MEULABOHUTU | Universitas Teuku Umar terus memantapkan diri untuk menjadi Universitas Unggul, khususnya dalam bidang Agro and Marine Industry. Untuk itu pada Rabu (7/2/2024), Universitas Teuku Umar menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan dua guru besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh sebagai narasumber, yaitu Prof Dr Jasman J Ma’ruf, SE., MBA dan Prof. Dr. Ir. Ahmad Humam Hamid, M.A.

Kegiatan bertema ‘UTU dan Indonesia Emas: Mata Air Ilmu Pengetahuan dan Kearifan Pantai Barat Aceh” itu, diselenggarakan di Auditorium Teuku Umar, Gedung Kuliah Terintegrasi, Kampus UTU, Alue Penyareng, Aceh Barat.

Sebagaimana diketahui Prof Jasman J Ma’ruf merupakan Rektor senior Universitas Teuku Umar yang memimpin UTU selama dua periode yaitu 2014-2018 dan 2018-2022. Beliau juga yang mempopulerkan UTU dengan visi sebagai kampus sumber Inspirasi dan referensi (source of inspirations) dalam bidang Agro and Marine Industri. Sementara Prof Ahmad Humam Hamid memiliki keahlian dibidang sosiologi pedesaan dan komunikasi khususnya di bidang pembangunan pertanian, dan memiliki pengalaman panjang dalam pemberdayaan masyarakat.

Rektor Universitas Teuku Umar Prof Dr. Ishak Hasan, M.Si dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada kedua Profesor senior USK atas kesediaan memenuhi undangannya dan berbagi pengetahuan dengan civitas akademika UTU.

“Semoga pencerahan dan transfer knowledge dari kedua Guru Besar ini nantinya dapat meningkatkan semangat kita dalam usaha pengembangan Universitas Teuku Umar menjadi sumber inspirasi dan referensi dalam bidang Agro and marine Industri,” kata Prof Ishak Hasan

Kegiatan kuliah umum seperti ini rutin kita laksanakan, dengan isu-isu yang teruptudate, sebagai upaya mempercepat dan menyukseskan berbagai program yang kita jalankan, serta menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi mahasiswa.

Rektor berharap, kepada mahasiswa dan dosen agar dapat mempersiapkan diri untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengingat pentingnya pendidikan yang bermutu serta sebagai bagian dari mengisi Indonesia Emas di tahun 2045.

Dalam paparannya, Prof Jasman J Ma’ruf membahas tentang UTU dan visinya dalam membangun kekayaan bangsa, menyebutkan bahwa Visi 2045 Indonesia Emas yaitu NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Prof Jasman menyebutkan ada 4 pilar menuju visi Indonesia emas yaitu pembangunan SDM dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; pembangunan ekonomi berkelanjutan; pemerataan pembangunan; dan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.

Maka dari itu, Universitas Teuku Umar sebagai sebuah perguruan Tinggi Negeri yang sedang tumbuh dan berkembang di kawasan Barsela Aceh ini diharapkan mampu memenuhi ekspektasi masyarakat akan hadirnya PTN yang mampu memerankan dirinya sebagai agent of knowledge and technology transfer dan akhirnya sebagai agent of economic development.

Ditinjau dari historis dan sosiologis, lanjut Prof Jasman, peran UTU sangatlah strategis dalam upaya memanfaatkan resource based dan market based di kawasan Barsela Aceh yang belum tergarap dengan maksimal.

Prof Jasman mendorong civitas akademika UTU untuk mempertahankan core product UTU pada Agro and marine Industry dengan meningkatkan fokus riset pada pangan-pertanian, energi baru & terbarukan, kesehatan-farmasi, insfrastruktur dan transportasi, teknologi informasi & komunikasi, material maju, kemaritiman, dan sosial humaniora- seni budaya pendidikan.

Lanjutnya, menurut skenario pertumbuhan ekonomi tinggi, dalam periode 2016-2045, ekonomi indonesia tumbuh rata-rata 6,4%/tahun. Indonesia akan menjadi negara pendapatan tinggi (keluar dari middle income trap) pada tahun 2034 dan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2045.

Sementara itu narasumber kedua Prof Ahmad Humam Hamid dalam paparannya menilai UTU saat ini berjalan di atas track yang benar menuju visi 2045 Indonesia Emas.

Sebagai PTN yang baru, namun UTU telah mampu memberikan warna tersendiri dengan beragam prestasi yang gemilang, termasuk komitmen UTU dalam menjaga lingkungan dan blue energi, ini dikuatkan dengan prestasi UTU di ajang UI Greenmetrik berada di posisi 21 Nasional.

“Mungkin pihak lain baru berencana atau tahap konseptual, namun Universitas Teuku Umar telah jauh melangkah, komitmen tersebut perlu dipertahankan di tingkatkan,” kata Sosiolog yang terkenal berani tersebut.

Dengan melihat potensi barat selatan terutama potensi kelapa sawit yang besar, Prof Ahmad Humam Hamid mendorong UTU untuk ambil bagian, mungkin dengan membuka S1 Sawit. Why not, katanya. Termasuk kajian wilayah, menurutnya menarik jika UTU menggagas topik tersebut dengan isu utama indo pacifik.

Di awal paparan Prof Humam Hamid lebih banyak mengulas tentang perjalanan perabadan dimana Cina dan India mereka lebih dulu memiliki peradaban yang maju, terutama dalam bidang pendidikan tinggi, baru kemudian disusul eropa.

Prof Humam banyak menampilkan data-data yang menunjukkan prediksi kemajuan masa depan baik dalam bidang pendidikan, ekonomi dan hal lainnya. Data tersebut sebagai pemangkit semangat bagi civitas akademika UTU dalam usaha mendidik, mencerdaskan anak bangsa dan mempersiapkan generasi untuk Indonesia Emas.

Baik Prof Humam Hamid maupun Prof Jasman, keduanya bersepakat bahwa tidak ada jalan lain bagi Aceh untuk bangkit, terutama Aceh bagian Barat Selatan selain melalui kemajuan Pendidikan. Maka posisi Universitas Teuku Umar sangat sentral dan tepat untuk mewujudkan hal itu. “Yang paling penting usaha kita bersama untuk mendukung UTU sebagai pusat peradaban baru di Aceh dalam usaha memajukan bangsa,” kata Prof Humam. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).