MEULABOH – UTU | Dalam rangka memperingati International Coffee Day, Program Studi Agribisnis dan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar mengadakan talkshow bertajuk “Potential and Market Review of Aceh Coffee in Japanese and European Markets”. Acara yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh para akademisi, praktisi, serta mahasiswa yang tertarik terhadap perkembangan industri kopi Aceh di pasar internasional.

Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Ishak, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Prodi Agribisnis dan Fakultas Pertanian atas inisiasi acara ini. “Saya apresiasi upaya yang dilakukan oleh fakultas pertanian dan prodi agribisnis dalam menginisiasi acara ini, semoga dengan wawasan, karakter yang mulia dan skill yang dimiliki mahasiswa akan membuat mereka mampu mengambil bagian di masa depan. Ini juga merupakan langkah strategis dalam meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global,” ujar Prof. Ishak.

Talkshow ini menghadirkan tiga narasumber utama. Pertama, Mr. Sato Morihiko dari Jepang yang memberikan paparan mendalam tentang potensi pasar kopi Aceh di Jepang. Menurut Mr. Sato, Jepang memiliki budaya kopi yang kuat dan sangat menghargai kualitas serta karakteristik unik dari kopi Aceh, menjadikannya peluang besar bagi eksportir lokal untuk memperluas pasar di negara tersebut.

Narasumber kedua, Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, ahli agribisnis internasional dan mantan atase pertanian di Uni Eropa membahas potensi kopi Aceh di pasar Uni Eropa. Dalam presentasinya, Dr. Andriyono menyoroti tren peningkatan konsumsi kopi organik dan keberlanjutan di Eropa, yang sejalan dengan metode pertanian regeneratif yang diterapkan oleh petani kopi Aceh.

Sesi terakhir diisi oleh seorang praktisi kopi yang akrab disapa Gembel. Ia membahas etika dan filosofi kopi dari sudut pandang praktisi, memberikan wawasan tentang bagaimana kopi bukan hanya komoditas, tetapi juga simbol budaya dan kebersamaan. “Kopi adalah sarana untuk berbagi cerita dan menciptakan kebersamaan. Melalui kopi, kita bisa mengenal budaya dan filosofi hidup yang lebih dalam,” ujarnya.

Kegiatan talkshow ini berhasil membangkitkan antusiasme para peserta terhadap masa depan kopi Aceh di pasar global, serta memberikan inspirasi untuk terus meningkatkan kualitas dan keberlanjutan industri kopi lokal. (HUMAS UTU).

MEULABOHUTU | Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) sukses melaksanakan audit internal sesuai standar ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018, sebagai bagian dari upaya fakultas dalam meningkatkan kualitas manajemen mutu dan pendidikan. Kegiatan audit ini dilaksanakan di ruang rapat senat Universitas Teuku Umar pada 18-19 Oktober 2024, setelah diadakan pelatihan bagi 25 calon auditor dari kalangan dosen, tenaga kependidikan, dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) di lingkungan Fakultas Pertanian.

Pelatihan tersebut berlangsung pada 16-17 Oktober 2024, dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Rusdi Faizin, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya penerapan standar internasional untuk mendorong peningkatan mutu berkelanjutan di fakultas. “Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap para auditor dapat melaksanakan audit dengan kompeten dan profesional, demi terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan akademik,” ujar Dekan Fakultas Pertanian.

Pelatihan dipandu oleh Ibu Nurlaili, S.Pd., M.Pd., Kepala Pusat Pengembangan Audit dan Penjamin Mutu dari Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Syiah Kuala (USK), yang memberikan pengetahuan mendalam mengenai proses audit dan penerapan standar ISO dalam dunia pendidikan. Para peserta dibekali dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan audit, guna memastikan kualitas dan efektivitas sistem manajemen pendidikan di Fakultas Pertanian.

Kegiatan audit ini merupakan langkah penting dalam persiapan Fakultas Pertanian UTU untuk mendapatkan sertifikasi ISO, yang diharapkan dapat mendukung pencapaian visi dan misi fakultas dalam mencetak lulusan yang kompetitif dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Dosen Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) mengolah limbah kulit jeruk menjadi bahan baku pembuatan pupuk organik cair.  Inovasi ini diterapkan bersama Kelompok Petani Jeruk Desa Sumber Bakti Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, sebagai bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diketuai oleh Dr. Rahmat Pramulya, S.TP., MM didampingi anggota tim Muhammad Afrillah, SP., M. Agr dan Sumeinika Fitria Lizmah, S.Si., M.Si terlaksana pada Minggu, (8/9/2024).

