MEULABOH – UTU | Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik dan Prodi Sumberdaya Akuatik FPIK, Universitas Teuku Umar menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema “sosialisasi Rancangan Tindakan Preventif Terhadap Perubahan Garis Pantai Dengan Digitalisasi Pemantauan Konservasi Nipah Serta Pemanfaat Nilai Ekonomisnya,” Kamis, 12 Oktober 2023.
Hadir sebagai narasumber dari BRIN yaitu Direktur Kebijakan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumber Daya Alam, dan Ketenaganukliran, Muhammad Abdul Kholiq, Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi R. Hendrian serta dari Kepala Pusat Riset Penginderaan Jauh Rahmat Arief. Juga hadir Kepala Bid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Bappeda Aceh Barat, Ferdi Handayana, Yayasan Gajah Sumatra, Nur Rohim, Indosat Ooredoo Pak Mahfud, DLHK dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Barat.
Kegiatan FGD tersebut dalam rangka mengatasi masalah abrasi air laut akibat hantaman gelombang di wilayah pesisir pantai dengan memanfaatkan metode digitalisasi.
Dekan FT UTU Dr. Ir. Irwansyah. S.T., M.Eng., IPM yang diwakili Wakil Dekan 1 Ir. Inseun Yuri Salena, B.Sc., M.Sc dalam kesempatannya menyampaikan kegiatan FGD ini sangat penting dilakukan, ia turut menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh stakeholder yang berhadir baik secara langsung maupun via zoom meetings.
Friyuanita Lubis, salah satu Dosen FPIK UTU menyebutkan jenis nipah termasuk golongan mangrove minor yang biasanya terdapat pada daerah sungai dan dianggap tidak terlalu berdampak langsung untuk bagian laut. Jenis mangrove mayor yang biasanya terdapat di laut
Dari catatat tim dosen FT UTU, menyebutkan saat ini belum ada penelitian khusus terkait perubahan garis pantai Aceh Barat , namun sejauh ini perubahan garis pantai dapat dilihat dengan citra satelit.
Kepala Pusat Riset Penginderaan Jauh BRIN Rahmat Arief menjelaskan bagaimana metode CNN dengan menggunakan data set yang benar sehingga menghasilkan garis pantai yang tepat.
“Diharapkan adanya feedback dari masyarakat jika terjadi abrasi dan lain-lain di area pemantauan nipah untuk menjadi validasi terhadap perubahan garis pantai” kabid Bappeda
Sementara dari dinas UMKM menyebutkan Nipah menjadi daya tarik wisata, namun belum dikelola dengan baik. “Dinas UMKM bisa membantu dari segi promosi dan pemasaran hasil dari pengelolaan produk nipah,” jelasnya
Nur Rohim dari Yayasan Gajah Sumatra diharapkan aplikasi dapat merecord perubahan garis pantai. Dan terakhir
BRIN PRPJ Emiyati menggunakan data drown dan mengkombinasi dengan data set yang didapat dari aplikasi untuk medapatkan hasil yang lebih maksimal. (Aduwina Pakeh)