MEULABOH – UTU | Pulau Simeulue di Aceh, yang terletak di Samudera Hindia, merupakan wilayah rawan bencana alam seperti gempa dan tsunami. Selain itu, pulau ini juga memiliki potensi wisata, termasuk pantai indah di Desa Suak Baru, Kecamatan Simeulue Tengah. Namun, tantangan pengelolaan sampah dan kesiapsiagaan bencana masih menjadi masalah utama, sehingga menjadikan desa ini sebagai target Program Kosabangsa yang berfokus pada mitigasi bencana dan pengelolaan sampah.
Desa Suak Baru belum memiliki fasilitas peringatan dini seperti alarm tsunami dan jalur evakuasi yang memadai. Minimnya edukasi dan infrastruktur terkait mitigasi membuat masyarakat kurang siap menghadapi risiko bencana. Di sisi lain, tingginya volume sampah yang dihasilkan wisatawan dan warga setempat masih ditangani dengan metode tradisional, seperti pembakaran dan penguburan, yang berdampak negatif pada lingkungan.
Dalam upaya memberikan solusi, tim Kosabangsa dari UTU yang dipimpin oleh Herri Darsan, ST., MT, berkolaborasi dengan UGM dan pemerintah desa. Mereka membentuk Satgas Bencana, memasang sistem peringatan dini seperti alarm tsunami, menyediakan jalur evakuasi, dan melatih masyarakat melalui simulasi kesiapsiagaan bencana.
Di sisi pengelolaan sampah, tim mendirikan kelompok pengelola sampah pantai yang dilengkapi dengan peralatan pemisahan dan pencacahan sampah. Dengan teknologi daur ulang dan komposting, tim mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomis seperti pupuk kompos dan bahan daur ulang plastik.
Program Kosabangsa ini diinisiasi oleh tim Universitas Teuku Umar (UTU) dengan kolaborasi dari UGM. Struktur tim adalah sebagai berikut, Ketua: Herri Darsan, ST., MT – Mengkoordinasikan program, berinteraksi dengan aparat desa, dan bertanggung jawab atas evaluasi kegiatan. Anggota 1: Ir. Yuliatul Muslimah, MP – Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana dan pengelolaan sampah. Anggota 2: Rudi Hermi, M.Si – Mengawasi kelompok Satgas Bencana dan Pengelola Sampah Pantai, serta instalasi sistem peringatan dini.
Tim pendamping dari UGM berperan dalam mendesain alat mitigasi dan memberikan pelatihan teknis, serta mendukung keberlanjutan program. Ketua Pendamping: Eko Agus Suyono – Memastikan alat pendeteksi tsunami berfungsi dengan baik dan mengawasi teknologi mitigasi. Anggota Pendamping 1: R. Wisnu Nurcahyo – Mensosialisasikan cara kerja alat pendeteksi tsunami kepada masyarakat. Anggota Pendamping 2: Adhy Kurniawan – Merancang dan mengembangkan sistem peringatan dini yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Program ini dilakukan melalui beberapa tahapan utama. Yaitu, (1) Sosialisasi untuk Mengedukasi masyarakat tentang mitigasi bencana dan pengelolaan sampah. (2). Pelatihan dan Penerapan Teknologi untuk Melakukan pelatihan penggunaan alat mitigasi dan teknologi pengelolaan sampah. (2) Pendampingan dan Evaluasi untuk Melakukan monitoring dan evaluasi berkala. (3)
Keberlanjutan Program untuk Menguatkan partisipasi masyarakat dan dukungan pemerintah desa untuk manfaat jangka panjang.
Kepala Desa Suak Baru Pak Pak Ahmad Sari menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap Program Kosabangsa yang dilaksanakan oleh tim dari Universitas Teuku Umar dan Universitas Gadjah Mada. Menurutnya, program ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana serta menjaga kelestarian lingkungan di kawasan wisata pantai.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan oleh tim Kosabangsa. Program mitigasi bencana dan pengelolaan sampah ini akan sangat bermanfaat bagi warga desa kami, terutama dalam mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana,” ujar Kepala Desa.
Ia juga menambahkan bahwa program ini dapat berjalan secara berkelanjutan dengan partisipasi aktif masyarakat serta dukungan dari pemerintah desa dan berbagai pihak terkait. Ia juga optimis bahwa kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti UTU dan UGM dapat membuka peluang untuk program-program lain yang bermanfaat bagi desa.
Program ini juga melibatkan mahasiswa dari jurusan Teknik Mesin dan Sumber Daya Akuatik dalam bentuk kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Keberhasilan program ini diukur dari peningkatan kesiapsiagaan masyarakat, pengurangan volume sampah, dan produk daur ulang yang bernilai ekonomis. Di sisi lain, program ini diharapkan turut berkontribusi pada pencapaian SDGs, khususnya Kota dan Komunitas Berkelanjutan (SDG 11) dan Penanganan Perubahan Iklim (SDG 13).
Ucapan terima kasih kepada Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPM-PMP) universitas Teuku Umar dan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DKPM) Universitas Gadjah Mada. (Humas UTU).