Dr. Rahmat Pramulya menjelaskan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pemberdayaan desa binaan yang bertemakan pengembangan potensi lokal desa gambut lestari sebagai penopang kesejahteraan rakyat dan keberlanjutan lingkungan. Adapun sub kegiatan yang dilaksanakan ialah pelatihan pemanfaatan limbah buah jeruk sebagai pupuk organik cair.

Kulit buah jeruk merupakan limbah sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku membuat pupuk organik cair sehingga dapat mengurangi jumlah sampah organik. Proses fermentasi memakan waktu selama kurang lebih 3 bulan, dengan residu kulit jeruk dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sedangkan eco-enzyme cair, hasil fermentasi limbah buah-buahan, dimanfaatkan sebagai pembersih lantai, cairan disinfektan, dan insektisida.

Dr. Rahmat berharap pelatihan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Kelompok tani jeruk Desa Sumber Bakti serta masyarakat setempat dalam mengolah limbah kulit jeruk dan dapat mengembangkan produknya dengan lebih baik.

Keuchik Sumber Bakti, Teuku Sulaiman dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut, “Kami berterima kasih atas kehadiran bapak ibu dosen dan adik-adik mahasiswa, sehingga masyarakat kami mendapatkan pengetahuan baru mengenai pemanfaatan buah-buah yang masih baik namun tidak laku dijual karena ulat buah. Kami berharap pengabdian kepada masyarakat ini dapat berlanjut di masa akan datang,” ujarnya.

Selanjutnya penyampaian materi utama dan pendampingan terkait pemanfaatan limbah buah jeruk sebagai pupuk organik cair oleh Muhammad Afrillah. Selama ini limbah buah jeruk sama sekali tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang oleh petani jeruk, padahal limbah buah jeruk memiliki potensi untuk diolah sebagai pupuk organik cair karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi.

Materi kedua diberikan oleh Sumeinika Fitria Lizmah terkait pengenalan dan teknik pengendalian hama tanaman jeruk. Petani di desa mengeluhkan tingginya tingkat serangan hama di kebun jeruk mereka sehingga butuhnya sosialisasi terkait bagaimana cara pengendalian hama yang tepat pada budidaya tanaman jeruk.

Pelaksanaan pengabdian ini diikuti oleh 10 petani jeruk. Peserta sangat antusias dengan pelatihan yang dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang turut serta dalam proses pembuatan dan bertanya pada saat sesi diskusi maupun pada saat pendampingan pembuatan pupuk organik cair. (Humas UTU).

MEULABOH – UTU | Universitas Teuku Umar (UTU) kembali meraih prestasi yang membanggakan. Kali ini, prestasi tersebut secara spesifik berhasil diraih oleh Prodi Agroteknologi Program Sarjana UTU, yang berhasil meraih akreditasi “Baik Sekali” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Raihan akreditasi Baik Sekali dari BAN-PT yang ditetapkan di Jakarta pada 19 Agustus 2024 berdasarkan salinan Sertifikat yang ditandatangani Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT, Prof. Ari Purbayanto, Ph.D dengan masa berlaku selama 5 tahun yaitu mulai 19 Agustus 2024 hingga 17 Juli 2029.

Rektor Universitas Teuku Umar, Prof Dr. Ishak Hasan, M.Si dalam pesannya turut menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas raihan akreditasi yang telah berhasil diraih oleh Prodi Agroteknologi kali ini.

