Meulaboh – UTU | Kolaborasi akademik lintas negara terwujud nyata dengan pengiriman 49 mahasiswa dalam Program International Service Learning (ISL). Universitas Teuku Umar (UTU), Universitas Syiah Kuala (USK), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), dan Universitas Tadulako (UNTAD) bersatu dalam inisiatif pengabdian internasional berbasis pendidikan tinggi ini. Program ISL bertujuan memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam masyarakat lokal maupun regional. Pelepasan mahasiswa berlangsung hangat dan penuh semangat kolaborasi antarbangsa di ruang VVIP Gedung AAC Dayan Dawood USK Banda Aceh pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Mendorong Kontribusi Nyata Mahasiswa di Tingkat Global
Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua LPPM USK, Prof. Dr. Mudatsir, M.Kes., yang mengapresiasi inisiatif kolaboratif lintas universitas ini. Beliau menekankan pentingnya memperluas jaringan akademik dan memperkuat kontribusi nyata mahasiswa di tengah masyarakat global.
Prof. Madya Dr. Mahyuddin bin Arsat dari UTM menyampaikan kebanggaannya atas keterlibatan mahasiswa Malaysia dalam program pengabdian masyarakat di Aceh. Menurut Dr. Mahyuddin, program ini tak hanya memperkuat relasi akademik antara UTM dan universitas mitra di Indonesia, tetapi juga memperkaya pengalaman sosial dan budaya mahasiswa.
Mewakili Rektor UTU, Dekan Fakultas Teknik UTU Dr. Ir. Irwansyah, S.T., M.Eng, menyoroti peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan. “Mahasiswa adalah garda terdepan dalam membawa ilmu dan perubahan positif ke tengah masyarakat. Kami berharap, sinergi ini akan terus berlanjut ke depan, membuka lebih banyak ruang kerja sama lintas institusi demi kemaslahatan bersama,” ujarnya.
Ir. Rizana Fauzi dari UNTAD juga mengapresiasi semangat lintas negara dan lintas budaya yang ditunjukkan mahasiswa, menekankan pentingnya membangun karakter kepemimpinan melalui keterlibatan langsung di lapangan.
Puncak acara ditandai dengan sambutan sekaligus pelepasan resmi dari Wakil Rektor I USK, Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si., IPU yang mewakili Rektor USK. Beliau menekankan bahwa program ISL bukan hanya tentang pengabdian, tetapi juga pembelajaran lintas budaya, kepemimpinan, dan kolaborasi. Secara simbolis, Prof. Agussabti melakukan pemakaian topi kepada perwakilan mahasiswa dari masing-masing universitas, menandai pelepasan resmi ke lokasi pengabdian.
Acara ditutup dengan penyerahan plakat dan cinderamata kepada masing-masing perwakilan universitas serta foto bersama seluruh delegasi. Dari total 49 mahasiswa yang terlibat, 36 berasal dari UTM, 6 dari USK, 5 dari UTU, dan 2 dari UNTAD. Program ini diharapkan menjadi langkah awal yang inspiratif dalam memperkuat integrasi dan kerja sama regional di bidang pengabdian masyarakat. [HUMAS]
Teks: Cut Silvia S. | Editor: yuhdi F. | Foto: Istimewa.