MEULABOHUTU | Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Universitas Teuku Umar, Darmaji mengikuti pelatihan pertolongan pertama tingkat menengah atau intermediate level yang diselenggarakan oleh UKM KSR PMI Unit Universitas Negeri Makasar.

Kegiatan yang mengusung tema “membekali diri dalam peningkatan kapasitas relawan untuk mengabdi tanpa batas demi kemanusiaan” tersebut berlangsung selama 7 hari terhitung mulai pada 29 Mei hingga 04 Juni 2023 yang bertempat di Hotel La Macca, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan KSR PMI se-Indonesia, diantara berasal dari Aceh, Riau, Mataram, Sulawesi dan juga Dari Makassar tentunya.

Darmaji merasa sangat bersyukur bisa menjadi salah satu peserta dari pelatihan ini, karena pelatih yang diturunkan oleh PMI pusat merupakan pelatih yang sangat luar biasa, diantaranya Heri Suarsono yang merupakan Koordinator pelatih sekaligus penulis materi yang dijadikan sebagai kurikulum pertolongan pertama PMI.

“Suatu kebanggan bagi saya bisa dibimbing dan dilatih langsung oleh pelatih pertolongan pertama yang langsung diturunkan oleh PMI Pusat dan sangat luar biasa baik dari segi ilmu dan pengalaman serta materi yang diberikan merupakan materi-materi terupdate,” ujarnya.

Pertolongan pertama di PMI kata dia, memiliki lima tingkatan, yaitu tingkatan dasar, tingkatan menengah (intermediate level), tingkatan advace atau mahir, tingkat kru ambulance dan yang terakhir tingkat TOT (Training of Trainer) sehingga materi pertolongan pertama merupakan materi yang kaya akan ilmu.

“Ilmu yang paling berkesan bagi saya ialah CPR atau BHD-RJP (Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung Paru) karena ilmu ini berisi tentang penanganan terhadap korban yang mengalami henti napas atau henti jantung yang ketika kita bisa menyelamatkan korban,” bebernya.

“Seperti ini artinya kita telah menyelamatkan satu nyawa yang dimana golden time untuk menyelamatkan korban henti napas henti jantung ialah 5 menit pertama akan mengalami mati biologis dan 5 menit selanjutnya akan mengalami mati klinis, dan ketika tidak segera diberikan bantuan pertolongan pertama dengan BHD-RJP maka melayanglah nyawa dari korban tersebut,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan perbedaan yang terdapat  pada pelatihan dasar dan pelatihan menengah pertolongan pertama yaitu terletak pada materi, praktikum dan metode pembelajaran yang sudah berada pada level up.

“Perbedaan mendasar pada pelatihan pertama dan pelatihan menengah terdapat pada ilmu dan praktikumnya yang lebih mendalam lagi juga metode  pembelajaran yang diterapkan ialah dalam 7 hari mulai dari jam 07 pagi hingga jam 11 malam,” paparnya.

Sementara itu Koordinator Pelatih Heri Suarsono berpesan kepada seluruh peserta untuk selalu menanamkan tujuan awal dibentuknya PMI oleh Henry Dunant, yaitu memberikan pertolongan pertama kepada setiap korban tanpa membeda-bedakan. Juga berpesan untuk senantiasa menjaga komunikasi  dengan palang merah kota ataupun pusat perihal update-an materi.

“Jadi sekiranya materi pertolongan pertama perlu menjadi basic skill dari setiap relawan palang merah, karena filosofi dari palang merah ialah sebagaimana yang dilakukan oleh Bapak Henry Dunant ketika melakukan pertolongan pertama pada korban perang Austria dan Swiss serta tetap jalin dan jaga komunikasi baik itu dengan palang merah Kota Makassar maupun Pusat untuk mendapatkan update-an materi terbaru yang bertujuan untuk pengembangan sumber daya masyarakat yang ada di unit masing-masing,” tutupnya. (Humas UTU).