“Tentu ini merupakan suatu prestasi yang sangat membanggakan. Sekali lagi, Prodi yang ada di UTU berhasil meraih akreditasi Baik Sekali, dan kami sangat mensyukuri hal tersebut. Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses akreditasi ini, terutama bagi seluruh pihak Civitas akademika Fakultas Pertanian dan Prodi Agroteknologi UTU, yang telah maksimal dan bekerja keras untuk mewujudkan prestasi ini. Mari kita syukuri dengan baik Amanah ini” ucap Prof Ishak

Ketua Prodi Agroteknologi Iwandikasyah Putra, SP, M.P juga menyampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan penuh selama proses reakreditasi prodi Agroteknologi. “Alhamdulillah pengajuan kita diterima dan berhasil mendapatkan akreditasi Baik Sekali,” ungkap Iwandikasyah Putra

Banyak hal yang dipersiapkan untuk mendapatkan predikat akreditasi tersebut, seperti administrasi, evaluasi capaian akademik, evaluasi capaian visi, misi program studi, workshop untuk peningkatan kompetensi SDM bagi dosen, perbaikan dan pemeliharaan sarpras prodi (laboratorium).

“Untuk mempersiapkan semua kebutuhan akreditasi, kami sudah lakukan sejak satu tahun sebelumnya.” jelas Iwandikasyah Putra

Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Rusdi Faizin, M.Si menambahkan bahwa keberhasilan prodi Agroteknologi  meraih hasil akreditasi Baik Sekali ini adalah berkat kerja keras semua dosen, tendik, dan mahasiswa Agroteknologi.

Kolaborisi dan sinergitas semua pihak menjadi kunci keberhasilan tersebut. “Semoga Prodi Agroteknologi UTU bisa terus berkembang dan senantiasa mengembangkan diri sehingga mampu menjadi Prodi yang lebih baik lagi,” jelasnya

Mendapat kabar tersebut tentunya membawa kebahagiaan tersendiri bagi seluruh civitas akademik Universitas Teuku Umar.

Dihubungi terpisah, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerjasama UTU, Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc mengungkapkan kebahagiaannya atas capaian prodi Agroteknologi meraih akreditasi Baik Sekali.

“Alhamdulillah capaian Prodi Agroteknologi meraih akreditasi baik sekali menambah jumlah prodi di lingkup UTU yang mampu melampaui SNDIKTI yaitu sudah 4 Prodi,” kata M. Aman Yaman

Capaian ini membuktikan kalau kita serius dan mampu untuk memberikan pendidikan dengan mutu yang baik setara dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain.

“Saat ini UTU sudah masuk ke era “pelampauan SNDIKTI menuju Akreditasi Internasional, dengan mid-target minimal meraih akreditasi baik sekali dan unggul dari BANPT/LAMPT minimal dapat tercapai dalam kurun waktu 2024/25 sebanyak > 50% dari prodi yang ada di UTU nantinya,”
Pungkas Wakil Rektor I ini (Aduwina Pakeh).

MEULABOH – UTU | Lebih dari 200 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, dosen, praktisi, dan peneliti, menghadiri pelatihan perhitungan stok karbon dan emisi gas rumah kaca (GRK) yang diselenggarakan oleh Tim Program Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS). Acara ini merupakan bagian dari upaya mendukung pengembangan agroforestry kopi di Indonesia, sekaligus mempromosikan perdagangan karbon sebagai langkah penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Acara ini dibuka oleh Dr. Elida Novita, S.Tp., M.T, IPM, Ketua Peneliti Konsorsium KATALIS Cicofest Coffee Model. Dalam sambutannya, Dr. Elida menyampaikan kebanggaannya atas partisipasi aktif dari para mahasiswa dan dosen yang hadir. “Kehadiran mereka menunjukkan bahwa semakin banyak pihak yang peduli terhadap isu perdagangan karbon dan pentingnya pengembangan agroforestry kopi di Indonesia,” ujar Dr. Elida.

Selain itu, Dr. Rahmat Pramulya, S.Tp., M.M, selaku Ketua Sub-Tim KATALIS dari Universitas Teuku Umar, juga turut mengisi materi dalam pelatihan ini. Beliau membahas potensi perhutanan sosial dan pengembangan agroforestry kopi di Aceh Tengah. Dosen Prodi Agribisnis UTU tersebut merasa sangat senang bahwa acara ini dapat terlaksana dengan baik dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa depan.

