MEULABOHUTU| Tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Teuku Umar melaksanakan pelatihan hilirisasi produk pertanian cabai merah pada Kamis, 05/09/2024. Kegiatan pelatihan ini melibatkan 25 orang petani cabai merah dari kelompok tani Samarasa, Desa Masjid Tuha, Kecamatan Meureubo.

Ketua tim pelaksana Agustinur, S.Si, M.Sc., dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UTU menyatakan bahwa kegiatan ini didasarkan pada kondisi merosotnya harga cabai merah pasca-panen. Hal tersebut disebabkan oleh melimpahnya pasokan cabai merah setiap panen raya. Terlebih cabai merah komoditi yang mudah busuk jika disimpan dalam waktu lama.

“Kita tahu Aceh Barat punya sentra pertanian cabai merah, seperti di Masjid Tuha ini. Setiap kali panen khususnya di bulan puasa, stok cabai melimpah tapi harga turun akibatnya petani merugi. Jadi kita laksanakan pelatihan kepada kelompok tani tentang cara mengolah cabai merah.” Tutur Agustinur.

Lebih lanjut Agustinur mengatakan pelatihan pasca-panen dan pengolahan produk berbasis cabai merah ini juga sebagai upaya untuk memperlama masa simpan cabai merah dan meningkatkan nilai tambah pada produk panen. Strategi ini dapat diterapkan sebagai alternatif saat harga cabai anjlok. Selain itu, hal ini juga menjadi upaya untuk menumbuhkan peluang usaha baru bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan.

Pada kesempatan tersebut pemateri menjelaskan tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani pasca panen cabai merah sesuai dengan prinsip Good Handling Practices (GHP). Prinsip ini terdiri atas aktivitas untuk menentukan waktu panen cabai merah, cara memanen, pengumpulan hasil panen, sortasi, curing, pengemasan serta penyimpanan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas cabai merah meskipun dalam masa penyimpanan. Selain itu, pemateri juga menyampaikan terkait cara membuat produk olahan cabai merah, yaitu, bubuk cabai dan abon cabai. Kedua produk ini dapat diusahakan oleh petani dengan peralatan yang sederhana namun dapat menumbuhkan peluang usaha yang menjanjikan.

Ketua kelompok tani Samarasa, Syamsul Rizal menuturkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka. Terutama terkait informasi dan pengetahuan baru dalam hal cara menangani cabai merah setelah panen.

“Selama ini kami sebagai petani memang sering dihadapkan dengan tantangan dalam penjualan cabai merah yang harganya tidak menentu. Kadang harga jual cabai merah seringkali tidak seimbang dengan perawatan cabai merah yang cenderung sulit dan mahal.”

Syamsul Rizal mengatakan dengan adanya informasi terkait cara pengolahan bubuk cabai dan abon cabai ini memberikan ide baru untuk kelompoknya sehingga terdapat pilihan ketika panen cabai merah melimpah. Mereka juga berharap pendampingan ini berkelanjutan agar usaha hilirisasi produk cabai merah dapat terbangun dan berjalan di wilayahnya.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim dosen Fakultas Pertanian UTU yang terdiri atas Agustinur, S.Si, M.Sc., Sumeinika Fitria Lizmah, S.Si., M.Si., dan Suci Rahmi, S.TP., M.Si. Seperti diketahui, pengabdian kepada masyarakat ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek tahun anggaran 2024 dengan skema kegiatan pemberdayaan kemitraan masyarakat. (Humas UTU | Foto istimewa)