MEULABOHUTU | Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar, Dr. Pribadyo, ST., MT diundang menjadi salah satu narasumber dalam webinar nasional dan Call Paper dengan tema: SDGs Era Revolusi Industri 4.0. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, (29/6/24).

Dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Assosiasi Riset Teknik Indonesia (ARITEKIN) turut menghadirkan Kepala Pusat riset Konversi dan Konservasi Energi – BRIN, Prof. Cuk Supriyadi Ali Nandar, ST., M.Eng sebagai Keynote Speaker.

Selain Dr. Pribadyo, turut menjadi narasumber, Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Sc (Universitas Diponegoro), Dr. Eng. Ir. H. Zulfajri Basri Hasanuddin, M.Eng (Universitas Sulawesi Barat), dan Prof. Dr. Ir. Slamet Imam Wahyudi DEA (Universitas Sultan Agung Semarang)

Bertindak selaku moderator pada webinar tersebut adalah Rianto Wibowo, ST., M.Eng (Universitas Muara Kudus).

Webinar dan Call Paper dibuka langsung oleh Ketua Umum Assosiasi Riset Teknik Indonesia Dr. Ir. Purwanto, ST., M.Eng. Dalam sambutannya Purwanto menyampaikan webinar dan Call Paper ini sangat penting karena bukan hanya sekadar memperoleh ilmu baru namun juga sebagai wadah untuk bertukar informasi dan media promosi.

Selain itu, juga bisa menambah relasi. Sebab, dalam suatu webinar para audiens tidak saling mengenal satu sama lain, sehingga dapat menambah networking dengan target audiens. Kami berharap kegiatan ini dapat membantu para peneliti untuk lebih kompeten dan percaya diri dalam mempublikasikan hasil penelitian imbuhnya.

Sementara Dr. Pribadyo, ST., MT mempresentasi materi berjudul: Biomass Tantangan Dan Peluang Untuk Ketahanan Energi Berkelanjutan. Dalam paparannya Dr. Pribadyo menyampaikan definisi ketahanan energi menurut PP No.79 tentang KEN adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup.

Selama ini bauran energi nasional nasih didominasi oleh penggunaan BBM sebagai sumber energi primer utama. Dengan kecenderungan menipisnya cadangan minyak bumi dan menurunnya produksi minyak mentah, kondisi ketahanan energi minyak semakin rentan. Kerentanan atas produksi minyak juga terlihat dari terbatasnya kapasitas kilang minyak domestik dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Disisi lain potensi biomassa di Indonesia cukup berlimpah, (kayu, limbah kebun kelapa sawit, padi, jagung, singkong, dan tebu) dan diperkirakan mampu memenuhi 5,43 % dari total target PLTBm di RUPTL PLN 2021 – 2030, sementara pemanfaatnya baru 1,9 persen, terutama untuk pembangkit Listrik. Selain itu potensi biomasa untuk co firing di sektor industri juga memiliki peluang yang sangat besar. Namun demikian, beberapa tantangan yang dihadapi dari biomasa adalah selain harga biomasa, jejak karbon dari saat pembukaan lahan kebun/pertanian, saat pemanenan, dan transportasi biomasa dianggap cukup besar.

“Melalui Webinar ini, narasi mengenai urgensi ketahan energi, potensi energi terbarukan di Indonesia dapat tersampaikan dengan baik kepada publik”. Hal itu diharapkan melalui revolusi industri 4.0. dapat dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan alias Sustainable Development Goals (SDGs) secara kolaboratif oleh banyak pihak dalam kemanfaatan sebesar-besarnya untuk pembangunan bangsa”, tutup Pribadyo. (Humas UTU).