Meulaboh – UTU | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar kuliah umum yang mengangkat tema krusial, “Perikanan Berkelanjutan: Tantangan dan Peluang di Era Perubahan Iklim”. Acara yang berlangsung di Aula Cut Nyak Dhien pada Rabu (24/4/2024) ini menjadi wadah penting bagi mahasiswa, dosen, serta para pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan untuk mendiskusikan upaya menjaga keberlanjutan perikanan di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Jurusan Perikanan FPIK UTU dengan dukungan penuh dari dosen dan mahasiswa Jurusan Akuakultur, Jurusan Ilmu Kelautan, dan Jurusan Sumber Daya Akuatik. Ketua panitia, Akbardiansyah, S.Kel., M.Si, menekankan betapa relevannya topik ini bagi kalangan akademisi.

“Kuliah umum ini memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa, terutama karena fokus pada perikanan berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi solid antara dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di FPIK sebagai pelaksana juga mempererat kekompakan civitas akademika untuk kegiatan-kegiatan mendatang,” ungkap Akbar.

Dekan FPIK UTU, Prof. Dr. Ir. Ismail Sulaiman., S.TP., Maitrise., M.Sc., IPU. dalam sambutannya menyoroti betapa rentannya sektor perikanan terhadap dampak perubahan iklim.

“Peningkatan suhu laut, perubahan arus, hingga penurunan populasi ikan adalah konsekuensi nyata yang harus kita hadapi. Oleh karena itu, sinergi antar berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk merumuskan strategi adaptasi yang efektif dan berkelanjutan,” tegas Prof. Ismail.

Prof. Ismail juga menyampaikan harapannya kepada para mahasiswa FPIK UTU agar menjadi agen perubahan yang mampu menjawab tantangan zaman melalui ilmu pengetahuan yang berwawasan lingkungan.

“Kondisi ini menuntut kita tidak hanya memahami persoalan secara ilmiah, tetapi juga membangun sinergi antar lembaga dalam merumuskan strategi adaptasi yang efektif dan berkelanjutan,” lanjut Prof. Ismail.

Beliau mendorong civitas akademika FPIK untuk terus berinovasi dalam mencari solusi berbasis kearifan lokal yang mampu menjawab tantangan global perubahan iklim, melihatnya bukan hanya sebagai ancaman, tetapi juga sebagai momentum untuk transformasi tata kelola perikanan yang lebih tangguh dan inklusif.

Kuliah umum ini menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya, yaitu, Ibnu Sahidhir, S.Pi., M.Sc., Peneliti Senior bidang Akuakultur pada Badan Riset Nasional (BRIN) Jakarta. Dalam paparannya, Ibnu Sahidhir menjelaskan dampak nyata perubahan iklim yang telah dirasakan oleh masyarakat pesisir, seperti perubahan suhu air laut, peningkatan frekuensi badai, dan pergeseran habitat ikan.

“Kondisi ini menuntut respons cepat dan terintegrasi dari seluruh pihak, terutama dalam penguatan riset dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan. Keterlibatan aktif nelayan lokal dalam proses mitigasi dan adaptasi juga sangat penting agar strategi yang dibangun sesuai dengan kondisi lapangan,” ujar Ibnu Sahidhir.

Lebih lanjut, Ibnu Sahidhir menyoroti dinamika global dalam industri perikanan, dengan memberikan perbandingan posisi Indonesia dengan negara lain. Saat ini, Jepang yang dulu menjadi negara dengan hasil perikanan tertinggi telah tergeser oleh Tiongkok, diikuti oleh India dan Indonesia.

“Ini menunjukkan betapa kompetitifnya sektor ini. Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara kepulauan, namun tantangan yang dihadapi juga berat. Peningkatan kualitas SDM, modernisasi alat tangkap, serta dukungan riset dan kebijakan berbasis sains adalah mutlak diperlukan,” tegas Ibnu Sahidhir.

Dengan semangat kolaborasi, Ibnu Sahidhir mengajak seluruh elemen, mulai dari akademisi, peneliti, pemerintah, hingga pelaku usaha perikanan, untuk bersatu merumuskan langkah strategis menuju perikanan yang tangguh dan berkelanjutan di tengah perubahan iklim.

Sesi diskusi interaktif yang dipandu oleh moderator Hafinuddin, S.Pi., M.Sc., berlangsung dengan lancar. Antusiasme peserta terutama kalangan mahasiswa terlibat jelas dengan memaparkan berbagai pertanyaan dan pandangan. Mahasiswa menyadari betul bahwa masa depan perikanan berkelanjutan di Indonesia berada di tangan generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

 

Kuliah umum ini menjadi bagian penting dari upaya FPIK UTU dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 dan 14. Diharapkan, kegiatan ini dapat menginspirasi mahasiswa FPIK untuk mengambil peran aktif dalam membangun perikanan nasional yang berkelanjutan dan berdaya saing di kancah global. [HUMAS UTU]

Teks: Akbardiansyah | Editor: Yuhdi F. | Foto: Istimewa.