MEULABOH – UTU Desa Drien Rampak, yang terletak di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, menghadapi permasalahan serius dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Sebagai bagian dari upaya untuk membantu desa ini dalam menangani masalah tersebut, Universitas Teuku Umar melalui Pusat Studi Politik Agro-Maritim mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada Sabtu, 5 Oktober 2024.
Kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan. Pengabdian kepada masyarakat ini dihadiri oleh seluruh pengurus Pusat Studi Politik Agro-Maritim yaitu Dr. Ikhsan M.I.P., sebagai ketua, dan anggota terdiri dari Dr. Vellayati Hajad, M.A., Dr. Akmal Saputra, M.A, Yeni Sri Lestari, M.Soc. Sc, Ikhwan Rahmatika Latif, M.I.P, dan Fadli Afriandi, M.A. serta melibatkan mahasiswa yaitu Resti Aulia dan Karina Cibro.
Permasalahan pengelolaan sampah di Desa Drien Rampak telah menjadi perhatian serius. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya konsumsi, volume sampah rumah tangga terus bertambah, namun kesadaran dan sarana pengelolaan sampah di desa ini masih terbatas. Akibatnya, sampah sering menumpuk dan mencemari lingkungan sekitar, yang berdampak buruk bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat setempat.
Dalam acara ini, hadir Ketua Pusat Studi Politik Agro-Maritim Universitas Teuku Umar, Dr. Ikhsan M.I.P., yang menyampaikan sambutannya dengan menggarisbawahi bahwa isu pengelolaan sampah adalah permasalahan yang melibatkan berbagai aspek, termasuk aspek politik. “Permasalahan sampah ini adalah masalah bersama yang perlu kita tangani secara kolektif. Sampah bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga soal politik, yang membutuhkan political will dari semua pihak,” ucapnya. Dengan kata lain, diperlukan dukungan dari pemerintah, komunitas, dan masyarakat umum untuk memastikan penanganan sampah yang efektif.
Selain Dr. Ikhsan, sambutan lainnya disampaikan oleh Dr. Akmal Saputra, M.A., yang mewakili pihak Pusat Studi Politik Agro-Maritim Universitas Teuku Umar. Ia mengapresiasi kemitraan yang terjalin dengan Desa Drien Rampak, yang memiliki potensi besar untuk menjadi contoh dalam pengelolaan sampah di tingkat desa. Dr. Akmal menyampaikan bahwa kesuksesan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat setempat. “Kami berharap, melalui program ini, Desa Drien Rampak dapat menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah mandiri yang berkelanjutan,” tuturnya.
Sambutan hangat juga diberikan oleh Kepala Desa Drien Rampak, yang menyatakan rasa terima kasihnya atas perhatian dari Universitas Teuku Umar terhadap masalah yang dihadapi oleh desanya. Ia juga berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi titik awal bagi perubahan dalam cara masyarakat melihat dan mengelola sampah. “Desa kami sangat membutuhkan solusi yang nyata dalam mengatasi masalah sampah. Kami berterima kasih atas kehadiran Universitas Teuku Umar dan berharap kolaborasi ini dapat terus berjalan,” ungkapnya.
Kegiatan ini mengundang pemateri dari Gerakan Peduli Lingkungan, Fajar Oza Pratama, yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan sampah organik. Fajar menyampaikan pelatihan mengenai teknik pengelolaan sampah organik dengan metode home decomposer. Teknik ini menggunakan bahan-bahan alami yang mudah didapat untuk memproses sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman. Dalam pelatihannya, Fajar menjelaskan langkah-langkah dasar pengomposan, termasuk pemilahan sampah, pencampuran bahan organik, hingga perawatan kompos.
“Metode home decomposer adalah salah satu cara sederhana namun efektif untuk mengurangi sampah organik. Selain itu, kompos yang dihasilkan bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman di pekarangan rumah,” jelas Fajar. Peserta pelatihan, yang sebagian besar terdiri dari pemuda Desa Drien Rampak, tampak antusias mendengarkan dan mengikuti praktik langsung yang disampaikan oleh Fajar.
Salah satu target utama dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberdayakan kelompok pemuda di Desa Drien Rampak agar mereka mampu menjalankan program pengelolaan sampah secara mandiri. Dalam jangka panjang, diharapkan mereka dapat memanfaatkan keterampilan yang diperoleh untuk membangun branding Desa Drien Rampak sebagai Desa Mandiri Sampah. Dengan demikian, desa ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Aceh Barat dalam hal pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kegiatan pengabdian ini dirancang sebagai rangkaian program yang komprehensif. Selain pelatihan, terdapat program edukasi yang mencakup pengenalan teknik pemilahan sampah, pengomposan, dan daur ulang. Kegiatan edukasi ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya, sehingga mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir (TPA). Program edukasi ini akan dilanjutkan dengan kampanye branding Desa Mandiri Sampah yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Tidak hanya memberikan pelatihan dan edukasi, program ini juga bertujuan membentuk komunitas mandiri sampah di tingkat desa. Komunitas ini akan menjadi penggerak utama dalam implementasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Pembentukan komunitas mandiri sampah diharapkan dapat memastikan efektivitas operasional program ini di tingkat lokal. Komunitas ini akan mendapatkan pendampingan langsung dari tim Pusat Studi Universitas Teuku Umar, serta bantuan dalam menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan, baik dari sektor pemerintah maupun swasta.
Program pengabdian ini menjadi lebih menarik karena melibatkan kampanye branding yang memperkenalkan Desa Drien Rampak sebagai Desa Mandiri Sampah. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat identitas desa sebagai daerah yang mandiri dalam pengelolaan sampahnya. Harapannya, dengan adanya branding ini, Desa Drien Rampak dapat menarik perhatian masyarakat luas, serta mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan di desa tersebut.
Dalam sesi diskusi, beberapa warga desa menyampaikan pandangan mereka tentang pentingnya mengubah kebiasaan masyarakat dalam menangani sampah. Salah satu peserta, Arif (27), menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan pemahaman baru mengenai sampah. “Selama ini, kami hanya tahu sampah itu dibuang begitu saja. Namun, melalui pelatihan ini, kami belajar bahwa sampah bisa dikelola dan dimanfaatkan. Ini benar-benar membuka wawasan kami,” ujar Arif.
Selain itu, inisiatif ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru di desa melalui pengembangan industri kecil berbasis pengolahan sampah. Misalnya, beberapa produk daur ulang seperti kompos organik, kerajinan tangan dari bahan bekas, atau produk-produk ramah lingkungan lainnya dapat dipasarkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam sambutannya, Dr. Ikhsan menambahkan, “Kegiatan seperti ini tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Kami berharap Desa Drien Rampak dapat terus melanjutkan inisiatif ini dan menjadi teladan bagi desa-desa lain di sekitar Aceh Barat.”
Program pengabdian ini akan terus berlanjut melalui pendampingan dan evaluasi secara berkala dari Pusat Studi Politik Agro-Maritim Universitas Teuku Umar. Dengan adanya pendampingan ini, diharapkan Desa Drien Rampak dapat menerapkan metode pengelolaan sampah yang efektif secara berkelanjutan. Pendampingan ini juga diharapkan dapat memperkuat komitmen masyarakat desa dalam menjalankan program pengelolaan sampah, sehingga dapat tercipta desa yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan.
Kesuksesan program ini tentu membutuhkan komitmen dari seluruh pihak yang terlibat. Dengan semangat kebersamaan dan dukungan yang kuat, Desa Drien Rampak diharapkan mampu mewujudkan visinya sebagai Desa Mandiri Sampah yang menjadi contoh dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas di Aceh Barat.