MEULABOHUTU | Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perikanan, Universitas Teuku Umar melakukan pendampingan UMKM Jamboe Aso Talam Ratu Kulpi di Gampong Langung, Meurebo, Aceh Barat.

Tim mahasiswa melakukan percobaan untuk memproduksi kue khas aceh “Kue Bhoi” dengan inovasi terbaru yaitu dengan menambahkan varian rasa pada pembuatan kue Bhoi.

Fahmi Azi Sitorus selaku ketua tim PPK Ormawa HMJ Perikanan  menyampaikan bahwa pendampingan ini hadir melihat potensi kue bhoi yang banyak diminati masyarakat Langung dan sekitarnya karena rasanya yang gurih serta renyah.

Perlu adanya pengembangan produk kue bhoi agar tetap banyak peminatnya mengingat saat ini sudah muncul beragam produk lain yang lebih menarik dengan berbagai isian mulai dari abon, selai, dan rasa-rasa yang unik.

Adapun inovasi yang dikembangkan antara lain menambah varian rasa kue bhoi menjadi dua jenis yaitu kue bhoi rasa Mattca dan rasa Cokelat. “Tujuan diadakannya percobaan ini untuk melihat target pasar, meninjau keberhasilan produk dengan menjalankan inovasi terbaru” jelasnya.

Proses pendampingan UMKM Jamboe Aso Talam Ratu Kulpi mendapatkan respons yang baik dari Kak Aiska Fricillia (Kak Ais). Ia menyampaikan bahwa memang sempat ada pesanan kue bhoi dengan ditambah varian rasa, namun belum bisa dipenuhi karena keterbatasan ide untuk mengembangkannya. Harapannya, inovasi produk kue bhoi bisa menambah daya tarik konsumen untuk menikmati kue jadul khas Aceh ini.

Ide inovasi ini membantu saya dalam pengembangan produk kue bhoi. “Saya sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini karena dengan hal ini bisa mewujudkan cita cita kami untuk mengambangkan dan berinovasi untuk kemajuan produk hasil olahannya “Bungong Jaroe”,” jelasnya.

Kue bhoi yang diproduksi oleh Kak Ais tidak menggunakan pengembang, pengawet dan pelembut. Sehingga selama proses pembuatan kue ini dibutuhkan tenaga yang lebih ekstra demi menciptakan produk yang sempurna tanpa menggunakan bahan bahan instan.

Muhammad Agam Thahir, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing pada program ini menyebutkan pengembangan kue bhoi sendiri sebenarnya bertujuan untuk memberikan inovasi produk. Inovasi yang dilakukan berkaitan pada warna, rasa, dan tekstur kue.

Tim PPK Ormawa Himapikan tetap mempertahankan bentuk asli kue bhoi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya efek penolakan dari para UMKM pembuat kue mengingat kue bhoi  menjadi warisan budaya tak benda di Aceh. Fokusnya adalah mengembangkan suatu prototipe kue bhoi baru dengan varian rasa dan tekstur yang berbeda dari kue bhoi lama.

“Melalui model ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara empiris pada penjual makanan tradisional sebagai dasar dalam mengembangkan produk makanannya agar lebih berani untuk inovatif dan kreatif. Di sisi lain, kami ingin memberikan pemahaman secara empiris tentang respon konsumen terhadap makanan tersebut yang diekspresikan dalam bentuk sikap positif dan niat pembelian,” pungkas M. Agam Thahir. (Aduwina Pakeh / Humas UTU).