MEULABOH – UTU |Dalam rangka meningkatkan kompetensi praktis mahasiswa dalam bidang budidaya perikanan air tawar, Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK UTU) telah mengirimkan mahasiswanya pada kegiatan magang profesional di Pusat Pengembangan Ikan Tor (Mahseer) milik Kementerian Kelautan Perikanan tepatnya di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor. Kegiatan magang ini berlangsung dari tanggal 1 Oktober – 15 Desember 2024.
Ikan Tor, atau Mahseer, atau di Aceh dikenal dengan nama Kerling merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang tersebar di wilayah Asia Selatan dan Tenggara. Di Indonesia, ikan ini dikenal sebagai ikan Dewa yang memiliki nilai penting dari sisi budaya dan ekologi. Sebagai salah satu spesies yang populasinya mulai menurun karena degradasi habitat, eksploitasi berlebihan, dan perubahan iklim, penelitian lebih mendalam mengenai ikan Tor sangat diperlukan. Program magang ini berfokus pada peningkatan pengetahuan ilmiah tentang aspek budidaya ikan Tor.
Pusat Pengembangan Ikan Tor Cijeruk, sebagai leading pengembangan plasma nutfah spesies lokal Indonesia telah berhasil secara teknis mengembangkan ikan Tor jenis Tor soro dan Tor tambroides secara ex-situ. Aceh sebagai salah satu daerah yang juga memiliki plasma nutfah lokal ikan Tor, sejauh ini belum serius mengembangkan spesies ini hingga menjadi komoditi budidaya. Oleh karena itu, mahasiswa Prodi Akuakultur perlu mendapatkan pengalaman praktis dan relevansinya.
Pada kesempatan magang ini telah terpilih dua orang mahasiswa yang berasal dari Prodi Akuakultur UTU, yang telah melalui proses filter/kelayakan internal. Program magang ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam teknis manajemen budidaya ikan Tor, mulai dari indukan hingga menjadi benih.
Dalam program ini, mahasiswa dibimbing langsung oleh para teknisi profesional yang telah berpengalaman budidaya ikan Tor. Mereka juga diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari di perkuliahan ke dalam praktik nyata, serta mengembangkan keterampilan analitis dalam memecahkan masalah yang mungkin timbul selama proses budidaya (ujar DPL: Afrizal Hendri).
Sementara itu, Fazril Saputra (Sekretaris Jurusan Prodi Akuakultur) yang juga ikut mengantarkan mahasiswa ke lokasi magang, menyampaikan bahwa melalui kegiatan magang ini, diharapkan mahasiswa dapat berkontribusi dalam memperkaya data ilmiah mengenai ikan Tor serta menciptakan solusi berbasis riset untuk pelestarian spesies ini. Pengetahuan dan teknis yang mereka peroleh tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan akademik, tetapi juga berpotensi untuk diterapkan dalam kegiatan konservasi di daerah dan Indonesia.
Salah satu mahasiswa/peserta magang (Arya Gading), menyampaikan, Ini adalah kesempatan luar biasa untuk belajar langsung di lapangan. Kami bisa melihat langsung tantangan yang dihadapi dalam pelestarian ikan Tor, dan kami sangat bersemangat untuk memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan spesies ini.”
Sebagai penutup, tim Pengelola Program Magang MBKM mengaturkan terimakasih kepada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor, yang telah memfasilitasi secara baik kegiatan magang untuk mahasiswa, dan ini mencerminkan komitmen Balai Perikanan Cijeruk dalam mendukung pendidikan tinggi dan konservasi spesies lokal, khususnya dalam melestarikan spesies ikan endemik yang terancam punah. Diharapkan, magang ini dapat menghasilkan langkah-langkah strategis dalam upaya pelestarian ikan Tor di masa depan.
Kegiatan magang ini merupakan implementasi Liga dalam Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM 2024) Kemendikbud, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, relevansi, dan meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). (Humas UTU).