“Kegiatan ini terkait pengembangan Perhutanan Sosial (PS) di berbagai wilayah Aceh Tengah yang masih relatif baru. Tantangan terbesar terletak pada regulasi yang dapat dinegosiasikan dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda di antara para pihak. Keberhasilan Model PS diharapkan menjadi solusi efektif yang prosedural dan memenuhi regulasi KLHK, bagi kelompok tani hutan (KTH) dapat mengoptimalkan produksi kopi melalui agroforestri sekaligus mengembangkan kegiatan multi usaha berbasis lahan secara selektif”

Pelatihan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana sektor agroforestri, khususnya kopi, dapat berkontribusi dalam penurunan emisi GRK melalui praktek-praktek pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Peserta juga mendapatkan kesempatan untuk belajar secara langsung mengenai teknik perhitungan stok karbon yang dapat diaplikasikan di lapangan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk mendukung keberlanjutan sektor agroforestri kopi di Indonesia, serta berkontribusi dalam pencapaian target nasional terkait pengurangan emisi GRK.

Selain pembahasan terkait teknis perhitungan stok karbon dan emisi GRK, pelatihan ini juga menjadi ajang diskusi interaktif antara peserta dan pemateri. Peserta berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait tantangan dan peluang dalam mengimplementasikan agroforestry kopi di berbagai daerah. Diskusi ini diharapkan dapat membuka wawasan baru serta mendorong kolaborasi lebih lanjut di bidang agroforestry kopi, terutama dalam konteks mitigasi perubahan iklim.

Di akhir acara, seluruh peserta menyatakan apresiasinya terhadap pelaksanaan pelatihan ini dan berharap agar kegiatan serupa dapat terus digelar di masa mendatang. Tim KATALIS pun berkomitmen untuk melanjutkan upaya dalam pengembangan riset strategis di bidang agroforestry dan perdagangan karbon, dengan harapan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta peningkatan kesejahteraan petani kopi di Indonesia. (Humas UTU).

MEULABOHUTU | Kiprah gemilang dalam dunia pendidikan kembali dibuktikan oleh Wisudawan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada wisuda tahap VII Tahun Akademik 2023/2024 pada 17 Juli 2024 2023 lalu.

Dr. Wira Hadiyanto menjadi lulusan S3 Doktoral di Program Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman (PBT), Fakultas Pertanian, IPB University meraih predikat lulusan terbaik dengan pencapaian IPK sempurna, yaitu 4,00.

Wira sapaan akrabnya yang merupakan salah satu dosen di prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar ini  berhasil menyelesaikan masa studi S3 dalam kurun waktu yang sangat singkat yaitu 2 tahun 8 bulan.

Wira sebelumnya berhasil menyelesaikan S1 pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar pada tahun 2012 dan pendidikan magister di Program Studi Agroekoteknologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala, dan menyelesaikannya pada tahun 2015.

Pria kelahiran Nagan Raya, 17 Mei 1989 ini berhasil menyelesaikan disertasinya dengan menggali permasalahan “Resistensi terhadap Hama Wereng Batang Coklat dan Toleransi Kekeringan pada Galur-Galur Dihaploid Padi Sawah Berdaya Hasil Tinggi.”

Dari penelitiannya tersebut, Wira menghasilkan dua karya ilmiah yang telah dipublikasikan di jurnal internasional terindeks Scopus. Karya ilmiah pertama berjudul “Selection index and agronomic characters of doubled haploid rice lines from anther culture” dipublikasikan di jurnal Biodiversitas (Q3), sementara karya ilmiah kedua berjudul “Agronomic performance, yield stability and selection of doubled haploid rice lines in advanced yield trials” dipublikasikan di jurnal AIMS Agriculture and Food (Q2).

Pencapaian anak dari pasangan Dahlan Ali dan Salamah ini tentunya tidak lepas dari dedikasi dan kerja keras Dr. Wira dalam mengejar ilmu dan menghasilkan karya penelitian yang berkualitas. Dengan begitu, ia tidak hanya memberikan inspirasi kepada rekan dan mahasiswa, tetapi juga membuktikan bahwa keunggulan akademik dapat diraih dengan komitmen dan kerja keras yang konsisten.

Prestasi gemilang yang diraih oleh suami dari Fina Syafia Jurini ini dia dedikasikan kepada keluarga tercinta, almamaternya Universitas Teuku Umar. Wira merupakan penerima bantuan beasiswa dari Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek RI tahun 2021.

