MEULABOH – UTU | Sekretariat Pusat Penelitian Pembangunan Rendah Karbon Universitas Teuku Umar (UTU) baru saja menggelar rapat koordinasi pada Rabu, 26 Juli 2023 di Kampus UTU, Alue Penyareng, Aceh Barat.
Tujuan utama dari rapat ini adalah untuk mempersiapkan sejumlah kegiatan strategis guna meningkatkan kesadaran dan mendorong kerjasama dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Dipimpin oleh Dr. Rahmat Pramulya, STP., M.M., selaku Ketua Pusat Penelitian Pembangunan Rendah Karbon, rapat ini dihadiri oleh Anggota Sekretariat Penelitian Pembangunan Rendah Karbon serta beberapa dosen dari berbagai fakultas di UTU.
Dalam rapat koordinasi ini, para peserta berpartisipasi aktif dengan berdiskusi dan berbagi pandangan, pengetahuan, dan pengalaman terkait isu pembangunan rendah karbon yang relevan baik secara lokal maupun global. Suasana rapat dipenuhi semangat dan kerjasama, di mana ide-ide inovatif diusulkan untuk merancang dan melaksanakan program-program unggulan guna mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong adopsi teknologi hijau di berbagai sektor.
Dr. Rahmat Pramulya dalam sambutannya menekankan peran kunci yang dapat dimainkan oleh UTU dalam memajukan penelitian, kesadaran, dan solusi berkelanjutan untuk pembangunan rendah karbon. Ketua Pusat Penelitian ini juga menyoroti pentingnya upaya kolaboratif dengan berbagai instansi untuk bersama-sama melawan isu mendesak perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih hijau bagi generasi mendatang.
Kerjasama yang sedang dilaksanakan bersama Pemda Aceh Jaya terkait (1) Ekonomi Hijau pada Kawasan Lamno, Rigaih dan Teunom, dan (2) Inisiasi Penyiapan Carbon Project Multi Pihak bersama Start Up Jerman dan NGO Plan B yang berbasis pada perhutanan sosial dan penguatan petani sawit dalam perubahan iklim.
“Inisiasi ini akan jadi model untuk pengembangan kabupaten lainnnya di Barat Selatan Aceh. Tindak lanjut kerjasama dengan Pusat Penelitian Pembangunan Rendah Karbon (P3RK) dan Pusat Riset Kehutanan (PRK) Universitas Syiah Kuala, diusulkan melibatkan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB untuk konsorsium kerjasama riset, pengabdian masyarakat dan pelatihan,” jelasnya.
Peresmian konsorsium dibarengi dengan Seminar Nasional Pembangunan Rendah Karbon pada September 2023.
Salah satu poin penting dalam rapat tersebut adalah pembahasan seminar nasional mendatang dengan tema “Strategi dan Aksi Menuju Pembangunan Rendah Karbon.” Seminar ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan September 2023 dan diharapkan akan menjadi platform inspiratif bagi para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan merumuskan langkah konkret dalam mencapai target keberlanjutan.
Selain itu, juga dilaporkan bahwa beberapa institusi swasta dan pemerintah telah menunjukkan minat untuk menjalin kerjasama dengan UTU dalam mendukung penelitian dan pelaksanaan proyek-proyek berkelanjutan.
Dr. Rahmat Pramulya menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif dan kontribusi semua peserta dalam merumuskan langkah-langkah strategis untuk mencapai pembangunan rendah karbon yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
“Mari kita wujudkan komitmen UTU untuk menjadi pelopor dalam upaya melawan perubahan iklim dan mempercepat pembangunan berkelanjutan untuk Aceh Barat dan Indonesia secara keseluruhan.,” ajak Dr. Rahmat. (Humas UTU).