MEULABOHUTU | Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Teuku Umar (Satgas PPKS UTU) mengadakan sosialisasi dalam menangani kasus kekerasan seksual di Perguruan Tinggi bagi warga kampus.

Kegiatan yang mengangkat Tema “Membangun Kepribadian Kuat dalam Membentengi Lingkaran Pergaulan” tersebut berlangsung pada hari Kamis (21/9/2023) di Aula Gedung Terintegrasi Lt. 2 GKT Kampus UTU. Sosialisasi tersebut  bertujuan untuk memberikan serta menjelaskan tujuan dari terbentuknya Satgas PPKS UTU dan memberikan pemahaman bagaimana cara alur pelaporan dalam penanganan kekerasan seksual.

Kegiatan ini dihadiri oleh ± 430 peserta yang terdiri dari Dekan Fakultas, Para Dosen, Anggota Senat Universitas, Tenanaga Kependidikan, Pengurus Rusunawa, Satgas PPKS AKN, UKM PMI dan Mahasiswa lingkup Universitas Teuku Umar.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerjasama, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc mewakili Rektor dalam sambutan pembukaannya mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Satgas PPKS, termasuk atas penyelesaian beberapa kasus yang ada dilingkup Universitas Teuku Umar, meskipun keberadaan Satgas PPKS ini baru berjalan kurang lebih 8 bulan.

“pencegahan kekerasan seksual ini merupakan tanggung jawab kita bersama, jika dibentengin dengan moral dan agama kekerasan seksual tidak akan terjadi, dan Satgas PPKS ini tidak harus ada. Berhasilnya kerja satgas PPKS jika tidak menerima laporan, berarti kampus sudah aman dan nyaman,” kata Warek 1

Kegiatan sosialisasi yang dipandu oleh moderator Irsadi Aristora, M.H ini menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten tentang isu ini yaitu Suraiya, ST., L.LM, M.T Dosen Fakultas Teknik/Pengurus Pusham USK; Samwil, MA (Dosen Agama Universitas Teuku Umar) dan Rita Hartati, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Satgas PPKS UTU.

Suraiya dalam paparannya menyebutkan perempuan kerap sekali menjadi korban kekerasan seksual, walau demikian  kekerasan seksual ini bisa juga terjadi terhadap laki-laki. “Korban yang terkena kekerasan seksual kerap sekali tidak bisa mengungkapkan kejadian tersebut karena adanya trauma, mengapa terkadang laporan telat diterima, alasannya karena itu,” jelas Suraiya

Suraiya juga mengingatkan untuk warga kampus jangan pernah bilang tidak tahu mengenai Satgas PPKS, karena diawal pintu masuk ruangan GKT sudah ada Flayer tetang Satgas PPKS. “Warga kampus jangan takut untuk melapor apabila teman-teman melihat kekerasan seksual di kampus, karena kampus sudah menfasilitasi untuk hal itu, yaitu melalui Satgas PPKS UTU,” Kata Suraiya.

Selanjutnya Samwil, M.A dalam paparan materi mengenai manajemen diri menjadi mahasiswa humanis. Menurutnya kuliah merupakan sebagai modal awal untuk pijakan masa depan menjalani lingkungan kerja dan bermasyarakat. “Sukses pribadi itu dibentengi oleh Iman dan takwa, respek, paham, terima diri secara objektif, mengembangkan potensi, optimis serta terkendali,” kata Samwil

Narasumber terakhir, Ketua Satgas PPKS UTU Rita Hartati, S.Pd., M.Pd, memberikan materi mengenai implementasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Rita turut memperkenalkan anggota satgas PPKS yang terdiri dari 7 orang serta beliau menjelaskan mengenai tata tertib dan perilaku kehidupan sebagai warga kampus Universitas Teuku Umar.

Rita Hartati turut menjelaska jenis-jenis kekerasan seksual sesuai ayat 1 Permen PPKS menyatakan bahwa kekerasan seksual dapat terjadi secara verbal, Non-Fisik, Fisik atau melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi. Selain itu mengenai alur pelaporan serta penanganan kekerasan seksual.

Hak korban dan saksi mendapat jaminan kerahasiaan indentitas, dan mendapat pendampingan, perlindungan, dan pemulihan dari perguruan tinggi melalui satgas yang telah dibentuk.

“Kami mengajak seluruh civitas akademika dan Mahasiswa/I UTU untuk melakukan pencegahan dan penanganan Kekerasan seksual dan harus Speak UP ke Satgas PPKS UTU jika mengalami tindakan tersebut,” ajak Rita Hartati sembari menyebutkan slogan satgas PPKS Cerdas, Berkarakter, Stop Kekerasan Seksual!.” (Humas UTU).