MEULABOHUTU | Rektor Universitas Teuku Umar yang diwakili oleh Wakil Rektor II UTU, Prof. Dr. Nyak Amir, M.Pd  menghadiri Dies Natalis Ke-54 Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Senin (12/6/2023).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut dihadiri Pj. Gubernur Aceh diwakili Sekda Aceh, Wakapolda Aceh, unsur Forkopimda Aceh, Pj. Wali Kota Lhokseumawe, Pj. Bupati Aceh Utara, dan Pj bupati Se Aceh, dan tamu undangan lainnya. Dies Natalis itu diikuti para mahasiswa, akademisi, ulama, unsur pemerintahan, dan LSM.

Prof Nyak Amir kepada Humas UTU mengatakan kita  perlu menjaga hubungan baik diantara sesama Perguruan Tinggi  di Aceh, saling mendukung untuk memajukan pendidikan tinggi di Aceh.

Apalagi lanjutnya, UTU pada November 2023 mendatang juga akan melaksanakan Dies Natalis ke-17 perlu jua kita mempersiapkannya dengan baik, sehingga dapat memacukan semangat Percepatan UTU menjadi PTN Badan Layanan Umum (BLU).

Dalam perayaan Dies Natalis ke-54, Unimal menghadirkan Menko Polhukam RI Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH yang menyampaikan orasi ilmiah di Gedung ACC Unimal, Uteunkot, Lhokseumawe.

Prof Nyak Amir menjelaskan, dalam orasi ilmiahnya, Prof. Mahfud MD menyampaikan Indonesia sedang dilanda penyakit yang sangat berbahaya, yaitu korupsi. “Kadang kala orang mengatakan, ‘Kenapa Pak Menko Polhukam selalu bicara di Indonesia banyak korupsi, kok diam saja’. Yang saya katakan ini justru tidak diam,” ujarnya.

“Berapa jumlah koruptor kita? Ini catatan dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), bahwa 87 persen koruptor di Indonesia itu adalah lulusan perguruan tinggi. Wah, kalau begitu perguruan tinggi ‘mencetak’ koruptor? Padahal, ini 87 persen dari koruptor. Lalu, berapa jumlah koruptor di Indonesia, yaitu 1.200 orang. Jadi, banyak kejahatan jumlah koruptornya 1.200, dan 87 persen itu artinya 1.044 orang koruptor itu adalah sarjana,” ungkap Mahfud MD.

Mahfud melanjutkan, apakah perguruan tinggi gagal mencetak sarjana yang nasionalis? “Tentunya tidak. Karena jumlah lulusan perguruan tinggi sebanyak 17,6 juta lebih. Yang koruptor hanya 1.044 orang. Artinya apa, perguruan tinggi ini pada umumnya sudah berhasil mencetak kader bangsa dan membangun peradaban di Indonesia, sehingga negara ini menjadi maju. Ilmu pengetahuan dan teknologinya berkembang, sistem ketatapemerintahannya berjalan bagus, dan perekonomiannya,” ujar dia.

“Biasanya orang mengukur peradaban dari situ. Dan, Indonesia perlu di lihat dari segi ini bahwa sudah maju, karena kita memiliki perguruan tinggi. Mengapa kita memiliki perguruan tinggi, karena kita merdeka dan berdaulat untuk membangun negeri sendiri,” ucap Mahfud.

Prof Mahfud berharap agar kita semua bisa menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan tujuan konstitusi. “Apa tujuan konstitusi itu, yaitu menjaga keutuhan NKRI, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan atau menjamin perdamaian. Itu juga sisi-sisi lain dari peradaban manusia dan negara yang maju,” tutur Menko Polhukam. (Humas UTU)