
MEULABOH – UTU | Unit Penunjang Akademik Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPA PKK) Universitas Teuku Umar melaksanakan kegiatan “Meningkatkan Motivasi dan Kreativitas Mahasiswa UTU dalam Menyongsong Kegiatan PKM, P2MW, dan PPK Ormawa Tahun 2025”.
Dalam kegiatan tersebut dihadirkan pembicara masing-masing bidang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) (Arie Saputra, S.T., M.Si), Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) (Said Achmad Kabiru Rafiie, SE., MBA), dan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) (Yarmaliza, SKM., M.Si).
Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (26/2/2025) lalu tersebut, beberapa hal penting yang perlu dicatat terkait pelaksanaan kegiatan tahun 2025 diantaranya adalah (1) Penerimaan proposal PKM, P2MW dan PPK Ormawa tahapn internal akan dibuka kembali setelah masing-masing panduan program tahun 2025 dirilis secara nasional; (2) jumlah proposal yang akan diunggah ke akun nasional membandingkan pada tahun sebelumnya maka untuk proposal PKM lebih banyak (diatas 150 proposal), dibandingkan P2MW (30 proposal), dan PPK Ormawa (20 proposal); (3) Memastikan terlebih dahulu terkait proposal yang diajukan terkait matakuliah di program studi yang dapat dikonversi nantinya bila program yang diajukan memperoleh pendanaan.
Pada paparan pemateri PKM (Arie Saputra) dijelaskan bahwa untuk memastikan kelayakan proposal PKM diperlukan ketelitian untuk mengikuti panduan dengan benar, sehingga dapat menghindari kesalahan format maupun hal teknis lainnya.
Selain itu, titik penjelasan juga perlu diperhatikan, karena masing-masing skema PKM memiliki keunikan dan tujuan khusus yang dicapai pada pelaksanaannya. Mempersiapkan ide-ide PKM yang terupdate dan unik juga menjadi penunjang untuk mempersiapkan proposal PKM yang berkualitas.
Pemateri PPK Ormawa (Yarmaliza) turut menekankan hal yang mirip, namun beberapa hal yang unik dari PPK Ormawa adalah berbentuk pengabdian, sehingga mahasiswa perlu melakukan koordinasi dengan desa setempat yang hendak dijadikan tempat pengabdian. Desa binaan kampus seyogyanya akan lebih memudahkan proses pengabdian.
Jarak antara desa pengabdian dengan kampus juga perlu diperhatikan, karena pelaksanaan program yang kontinyu, namun beberapa pengabdian di tempat yang cukup jauh masing memungkinkan, seperti pengalaman tim BEM FPIK yang melakukan pengabdian di Pulau Banyak Aceh Singkil. Satu hal penting dari program ini adalah hanya dapat diajukan oleh organisasi mahasiswa yang memiliki SK aktif, sehingga perlu perhatian lebih lanjut untuk hal tersebut.
Pemateri P2MW (Said Achmad Kabiru Rafiie) menjelaskan bahwa sebagai mahasiswa yang memiliki bisnis maupun ide bisnis dapat mengajukan proposal P2MW. Program tersebut sangat berpotensi karena dapat mendukung mahasiswa dalam mengembangkan bisnisnya dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Bantuan pendanaan pada program P2MW cukup besar untuk dijadikan modal, sehingga diharapkan mahasiswa dapat memperoleh kesempatan menciptakan usaha baru di lingkungan masyarakat.
Editor : Aduwina Pakeh
Foto : Dr. Mukhtarida