Saat dikonfirmasi Humas UTU, Wira menjelaskan bahwa menempuh pendidikan S3 merupakan sebuah proses pembelajaran jangka panjang. Proses studi yang tentunya sangat jauh berbeda dengan program S1 dan S2.

Disini konsistensi mahasiswa sangat diuji. “Kuncinya pada pengelolaan diri,” ujar Wira yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Prodi Agroteknologi UTU.

Menurutnya, hasil yang diperolehnya saat ini bukanlah suatu proses yang singkat tetapi juga akumulasi dari proses yang panjang. Sejak memasuki kuliah di level S1 Wira telah membiasakan diri mempersiapkan segala sesuatunya secara matang dengan penuh kedisiplinan serta melakukan manajemen waktu dengan baik. (Humas UTU).

Siaran Pers

Universitas Teuku Umar

No 373/SP.UTU/VII/2024

 

MEULABOHUTU | Melakukan penelitian adalah salah satu dari Tridarma yang yang harus dilakukan oleh dosen untuk menunjang profesi dan pekerjaan nya di sebuah universitas, dalam kegiatan penelitian ini direktur jenderal pendidikan tinggi kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi mengadakan hibah program Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS) tahun 2024.

Untuk mendapatkan hibah program Katalis ini seluruh civitas Akademika yang berprofesi sebagai dosen di Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama, beberapa langkah dilakukan untuk lolos dari tahap seleksi dan mendapatkan hibah pendanaan penelitian.

Universitas Teuku Umar berhasil mencatatkan namanya dalam lampiran keputusan dirjen diktiristek. Ialah Dosen Fakultas Pertanian yang juga Koordinator Program Studi Magister Ilmu Pertanian, Universitas Teuku Umar, Dr. Rahmat Pramulya, S.TP., M.M dinyatakan lolos menjadi penerima pendanaan program Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS) tahun Anggaran 2024.

Informasi tersebut berdasarkan surat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tertanggal 26 Juli 2024, nomor manual.230/E5/DT.05.00/2024 Perihal Pengumuman Penerima Pendanaan Program Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS) Tahun Anggaran 2024 yang ditanda tangani oleh Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat, M. Faiz Syuaib.

Rahmat Pramulya diketahui merupakan satu-satunya dosen dari Universitas Teuku Umar yang lulus. Saat dikonfirmasi oleh Humas UTU, Dr. Rahmat menyampaikan rasa syukur, dan berterimakasih atas support yang diberikan oleh pimpinan.

“Alhamdulillah, Barakallahu. Terima kasih atas dukungan Rektor, Ibu Ketua dan Sekretaris LPPM-PMP. Keberhasilan ini dipersembahkan untuk UTU. Semoga berkontribusi untuk Kemajuan UTU, Inspirasi dan Referensi Agro and Marine Industry,” kata Dr. Rahmat

Ia menyebutkan, risetnya yang berjudul “Pengembangan Model agroforestri kopi Arabika Gayo berbasis perhutanan sosial dan berketahanan iklim” masuk dalam konsorsium “Model Holistik Agroforestri Kopi Nusantara (Arabika dan Robusta) Berketehanan Iklim dan berbasis Komunitas (CiCoFest Coffee Models)”.

Dalam konsorsium ini, UTU bergabung dengan tiga PTN lainnya. “Alhmdulillah, kita bergabung dengan Universitas Jember, Universitas Borneo Tarakan dan Universitas Padjajaran” pungkasnya

Sementara itu, Rektor UTU, Prof Dr Ishak Hasan, M.Si menyampaikan selamat dan rasa bangganya atas pencapaian Dr Rahmat Pramulya tersebut. Prof Ishak  berharap akan terbina kolaborasi baru dan jaringan kerja sama riset yang lebih luas.

“Keberhasilan Dr Rahmat Pramulya dalam meraih pendaan Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS), kita harapkan mampu memperluas jejaring UTU, sehingga dapat terbuka peluang kerja sama akademik lainnya,” kata Prof Ishak

Gunakan kesempatan ini, di samping untuk peningkatan kompetensi riset yang bersangkutan, tentunya kami juga berharap dapat memperluas kemitraan riset maupun akademik UTU dengan perguruan tinggi lainnya” ungkap Prof Ishak.

