MEULABOHUTU | Masalah stunting masih terus diperbincangkan hingga saat ini. Berbagai upaya dilakukan semua pihak untuk memberantas stunting di Indonesia. Pemerintah merancang program-program untuk memberantas permasalahan stunting.

Mendukung program tersebut, dosen Universitas Teuku Umar yang diketuai oleh Rinawati M.Sc dari prodi Gizi dan Tim melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masarakat (PkM) di Desa Pasi Jeumpa Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat pada hari sabtu tanggal 21 september 2024.

Kegiatan PkM tersebut berfokus pada edukasi pencegahan stunting dan pelatihan pengukuran antropometri. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Pasie Jeumpa, ketua PKK, kader posyandu, dan ibu yang memiliki balita.

Ketua pengabdi turut mengundang dosen ahli gizi UTU, yaitu Sri Wahyuni Muhsin S.Si., MPH untuk penyampaian edukasi dan pelatihan pengukuran antropometri lebih mendalam dan tepat sasaran. Saat edukasi, pemateri menyampaikan bahwa bahwa stunting bukan hanya sekadar masalah tinggi badan yang pendek, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif dan fisik anak, termasuk kemampuan belajar dan fokus.

Beliau menekankan bahwa salah satu penyebab tingginya kasus stunting di Aceh adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai faktor-faktor non-genetik yang menyebabkan stunting, seperti asupan gizi yang buruk, sanitasi yang tidak memadai, serta kurangnya perhatian terhadap gizi ibu selama masa kehamilan.

Sri Wahyuni juga menggaris bawahi pentingnya memantau pertumbuhan balita dengan metode pengukuran antropometri yang benar. Melalui pelatihan ini, para kader posyandu dilatih untuk menggunakan alat pengukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala secara tepat, agar bisa mendeteksi secara dini jika ada anak yang mengalami stunting.

“Dengan pemahaman yang benar tentang stunting dan pelatihan antropometri yang tepat, kami berharap kader posyandu dapat menjadi garda terdepan dalam pemantauan pertumbuhan anak di tingkat desa,” ungkapnya.

Rinawati menyampaikan pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. “Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dapat lebih memahami cara mencegah stunting serta pentingnya pengukuran antropometri sebagai alat deteksi dini masalah gizi pada anak balita,” ujarnya.

Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Desa Pasie Jeumpa, yang berharap edukasi stunting seperti ini dapat terus dilakukan, mengingat tingginya angka stunting di Aceh. Para kader posyandu dan ibu-ibu balita yang hadir juga menyambut baik pelatihan ini dan berharap dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam kegiatan posyandu rutin.

Prodi Gizi UTU terus berkomitmen untuk berperan aktif yang mendukung perbaikan gizi dan kesehatan di Aceh, khususnya dalam upaya penurunan angka stunting yang masih menjadi tantangan besar di wilayah tersebut.

Pengabdian ini disponsori oleh Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024, dengan anggota tim Rinawati, M.Sc, Zulfadhli,S.Pi., M.Sc dan Afwa Hayuningtyas, S.Pi., M.Sc. (Humas UTU).