MEULABOHUTU | Tim Pengabdian Berbasis Kemitraan Masyarakat dari Universitas Teuku Umar melakukan kegiatan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Cempaka Desa Langung, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.

Mereka memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga yang tergabung dalam KWT Cempaka agar mampu mengolah potensi sorgum yang melimpah menjadi produk olahan berupa cookies dan eggrolls yang bernutrisi sekaligus memiliki nilai ekonomis.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan usaha mikro Kelompok Wanita Tani Cempaka melalui pemanfaatan sorgum sebagai bahan baku produk olahan pangan fungsional.

“Sorgum sebagai salah satu bahan pangan fungsional memiliki manfaat untuk mencegah penyakit yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh, endokrin, saraf, sistem pencernaan, sistem sirkulasi, dan lain-lain. Bahan pangan ini memiliki peluang sangat baik untuk dikembangkan,” ujar Dewi Andriani, S.P., M.Si. selaku Ketua tim pengabdian

Ia menuturkan, Desa Langung memiliki potensi tanaman sorgum, namun jumlah tanaman  yang dibudidayakan masih terbilang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hal ini, menurutnya, dikarenakan kebanyakan masyarakat desa tersebut tidak mengetahui cara memanfaatkan hasil panen sorgum.

Melihat potensi produk yang dapat dihasilkan, disertai dengan antusiasme kelompok wanita di desa tersebut untuk bisa mengolah sorgum menjadi produk yang bermanfaat, para Dosen UTU pun berinisiatif untuk mengadakan kegiatan pelatihan. Produk olahan yang dipilih berupa cookies dan eggroll, karena makanan ringan dinilai memiliki cukup banyak peminat dari berbagai kalangan usia.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Penasehat KWT Cempaka Ibu Ros Meri dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Meulaboh, yang memberikan dukungan moral dan teknis pada acara sosialisasi dan pelatihan ini.

Kehadiran Ketua PKK Desa Langung juga menambah semangat dan komitmen untuk bersama-sama memajukan ekonomi desa.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi mengenai budidaya tanaman sorgum, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam bercocok tanam.

Dewi Andriani menjelaskan sosialisasi dan pelatihan tersebut juga dilakukan untuk menjelaskan manfaat sorgum bagi gizi masyarakat, terutama dalam meningkatkan asupan nutrisi yang sehat dan bergizi.

Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru kepada anggota kelompok wanita tani, tetapi juga membuka peluang untuk diversifikasi produk dan peningkatan pendapatan.

Tak kalah penting, sosialisasi tentang packaging dan branding produk juga dilakukan. Tim yang beranggotakan Nafisah Eka Putri, S.TP., M.Si dan Suci Eka Putri, S.Gz., M.Gz turut mengedukasi para peserta mengenai pentingnya kemasan yang menarik dan strategi branding untuk meningkatkan daya tarik produk di pasaran. Dengan packaging yang baik, diharapkan produk olahan sorgum dapat lebih diterima oleh konsumen.

Kegiatan ini mendapat antusiasme yang tinggi dari masyarakat, terutama anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka. Diharapkan, melalui program ini, masyarakat Desa Langung tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mampu menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan.

Dengan berfokus pada pemberdayaan melalui teknologi dan inovasi produk olahan pangan, diharapkan Desa Langung dapat menjadi contoh keberhasilan dalam pengembangan ekonomi berbasis pertanian yang berkelanjutan. (Humas UTU).