MEULABOH – UTU | Dosen Fakultas Pertanian UTU sebagai tim dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) melaksanakan pelatihan dan sosialisasi kepada anggota kelompok tani Mitra Kana, Gampong Mesjid Tuha, Kecamatan Meureubo, menggunakan produksi pupuk organik berbahan tumbuhan azolla dan limbah cangkang lokan pada Rabu, 4/9/2024.
Kegiatan yang mendapat pembiayaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dilaksanakan oleh Jasmi, S.P., M.Sc., Yulia Windi Tanjung, S.P., M.Si., dan Siti Aminah, S.P., M.Agr.
Menurut Jasmi, selaku Ketua Tim PkM, bahwa dampak pertanian konvensional yang menggunakan pupuk kimia dalam jumlah tinggi dapat membuat tanah menjadi asam. Ketika bahan organik tanah menurun maka pengolahan tanah akan menjadi sulit sehingga meningkatkan jam kerja, biaya tenaga kerja dan menurunkan profitabilitas tanaman.
Jasmi menambahkan penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam tanah.
“Tingginya permintaan akan pupuk kimia di kelompok tani Mitra Kana dalam jumlah besar mengakibatkan biaya produksi yang dikeluarkan relatif mahal serta meninggalkan residu yang merusak lingkungan bagi tanah dan tanaman, sehingga tanah menjadi tidak subur.” ungkap Jasmi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tanaman azolla dan kulit kerang/lokan yang merupakan salah satu sumber daya hayati sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Menurut Jasmi, kedua bahan baku ini cukup banyak tersedia di Kabupaten Aceh Barat namun masih belum optimal digunakan oleh petani.
Dony Hermanto, A.Md., penyuluh pertanian Kabupaten Aceh Barat selaku salah satu pemateri dalam kegiatan PkM mengatakan tumbuhan azolla pinnata banyak tersebar di lahan pertanian khususnya sawah-sawah. Tumbuhan Azolla dapat diolah menjadi pupuk kompos yang dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, dan potensi hasil padi sawah. Kombinasi perlakuan azolla hijau 15 ton/ha dengan kompos azolla 30 ton/ha merupakan perlakuan terbaik yang memberikan hasil gabah bersih dengan berat tertinggi yaitu 7,61 ton/ha.
Di sisi lain lanjut Dony pemanfaatan limbah kulit kerang/lokan juga dapat dioptimalkan sebagai alternatif pupuk organik. Terlebih tingkat konsumsi kerang/lokan pada masyarakat Aceh Barat cukup tinggi. Namun limbah kulit kerang/lokan terbuang sia-sia tanpa dimanfaatkan.
Limbah kulit kerang/lokan dapat menjadi aset potensial bernilai ekonomi jika dimanfaatkan sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kandungan kalsium karbonat (CaCO3) pada abu cangkang lokan memiliki pengaruh dalam peningkatan pH tanah dari asam menjadi netral sehingga mempengaruhi keberhasilan budidaya tanaman karena memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Anggota kelompok tani menyambut baik kegiatan ini. Menurut M. Uzir selaku ketua kelompok tani selama ini petani mengalami kendala dalam pemakaian pupuk organik buatan pabrik karena harganya yang cukup mahal. Selama ini, lanjut M. Uzir anggota kelompok taninya hanya menggunakan daun-daunan di sekitar dengan cara dipotong-potong menjadi bagian kecil dan dibiarkan beberapa hari sebelum menjadi pupuk organik.
“Kami sangat senang dapat pelatihan ini. Kami jadi tahu ternyata tumbuhan azolla dan kulit lokan dapat digunakan sebagai pupuk organik. Kami berharap dapat segera dilaksanakan pelatihan untuk membuat pupuk organik ini.” ungkap M. Uzir. (Humas UTU|Foto istimewa)