jaya kembali berdenyut dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, ”Semoga ini menjadi momentum yang tepat untuk dapat berdenyut kembali situs Ekowisata Manggrove ini dengan penguatan Pokdarwis-nya yang ada di Gampong Baro ini” ungkap Ilham.

Kemudian Dr. Vellayati Hajad, S.Sos., M.A. yang menjadi bagian Tim PKMBR menyakini bahwa Ekowisata Hutan Manggrove  akan kembali menjadi salah satu ikon wisata andalan bagi kemajuan Pariwisata Aceh jaya yang berkelanjutan, “Saya sangat yakin sekali kalau Ekowisata Hutan Manggrove ini akan menjadi salah satu wisata andalan Aceh Jaya jika pengelolaannya bisa melibatkan banyak pihak dalam konsep kolaborasi yang berkelanjutan” terang Dr. Vellayati.

Ketua Pengelola Ekowisata Hutan Manggrove, Mahlan, dan Anggota Pokdarwis setempat, Kariman, secara bersamaan menyatakan bahwa sangat berterimakasih kepada Tim PKMBR dari IAN UTU yang telah melaksanakan kegiatan ini.

“Ekowisata Hutan Manggrove ini adalah salah satu harapan warga  Gampong Baro untuk menjadi destinasi andalan bagi para pelancong dan menjadi nilai tambah ekonomis bagi warga setempat, semoga apa yang kami dapatkan dari pelatihan ini menjadi energi baru bagi keberlanjutan ekowisata hutan mangrove di gampong kami, Terimakasih Universitas Teuku Umar” tutup serentak keduanya. (Humas UTU).