Sebagai informasi, Program Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS) adalah penelitian dalam bentuk konsorsium yang terdiri dari 3-4 tim peneliti dari perguruan tinggi yang berbeda. Skema baru ini dihadirkan untuk mendukung kegiatan penelitian kolaborasi bagi dosen di Indonesia.

Tim penelitian yang dibentuk kemudian akan berkolaborasi dengan tim penelitian lain. Kolaborasi ini diharapkan bisa mendorong kegiatan penelitian kolaborasi, baik secara nasional maupun internasional.

Kerangka umum kolaborasi adalah terkait eksistensi karakteristik geografis, jenis tanaman kopi, pola budidaya serta pola kelembagaan kopi rakyat yang berbeda di setiap sentra produksi, sehingga kerjasama konsorsium penelitian diharapkan memperkuat pola agroforestri kopi rakyat sesuai regulasi perhutanan sosial (Permen LHK No. 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial) yang menjadi bagian dari strategi penanganan dampak perubahan iklim dan memberikan penekanan penyelesaian permasalahan spesifik lokal serta meningkatkan keunggulan spesifik lokasi model agroforestri kopi.

Konsorsoum penelitian mendukung Prioritas Riset Nasional 2020 – 2024, Fokus Riset Multidisiplin dan Lintas Sektor, dengan isu strategis nasional Perubahan Iklim; dan Perpres No 28 tahun 2023 tentang Perencanaan Terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial.

Tim peneliti Universitas Teuku Umar bertanggung jawab mengembangkan model agroforestri kopi berbasis perhutanan sosial. Universitas Jember bertanggung jawab mengembangkan model agroforestri kopi berbasis ekowisata, Universitas Borneo Tarakan bertanggung jawab mengembangkan model agroforestri kopi berbasis indikasi geografis (IG) mitigasi iklim dan Universitas Padjajaran bertanggung jawab mengembangkan model agroforestri kopi berbasis ekonomi sirkular.

Humas UTU.

MEULABOH – UTU | Penggunaan plastik sebagai kemasan dirasa kurang ramah lingkungan. Dibutuhkan waktu ratusan tahun bagi mikroba untuk mendaur ulang sampah plastik tersebut sehingga menyebabkan pencemaran. Kekhawatiran terhadap pencemaran tersebut, memunculkan penelitian untuk mencari kemasan yang bersifat ramah lingkungan, seperti halnya edible film sebagai kemasan primer untuk produk pangan.

Penelitian terkait bahan baku edible film telah banyak dilakukan tetapi sebagian besar belum menghasilkan karakteristik yang memenuhi standar untuk menjadi kemasan primer. Adapun gelatin yang digunakan sebagai bahan baku potensial bagi edible film terkadang diragukan kehalalannya, mengingat asal gelatin yang dapat bersifat non-halal.

Berdasarkan alasan tersebut maka muncul ide dari para mahasiswa Prodi THP UTU untuk membuat suatu edible film sebagai kemasan primer.

Selain itu, dalam upaya mengangkat sumber daya lokal, maka para mahasiswa berupaya membuat edible film dengan bahan baku berupa anggur laut yang dapat diperoleh dari wilayah pesisir Aceh Barat, seperti Lhok Bubon.

Ide tersebut diikutkan ke Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) RISET EKSAKTA (RE) dan berhasil memperoleh pendanaan sebesar Rp.6.870.000,00 dari Dirjen BELMAWA Kemendikbudristek dan sebesar Rp.1.500.000,00 dari Perguruan Tinggi.

TIM PKM-RE ini diketuai oleh T. Bastanur Arif, dengan anggota Aprilia Manda Sari, Sabki, Irfan Danil, Deana Ave Krisnanda. Tim dibimbing oleh Nafisah Eka Puteri, S.TP., M.Si. selaku dosen Prodi THP UTU.

