MEULABOH, UTU – Mahasiswa Semester II Progam Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Teuku Umar (UTU) yang melakukan pendalaman materi jurnalistik pada Harian Serambi Indonesia (gelombang ke-2), diperkenalkan secara langsung proses cetak (koran dan cetak komersil lainnya) pada Harian Serambi Indonesia, Aceh Besar, Minggu, 8 Mei 2023.
Firdaus D, SE (Manajer Cetak Umum Harian Serambi Indonesia) memperkenalkan kepada mahasiswa mengikuti proses cetak dan produksi dengan sistem pengelolaan media yang terintegrasi di Newsroom dan Unit Percetakan Harian Serambi Indonesia. Selama di newsroom, mahasiswa dibahani untuk mengetahui seluk-beluk penerbitan koran (Serambi Indonesia, Prohaba dan cetak komersial lainnya), dan diperkenalkan juga portal online Serambinews.com, Radio Serambi FM, Serambi on TV, Kompas TV Aceh yang terintegrasi pada Harian Serambi Indonesia.
Firdaus juga mengharapkan kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mengambil mata kuliah jurnalistik supaya gigih, tidak cepat patah semangat. “Anda-anda ini adalah calon jurnalis (wartawan)”, ujar Firdaus. Menjadi jurnalis juga harus memiliki sifat amanah. Kenapa harus amanah, karena jurnalis itu akan menyampaikan informasi kepada publik yang didalamnya tidak boleh ada dusta, tidak boleh ada rekayasa, tidak boleh ada kabar bohong (hoaks).
Firdaus menyampaikan, menjadi jurnalis itu harus berwawasan luas, memiliki karakter baik, dan harus memiliki keingintahuan yang besar. Jurnalis itu orang yang sangat peduli atas sebuah peristiwa karena si jurnalis itu harus mengidentifikasi suatu peristiwa. Kemudian, diserap semua informasi atau peristiwa tersebut yang selanjutnya diolah, dan diedit kemudian diceritakan kepada orang lain baik secara tulisan melalui publikasi media maupun secara lisan.
Firdaus menjelaskan, menulis harus memiliki kemauan yang terus diasah dengan cara berlatih dan mendapat apresiasi. In depth news dan investigative news bentuk praktik jurnalitik tertinggi bagi jurnalis dalam konsep penulisan 3W dan 4B. Dalam mengikuti perkembangan jurnalistik saat ini dan ke depan, seorang penulis (jurnalis) dituntut mampu menjabarkan konsep penulisan 3W dan 4B dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat melalui publikasi media, sehingga masyarakat tidak hanya menerima informasi semata tetapi publik mampu mengambil manfaat dan bersikap atas informasi yang diterima.
Oleh karena itu, dalam tatanan dunia modern, praktik jurnalistik itu semakin menantang. Makin hari makin tinggi kualifikasi yang dibutuhkan. “Untuk itu, adik-adik mahasiswa ilmu komunikasi perlu membekali diri untuk menambah pengetahuan ekstra dari sekadar yang diajarkan di kampus,” kata Firdaus.
Dunia pers sekarang makin berkembang. Maka, teruslah belajar, perdalam ilmu jurnalistik di dalam maupun di luar kampus. “Karenanya, semua teori jurnalistik yang telah diajarkan di kampus oleh para dosen, hari ini kita duduk kembali mereview-nya apakah sudah sesuai atau tidak dengan kebutuhan dunia kerja. Jangan berkutat dengan teori saja”. (*)