MEULABOH – UTU | Penggunaan plastik sebagai kemasan dirasa kurang ramah lingkungan. Dibutuhkan waktu ratusan tahun bagi mikroba untuk mendaur ulang sampah plastik tersebut sehingga menyebabkan pencemaran. Kekhawatiran terhadap pencemaran tersebut, memunculkan penelitian untuk mencari kemasan yang bersifat ramah lingkungan, seperti halnya edible film sebagai kemasan primer untuk produk pangan.
Penelitian terkait bahan baku edible film telah banyak dilakukan tetapi sebagian besar belum menghasilkan karakteristik yang memenuhi standar untuk menjadi kemasan primer. Adapun gelatin yang digunakan sebagai bahan baku potensial bagi edible film terkadang diragukan kehalalannya, mengingat asal gelatin yang dapat bersifat non-halal.
Berdasarkan alasan tersebut maka muncul ide dari para mahasiswa Prodi THP UTU untuk membuat suatu edible film sebagai kemasan primer.
Selain itu, dalam upaya mengangkat sumber daya lokal, maka para mahasiswa berupaya membuat edible film dengan bahan baku berupa anggur laut yang dapat diperoleh dari wilayah pesisir Aceh Barat, seperti Lhok Bubon.
Ide tersebut diikutkan ke Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) RISET EKSAKTA (RE) dan berhasil memperoleh pendanaan sebesar Rp.6.870.000,00 dari Dirjen BELMAWA Kemendikbudristek dan sebesar Rp.1.500.000,00 dari Perguruan Tinggi.
TIM PKM-RE ini diketuai oleh T. Bastanur Arif, dengan anggota Aprilia Manda Sari, Sabki, Irfan Danil, Deana Ave Krisnanda. Tim dibimbing oleh Nafisah Eka Puteri, S.TP., M.Si. selaku dosen Prodi THP UTU.
Edible film yang sedang dikembangkan oleh tim berpotensi untuk menjadi kemasan primer inovatif untuk produk pangan. Selain itu, edible film yang dikembangkan bersifat halal, mudah larut dan terdegradasi, serta memperpanjang umur simpan produk melalui sifat antimikroba dan antioksidan yang dimiliki. (Humas UTU)