Edible film yang sedang dikembangkan oleh tim berpotensi untuk menjadi kemasan primer inovatif untuk produk pangan. Selain itu, edible film yang dikembangkan bersifat halal, mudah larut dan terdegradasi, serta memperpanjang umur simpan produk melalui sifat antimikroba dan antioksidan yang dimiliki. (Humas UTU)

MEULABOHUTU | Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) terkait revisi kurikulum. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 25 sampai 26 Juni 2024, bertempat di Ruang Rapat Senat dan Aula Iskandar Muda, Gedung Kuliah Terintegrasi, Kampus UTU.

Kegiatan tersebut diikuti oleh para dosen Prodi Teknologi Hasil Pertanian dan sejumlah dosen di lingkup Fakultas Pertanian UTU. Kegiatan FGD menghadirkan narasumber yaitu Ibu Prof. Dr. Ir. Yuliani Aisyah, S.TP., M.Si., dari Departemen Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala sekaligus menjabat sebagai reviewer kurikulum di Universitas Syiah Kuala dan Ketua Asosiasi Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) cabang Provinsi Aceh. Turut hadir pada pembukaan acara, Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Rusdi Faizin, M.Si. dan Wakil Dekan 1 Fakultas Pertanian, Dr. Irvan Subandar, S.P., M.P.

Rusdi Faizin dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kurikulum sebagai perangkat pendidikan dalam menjalankan kegiatan pembelajaran, serta kurikulum juga termasuk amanah institusi yang harus senantiasa diperbaharui sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan IPTEK yang dituangkan dalam capaian pembelajaran lulusan melalui rumusan kompetensi.

“Hal ini nantinya akan dicapai oleh lulusan pada program studi yang menjadi standar kompetensi lulusan, CPL juga perlu disesuaikan untuk tiap matakuliah wajib maupun pilihan pada program studi maupun fakultas,” kata Dekan

Sementara Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Teuku Umar, Lia Anggraeni, SP., M.Sc menyebutkan bahwa kurikulum PS THP sudah memasuki tahun pemberlakuan yang ke 4 tahun, sehingga perlu untuk dilakukan peninjauan kembali kurikulum dan peremajaan baik mata kuliah, bobot sks, hingga penentuan CPL, dan CPMK yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang teknologi hasil pertanian.

“Sehingga nantinya, kurikulum yang baru bisa menjadi penentu lahirnya sarjana-sarjana teknologi pertanian yang mempunyai sikap, kemampuan kognitif, dan psikomotorik yang siap dipakai dalam dunia kerja,” kata Lia Anggraeni

Prof. Yuliani Aisyah dalam paparannya menyampaikan, secara garis besar penyusunan kurikulum meliputi, perumusan profil lulusan, capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, dan matriks capaian pembelajaran. Pengembangan kurikulum Pendidikan Tinggi sesuai dengan KKNI dan SN DIKTI pendekatan OBE sesuai dengan Permendikbudristek No. 53 tahun 2023, hal-hal yang perlu diperhatikan terkait CPL, kuantitas CPL yang tidak perlu terlalu banyak serta pembobotan CPL.

Untuk memudahkan dalam pengukuran setiap aspek, dapat dibantu dengan membuat portofolio OBE disetiap mata kuliah yang mencakup capaian pembelajaran lulusan (CPL), Capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK), matriks kesesuaian CPL-CPMK-PL, kriteria dan standar penilaian, bobot penilaian, kumpulan soal tugas, kuis dan ujian.

Narasumber juga menambahkan yang menjadi salah satu elemen penting dalam pengukuran CPL dan CPMK yaitu unit evaluasi, terkait dengan pengukuran sikap, pengukuran pengetahuan, dan pengukuran keterampilan, sehingga nantinya seluruh komponen penilaian akan termuat dalam transkip nilai setiap mata kuliah. Parameter lain yang tidak kalah penting adalah ekuivalensi mata kuliah. Ekuivalesi mata kuliah diperlukan jika terdapat perubahan pada mata kuliah, yang meliputi penghapusan mata kuliah, penambahan mata kuliah, pengurangan SKS dan penambahan SKS.

Tindak lanjut dari kegiatan FGD ini berupa perbaikan draft kurikulum, audiensi dengan stakeholder yang menjalin kerja sama dengan Prodi Teknologi Hasil Pertanian. Sehingga nantinya akan tersusun menjadi buku kurikulum yang dapat diimplementasikan dalam waktu  dekat. (Humas UTU)