MEULABOH – UTU | Kita semua sudah mengetahui bahwa Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan dan rahmat. Selain itu, Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki diri, termasuk dalam hal penerapan prinsip dan etika kerja yang sesuai dengan syariat Islam.
Islam memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dan tidak menyuruh pemeluknya bermalas-malasan. Betapa banyak ayat maupun hadis yang menganjurkan dan menyuruh hambanya untuk bekerja keras dan bersungguh-sungguh, baik mencari nafkah untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat ataupun makhluk lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar, Dr. Hamdi Harmen, SE., M.M dalam kuliah singkat ba’da Zuhur di Gedung Kuliah Terintegrasi, Kampus UTU. Kultum Ramadhan merupakan program yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Agama Islam (P3AI) yang berlangsung setiap hari selama bulan Ramadhan dengan narasumber yang berbeda-beda.
Hamdi Harmen menyebutkan betapa penting bagi kita menerapkan etika atau adab-adab dalam bekerja sesuai dengan syariat Islam. Setidaknya ada lima etika bekerja dalam Islam, yaitu ikhlas, jujur, amanah, persaudaraan dan keadilan.
1. Bekerja dengan Ikhlas karena Allah SWT.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya amal kerja itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya orang itu tergantung dari apa yang diniatkannya itu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam menjalankan setiap pekerjaan dan perniagaan perlu keikhlasan dan bersunggung-sungguh. Sikap tersebut akan mewujudkan efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil kerja/ karya.
2. Jujur
“ Tidak ada perangai yang paling tidak disukai oleh Rasulullah SAW seperti dusta” ( HR. Ahmad bin Hambal ). Kejujuran adalah asas nilai etika dalam Islam. Dalam organisasi maupun kegiatan bisnis, seseorang perlu jujur tidak menipu atau bersumpah palsu.
3. Amanah
“ Percayakanlah agamamu, amanahmu dan segala hasil pekerjaanmu kepada Allah” ( HR. At-Tirmizi ). Amanah adalah prinsip pertanggung jawaban kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dalam melaksanakan pekerjaan, harus berlaku amanah kepada negara, organisasi, masyarakat dan individu.
4. Persaudaraan
“ Dalam hal saling bersaudara, saling berkasih sayang, kaum Muslimin ibarat satu tubuh. “ (HR. Al-Bukhari). Perbuatan baik yang terjalin akan dapat mewujudkan suasana damai dan harmonis serta menjauhkan dari sifat iri dengki, hasat, hasut dan khianat., dan
5. Keadilan
“ Apabila Allah menghendaki kebajikan bagi suatu kaum (umat), maka urusan mereka dipercayakan kepada orang-orang arif dan harta kekayaan mereka diserahkan kepada orang-orang dermawan “ (HR. Abu Daud). Keadilan yang dimaksud adalah setiap orang harus diperlakukan sesuai dengan semestinya (meletakkan sesuatu pada tempatnya), tanpa diskriminasi. (Humas UTU).